Hitstat

01 October 2019

Lukas - Minggu 34 Selasa


Pembacaan Alkitab: Luk. 15:14-19; 21
Doa baca: “Kata anak itu kepadanya, ‘Bapa, aku telah berdosa terhadap surga dan terhadap Bapa, aku tidak layak lagi disebut anak Bapa.’" (Luk. 15:21)


Allah Sebagai Harta Milik Kita


Di dalam yobel, terdapat dua berkat utama yaitu kembali kepada harta milik yang telah kita tinggalkan dan kedua, kita dibebaskan dari perbudakan dan kembali kepada keluarganya. Seperti anak yang hilang ketika kembali ke rumah bapanya, ia mendapatkan warisannya kembali dan kembali kepada keluarganya. Saat anak hilang itu kembali, selain diberi jubah, cincin, dan sepatu, juga ada lembu tambun yang disembelih untuk memuaskan rasa lapar anak yang hilang itu. Lembu tambun ini melambangkan Kristus sebagai suplai hayat yang mengenyangkan rasa lapar kita.

Orang yang sungguh-sungguh mengalami yobel adalah mereka yang dikenyangkan oleh Tuhan Yesus. Tidak ada seorang pun yang dapat berada di dalam yobel dengan perut yang kosong. Sebenarnya Tuhan ingin menjadi harta milik manusia. Jika di dalam alam materi, harta milik yang dibutuhkan seseorang adalah tanah untuk menghasilkan makanan, dan juga memiliki sebuah rumah untuk tempat tinggal kita. Ini adalah kebutuhan manusia yang paling mendasar. Mungkin seseorang masih dapat bertahan hidup ketika tidak memiliki sandang dan transportasi yang memadai, tetapi ketika tidak memiliki papan dan pangan. Dalam tahun yobel, pehatiannya bukanlah pada pakaian dan transportasi, melainkan pada makanan dan rumah. Dalam hal rohani, tanah kita adalah Allah sendiri, dan rumah kita juga adalah Allah. Seperti ketika Allah memberikan tanah permai kepada bangsa Israel untuk digarap dan menghasilkan makanan, demikian juga tanah permai ini melambangkan Allah dalam Kristus menjadi suplai bagi makanan kita.

Mazmur 90:1 dan Mazmur 16:5 mengatakan bahwa Allah adalah tanah dan tempat tinggal manusia. Untuk itu setiap hari kita perlu datang kepada firman Tuhan untuk menikmati Dia di dalam firman. Semakin banyak kita berdoa dan menikmati firman, maka kita akan semakin mendapatkan Tuhan sebagai kepuasan dan perhentian kita, kita akan memiliki damai sejahtera yang berasal dari Kristus.


Sumber: Pelajaran-Hayat Lukas, Buku 3, Berita 66

No comments: