Pembacaan
Alkitab: Yoh. 2:12-22
Doa
baca:
“Lalu teringatlah murid-murid-Nya bahwa ada tertulis: ‘Cinta untuk rumah-Mu
akan menghanguskan Aku.’” (Yoh. 2:17)
Penyucian bagi Pembangunan
Kitab Yohanes ditulis dengan
sangat indah. Hal ini kita lihat dari Yohanes pasal 2 yang mencatat dua
peristiwa yang memperlihatkan prinsip dan tujuan hayat. Ia menulis
penanggulangan bait Allah setelah mengubah maut menjadi hayat. Ini menjelaskan
hayat adalah bagi pembangunan Allah. Sasaran dan tujuan hayat, adalah membangun
rumah Allah.
Penyucian bait Allah
dilakukan Tuhan Yesus dekat hari raya Paskah orang Yahudi. Hari raya Paskah
adalah lambang peringatan kita terhadap Tuhan (1 Kor. 11:24-25) dan kita ini
adalah bait Allah (1 Kor 3:16). Bisa jadi ketika kita menghampiri meja Tuhan
untuk memperingati Dia kita sedang dipenuhi oleh hal-hal duniawi. Karena itu,
kita juga memerlukan penyucian agar kita bisa menjadi bait Allah yang tepat.
Proses penyucian bait Allah
yang Tuhan lakukan sangat unik. Yohanes 2:6 mengatakan “Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka.” Tali ini dalam
terjemahan lain, merupakan tali dari rumput gelagah, rumput yang tak berharga
dan biasa saja. Inilah cara Tuhan menyucikan kita. Ia menyucikan kita memakai
benda-benda umum, benda-benda yang ada di sekitar kita, yang sangat dekat
dengan kita. Bisa jadi, “rumput gelagah” ini adalah istri kita, atau anak kita.
Allah menggunakan “cambukan” untuk membersihkan kita.
Selanjutnya Yohanes 2:17
mengatakan, “…Cinta (gairah) untuk
rumah-Mu akan menghanguskan Aku.” Di dalam Tuhan Yesus terdapat kegairahan
akan rumah Bapa. Rumah Bapa adalah kerinduan hati-Nya. Ketika Dia melihat
keadaan yang bejat di dalam bait, Dia tidak tahan lagi untuk membersihkanya
dengan cambuk. Hati-Nya murni dan polos untuk Bapa. Hari ini, Iblis selalu
berusaha mencemari dan mengotori hidup gereja dengan banyak hal yang berdosa
dan duniawi. Namun, Puji Tuhan! Ia datang untuk menyucikan kita. Karena itu, kita
boleh mengucap syukur atas cambuk Tuhan yang menyucikan kita.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 1, Berita 7
No comments:
Post a Comment