Pembacaan Alkitab: Gal. 4:4-7
Dalam 4:4 kita melihat Allah mengutus
Putra-Nya ketika kegenapan waktunya telah tiba. Kristus datang tepat pada
saatnya. Lebih dini akan terlalu cepat, lebih lambat akan terlambat. Kedatangan
Kristus tepat pada waktunya. Ini dapat diilustrasikan dengan memetik buah yang
matang dari pohonnya. Jika buahnya dipetik agak dini, belum ma-tang, tetapi
jika dipetik lambat, terlalu matang. Kristus datang pada waktu yang telah
ditetapkan. Karena alasan inilah maka kedatangan-Nya penuh dengan makna.
Dalam ayat 4 dan 6 ada dua macam
pengutusan. Dalam ayat 4 Paulus mengatakan Allah mengutus PutraNya, dan dalam
ayat 6 Allah mengutus Roh Putra-Nya. Berdasarkan janji dalam Kejadian 3:15,
Kristus datang di bawah hukum Taurat sebagai keturunan perempuan untuk menebus
orang-orang yang berada di bawah hukum Taurat, agar mereka boleh menerima hak
keputraan. Sasaran penebusan Kristus bukan surga, seperti yang dipercayai
kebanyakan orang Kristen, melainkan keputraan. Kristus menebus kita supaya kita
boleh menerima hak keputraan Allah. Melalui penebusan-Nya, Ia telah membukakan
jalan bagi kita untuk memiliki keputraan. Akan tetapi, jika Roh itu tidak
datang, keputraan kita akan menjadi hampa. Keputraan itu akan hanya dalam
posisi atau bentuk, bukan dalam realitasnya. Realitas keputraan yang tergantung
pada hayat dan kedewasaan ini datangnya hanya melalui Roh itu. Karena itu, ayat
6 mendeklarasikan bahwa Allah telah mengutus Roh Putra-Nya ke dalam hati kita.
Dalam ayat 6 Paulus mengatakan bahwa Allah
mengutus Roh Putra-Nya ke dalam hati kita. Sebenarnya, Roh Allah masuk ke
dalam, roh kita pada saat kita dilahirkan kembali (Yoh. 3:6; Rm. 8:16). Karena
roh kita tersembunyi dalam hati kita (I Ptr. 3:4), dan karena perkataan di sini
mengacu kepada masalah yang berhubungan dengan perasaan dan pengertian kita,
yang keduanya berada dalam hati kita, maka ayat 6 ini mengatakan bahwa Roh
Putra Allah diutus ke dalam hati kita.
Roma 8:15 adalah satu ayat yang sejajar
dengan Galatia 4:6. Roma 8:15 mengatakan bahwa kita yang telah menerima roh
keputraan berseru di dalam roh ini, "Ya Abba, ya Bapa!" sedang
Galatia 4:6 mengatakan bahwa Roh Putra Allah berseru dalam hati kita, "Ya
Abba, ya Bapa!" Ini menunjukkan bahwa roh kita yang dilahirkan kembali
berbaur menjadi satu dengan Roh Allah, dan roh kita berada dalam hati kita. Ini
juga menunjukkan bahwa keputraan Allah dapat terealitaskan oleh kita melalui
pengalaman subyektif kita dalam lubuk batin kita. Dalam ayat ini, Paulus
menyinggung pengalaman kaum beriman Galatia untuk mendukung wahyunya.
Pembahasan ini sangat meyakinkan dan menaklukkan, karena ini tidak hanya berisi
doktrin obyektif, tetapi juga fakta subyektif, yang dapat dialami.
Ketika kita berseru kepada Tuhan dari dalam
roh kita melalui hati kita, maka perasaan batin yang kita rasakan terutama
adalah di dalam hati, bukan di dalam roh. Ini menyiratkan jika kita ingin
benar-benar rohani, kita perlu emosi yang wajar. Saudara Watchman Nee pernah
berkata bahwa orang yang tidak bisa tertawa atau menangis tidak dapat menjadi
orang yang benar rohani. Kita bukan pa-tung-patung yang mati rasa, kita adalah
umat manusia yang berperasaan. Karena itu, semakin kita menyeru, "ya Abba,
ya Bapa" di dalam roh, dalam hati kita akan semakin merasa manis dan
mesra.
Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 1, Berita 22