Hitstat

02 June 2012

Galatia - Minggu 7 Sabtu

Pembacaan Alkitab: Gal. 1:3

Iman tidak dijumpai dalam Perjanjian Lama, sebab iman datang bersama Yesus Kristus. Ketika Kristus datang anugerah datang, iman pun datang. Iman telah datang untuk menggantikan hukum Taurat. Karenanya, sebagai kaum beriman dalam Kristus, kita adalah para pendengar, bukan pekerja. Dalam sidang-sidang gereja kita berhimpun bersama untuk mendengarkan tentang iman. Mereka yang tidak menghadiri sidang akan kehilangan kesempatan untuk mendengarkan tentang iman. Jika kita terputus dari pendengaran, kita pun akan terputus dari suplai. 

Jangan berhenti bersidang karena Anda mengira Anda hanya akan mendengar hal yang sama berulang-ulang. Kita harus makan pagi setiap hari sekalipun mungkin kita hampir-hampir makan makanan yang sama setiap hari. Jika kita tidak memakannya karena makanan itu selalu sama, kita tidak akan menerima suplai makanan yang kita butuhkan. Seprinsip dengan itu, kita pun harus menghadiri sidang-sidang gereja untuk menerima suplai Allah. Kita dapat bersaksi; datang dengan tidak datang dalam sidang untuk mendengarkan tentang iman jauh sekali bedanya. Sekali demi sekali, kita mungkin mendengar tentang Kristus dan gereja, tentang kematian dan kebangkitan Kristus, dan tentang bagaimana Kristus telah melalui proses menjadi Roh pemberi-hayat. Namun, setiap kali kita mendengar hal-hal ini, kita akan menerima suplai dari Roh itu. Karenanya, sidang atau perhimpunan orang Kristen yang wajar adalah "sidang pendengaran", yakni suatu sidang untuk mendengarkan tentang iman. 

Orang-orang yang berbicara di dalam sidang juga harus menjadi pendengar, sebab mereka juga mendengar hal-hal yang mereka bicarakan itu. Orang-orang yang berbicara dalam gereja di antara kita dapat bersaksi, semakin kita berbicara, kita akan semakin mendengar. Seorang pembicara yang tepat pertama-tama berbicara kepada dirinya sendiri, kemudian baru kepada orang lain. Jika Anda tidak berbicara kepada diri sendiri lebih dulu, perkataan Anda tidak sejati. Kalau kita adalah pembicara sejati, kita harus menjadi orang pertama yang menikmati pembicaraan kita.

Sidang demi sidang kita berkumpul untuk mendengarkan tentang iman. Iman ini adalah apresiasi, penerimaan, dan penyambutan anugerah Allah. Melalui imanlah kita bersatu dengan anugerah Allah, dan kita mengambil bagian serta menikmati anugerah Allah. Seperti yang telah kita tunjukkan berulang-ulang, anugerah adalah Allah Tritunggal yang telah melalui proses menjadi kenikmatan dan segala sesuatu kita. 

Menurut wahyu dalam Kitab Galatia, ekonomi Perjanjian Baru Allah bukan menghendaki kita berupaya memelihara hukum Taurat di dalam daging. Dalam hal ini para penganut agama Yahudi telah gagal sama sekali. Tidak ada seorang Kristen sejati di dalam Kristus yang boleh diselewengkan oleh kebodohan semacam itu. Dalam ekonomi Perjanjian Baru-Nya, Allah ingin menjadikan kita pendengar iman. Iman ini merupakan refleksi Allah Tritunggal yang telah melalui proses menjadi anugerah kita yang almuhit. Allah mendambakan kita menjadi orang-orang yang terus-menerus mendengarkan tentang iman yang merefleksikan anugerah-Nya. Anugerah tidak lain adalah Allah Tritunggal - Bapa, Putra, dan Roh itu - menjadi hayat kita dan segala sesuatu kita, sehingga kita boleh menikmati Dia secara penuh. Melalui kenikmatan inilah kita menjadi satu dengan Dia. Kita menjadi satu satuan yang universal dan kekal untuk mengekspresikan sifat ilahi-Nya yang ajaib. Inilah wahyu yang tercantum dalam lubuk Kitab Galatia ini. 


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 1, Berita 14