Pembacaan Alkitab: Luk. 24:26; Kis. 2:24
Doa baca: “Tetapi Allah membangkitkan Dia setelah melepaskan Dia
dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut itu.”
(Kis. 2:24)
Makna
Objektif dari Kebangkitan
Kebangkitan Manusia-Penyelamat memiliki dua aspek.
Aspek objektif dan aspek subjektif. Dalam berita minggu ini, kita akan melihat
aspek objektif dari kebangkitan Manusia-Penyelamat.
Kebangkitan yang dilalui oleh Manusia-Penyelamat
bukanlah suatu hal yang dangkal. Kita perlu melihat bahwa kebangkitan
Manusia-Penyelamat merupakan sebuah penegasan dan pengakuan Allah terhadap
Manusia-Penyelamat (persona-Nya) dan terhadap pekerjaan penebusan-Nya yang
almuhit (yang Ia kerjakan). Persona seseorang adalah hakiki (apa adanya) orang
tersebut dan pekerjaan seseorang mengacu kepada apa yang dilakukan oleh orang tersebut.
Di mana pun orang berada, kritik seseorang kepada orang lain selalu adalah
mengenai persona orang tersebut, atau orang tersebut.
Selama Manusia-Penyelamat berada di atas bumi,
Manusia-Penyelamat mendapat banyak kritik dari pemimpin Yahudi. Kritik ini
adalah mengenai persona dan pekerjaan-Nya. Dalam persona-Nya,
Manusia-Penyelamat ini direndahkan. Dalam pekerjaan-Nya, Manusia-Penyelamat ini
dianggap sebagai penghujatan terhadap Allah. Bahkan penolakan mereka sampai
pada menghukum Dia di atas kayu salib.
Namun penolakan manusia ini tidak sama dengan dengan
sikap Allah. Meskipun manusia menolak Manusia-Penyelamat, tetapi Allah tidak
demikian. Allah menegaskan di hadapan manusia bahwa persona Manusia-Penyelamat
ini diterima oleh Allah. Allah menegaskan bahwa pekerjaan Manusia-Penyelamat
diterima oleh Allah. Kebangkitan Manusia-Penyelamat merupakan konfirmasi dari
Allah sebagai Hakim yang Mahatinggi, menegaskan bahwa Persona
Manusia-Penyelamat dan pekerjaan Manusia-Penyelamat berasal dari Allah dan bukan
dari manusia. Betapa bermaknanya Allah membangkitkan Manusia-Penyelamat.
Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 3, Berita 70
No comments:
Post a Comment