Doa baca: “Karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan.” (Flp. 1:21)
Bukan Lagi Aku
Melainkan Kristus
Bagaimana kita bisa
digantikan oleh Kristus? Kita bisa digantikan oleh Dia hanya melalui kematian
dan kebangkitan-Nya. Tanpa melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Kristus tidak
bisa menggantikan kita. Juga, tidak mungkin kita digantikan oleh Dia.
Penggantian ini dapat dilaksanakan hanya melalui kematian dan kebangkitan
Kristus. Allah tidak ingin aku dalam apa adanya aku. Aku mengaminkan fakta
bahwa Allah hanya menginginkan Kristus.
Allah tidak ingin apa adanya
kita di dalam diri kita sendiri. Dia tidak menginginkan daging kita, juga tidak
menginginkan hati kita dalam kebobrokannya. Allah hanya ingin Kristus, karena
Kristus adalah pengganti yang almuhit, yang unik.
Sebagai Orang yang
menggantikan kita, Kristus telah disalibkan. Di kayu salib Dia menempuh
kematian yang almuhit, kematian yang mencakup kita dan mengakhiri kita. Setelah
menempuh kematian yang demikian, Kristus dibangkitkan. Sekarang dalam
kebangkitan Dia adalah Roh pemberi-hayat sebagai realitas hayat kita. Ketika
kita menerapkan kematian-Nya sebagai pengakhiran kita, Roh itu memiliki tumpuan
yang penuh untuk menjadikan Kristus riil bagi kita. Kemudian kita menikmati
penggantian yang riil. Hasilnya, kita dapat mengumumkan bahwa kita telah
disalibkan dengan Kristus dan bukan lagi kita sendiri yang hidup, melainkan
Kristus yang hidup di dalam kita.
Kita bahkan dapat berkata
bersama Paulus, “Bagiku hidup adalah
Kristus” (Flp. 1:21). Dalam segala sesuatu, baik hidup maupun mati, kita
memperhidupkan Kristus dan memperbesar Dia (Flp. 1:20). Untuk menafsirkan
ayat-ayat dari Markus 8—9, kita memerlukan keempat belas Surat Kiriman yang
ditulis oleh Paulus. Dengan bantuan surat-surat kiriman ini, kita dapat melihat
gambaran delapan setengah pasal pertama dari Injil Markus. Puji Tuhan bagi
butir yang paling penting dalam Injil Markus ini, di sini kita mendapatkan
wahyu Kristus serta kematian dan kebangkitan-Nya.
Sumber: Pelajaran-Hayat
Markus, Buku 2,
Berita 26
No comments:
Post a Comment