Pembacaan Alkitab: Gal. 3:8
Kita telah melihat tiga persona penting:
Adam, Abraham, dan Musa. Sekarang kita tiba pada persona keempat, persona yang
penting – Yesus Kristus, yang menggenapi janji Allah kepada Abraham. Kristus
menggenapi janji ini menurut tuntutan keadilan hukum Taurat yang diberikan
melalui Musa. Dengan demikian, Dia membawa umat pilihan Allah keluar dari
kutuk. Karena itu, janji tersebut tidak saja menjadi sebuah perjanjian, juga
menjadi sebuah wasiat, pesan terakhir. Sebab setiap, hal yang dijanjikan telah
tergenapi. Tuntutan hukum Taurat telah terpenuhi, kutuk telah disingkirkan, dan
janji telah genap. Sekarang, di dalam keturunan Abraham yang unik ini, semua
bangsa yang terpecah belah dan terkutuk, telah menerima berkat. Hari ini
Kristus, tanah permai kita, adalah Roh yang almuhit untuk kenikmatan kita. Pada
Adam ada kutuk, pada Abraham ada janji, pada Musa ada hukum Taurat, dan pada
Kristus ada penggenapan janji. Sekarang kita, kaum beriman, yakni orang-orang
yang menjadi keluarga iman, menikmati wasiat baru. Kaum keluarga iman adalah
kaum gereja. Kita bukan orang-orang yang bekerja, melainkan orang-orang yang
mendengar. Sebagai anggota keluarga iman, kita mewarisi, berbagian, dan
mengalami Allah Tritunggal sebagai berkat kita karena mendengarkan tentang
iman. Demi mendengarkan tentang iman kita telah menjadi kaum iman, keluarga
iman. Semakin kita mendengar, iman kita semakin kuat, dan kapasitas kita untuk
menikmati berkat semakin besar.
Dalam penggenapan kehendak kekal Allah,
hukum Taurat hanya mempunyai kedudukan sementara. Hukum Taurat diberikan 430
tahun setelah Allah membuat janji dengan Abraham. Dengan kedatangan Kristus,
maka hukum Taurat telah digenapi dan telah diakhiri.
Iman tidak bertahan dengan hukum Taurat,
melainkan dengan anugerah (kasih karunia). Iman kita adalah refleksi anugerah
Kristus. Fungsi iman laksana sebuah kamera untuk memotret pemandangan khusus. Anugerah
Kristus adalah pemandangan, dan iman kita adalah kamera untuk memotretnya.
Jadi, iman kita menjadi refleksi anugerah Kristus. Dengan perkataan lain, iman
kita adalah refleksi kegenapan janji Allah.
Iman tidak ada sangkut pautnya dengan hukum
Taurat. Orang-orang Galatia telah keliru dalam hal memberikan kedudukan lagi
kepada hukum Taurat dan membiarkannya berlaku lagi. Hukum Taurat seharusnya
tidak ada dalam pemandangan lagi. Sebaliknya, kamera iman kita harus seluruhnya
berfokus pada anugerah. Kita tidak boleh mencoba memelihara hukum Taurat,
melainkan harus menggunakan iman untuk memotret pemandangan anugerah. Sekarang
di dalam iman kita sedang menikmati anugerah, yaitu Allah Tritunggal yang telah
melalui proses menjadi Roh pemberi-hayat almuhit bagi kenikmatan kita. Alangkah
ajaibnya! Kutuk telah disingkirkan, dan hukum Taurat telah dikesampingkan.
Sekarang kita memiliki penggenapan janji Allah yang unik yang telah menjadi
berkat semua orang beriman. Kita adalah Abraham-Abraham yang percaya, dan yang
sepenuhnya menikmati janji Allah. Jika kita nampak dan memahami hal ini, kita
akan menyadari betapa janji berlawanan dengan hukum Taurat. Hukum Taurat tidak
lagi memiliki kedudukan, posisi, atau tempat apa pun. Hukum Taurat telah
tersingkir. Puji Tuban, kamera iman kita sedang memotret pemandangan anugerah!
Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 1, Berita 18
No comments:
Post a Comment