Hitstat

16 June 2012

Galatia - Minggu 9 Sabtu


Pembacaan Alkitab: Gal. 3:8


Kita telah melihat tiga persona penting: Adam, Abraham, dan Musa. Sekarang kita tiba pada persona keempat, persona yang penting – Yesus Kristus, yang menggenapi janji Allah kepada Abraham. Kristus menggenapi janji ini menurut tuntutan keadilan hukum Taurat yang diberikan melalui Musa. Dengan demikian, Dia membawa umat pilihan Allah keluar dari kutuk. Karena itu, janji tersebut tidak saja menjadi sebuah perjanjian, juga menjadi sebuah wasiat, pesan terakhir. Sebab setiap, hal yang dijanjikan telah tergenapi. Tuntutan hukum Taurat telah terpenuhi, kutuk telah disingkirkan, dan janji telah genap. Sekarang, di dalam keturunan Abraham yang unik ini, semua bangsa yang terpecah belah dan terkutuk, telah menerima berkat. Hari ini Kristus, tanah permai kita, adalah Roh yang almuhit untuk kenikmatan kita. Pada Adam ada kutuk, pada Abraham ada janji, pada Musa ada hukum Taurat, dan pada Kristus ada penggenapan janji. Sekarang kita, kaum beriman, yakni orang-orang yang menjadi keluarga iman, menikmati wasiat baru. Kaum keluarga iman adalah kaum gereja. Kita bukan orang-orang yang bekerja, melainkan orang-orang yang mendengar. Sebagai anggota keluarga iman, kita mewarisi, berbagian, dan mengalami Allah Tritunggal sebagai berkat kita karena mendengarkan tentang iman. Demi mendengarkan tentang iman kita telah menjadi kaum iman, keluarga iman. Semakin kita mendengar, iman kita semakin kuat, dan kapasitas kita untuk menikmati berkat semakin besar.

Dalam penggenapan kehendak kekal Allah, hukum Taurat hanya mempunyai kedudukan sementara. Hukum Taurat diberikan 430 tahun setelah Allah membuat janji dengan Abraham. Dengan kedatangan Kristus, maka hukum Taurat telah digenapi dan telah diakhiri.

Iman tidak bertahan dengan hukum Taurat, melainkan dengan anugerah (kasih karunia). Iman kita adalah refleksi anugerah Kristus. Fungsi iman laksana sebuah kamera untuk memotret pemandangan khusus. Anugerah Kristus adalah pemandangan, dan iman kita adalah kamera untuk memotretnya. Jadi, iman kita menjadi refleksi anugerah Kristus. Dengan perkataan lain, iman kita adalah refleksi kegenapan janji Allah.

Iman tidak ada sangkut pautnya dengan hukum Taurat. Orang-orang Galatia telah keliru dalam hal memberikan kedudukan lagi kepada hukum Taurat dan membiarkannya berlaku lagi. Hukum Taurat seharusnya tidak ada dalam pemandangan lagi. Sebaliknya, kamera iman kita harus seluruhnya berfokus pada anugerah. Kita tidak boleh mencoba memelihara hukum Taurat, melainkan harus menggunakan iman untuk memotret pemandangan anugerah. Sekarang di dalam iman kita sedang menikmati anugerah, yaitu Allah Tritunggal yang telah melalui proses menjadi Roh pemberi-hayat almuhit bagi kenikmatan kita. Alangkah ajaibnya! Kutuk telah disingkirkan, dan hukum Taurat telah dikesampingkan. Sekarang kita memiliki penggenapan janji Allah yang unik yang telah menjadi berkat semua orang beriman. Kita adalah Abraham-Abraham yang percaya, dan yang sepenuhnya menikmati janji Allah. Jika kita nampak dan memahami hal ini, kita akan menyadari betapa janji berlawanan dengan hukum Taurat. Hukum Taurat tidak lagi memiliki kedudukan, posisi, atau tempat apa pun. Hukum Taurat telah tersingkir. Puji Tuban, kamera iman kita sedang memotret pemandangan anugerah!


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 1, Berita 18

No comments: