Pembacaan Alkitab: Yoh. 4:1-42
Doa baca: “Kata Yesus kepada mereka,
‘Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan
pekerjaan-Nya.’” (Yoh. 4:34)
Keperluan
Tuhan
Ketika membaca Yohanes 4,
kita perlu mencurahkan perhatian pada ayat keempat, “Tetapi Ia harus melintasi daerah Samaria.” Kata “harus” pada ayat
ini menunjukkan pada kita bahwa perempuan Samaria ini pasti telah dipilih dan
ditentukan oleh Allah Bapa dalam kekekalan yang lampau (Rm. 8:29) untuk
diberikan kepada Tuhan Yesus (Yoh. 6:39). Apa yang Bapa berikan menjadi beban
Tuhan untuk menuju ke Samaria guna melaksanakan kehendak Bapa. Ia datang ke
Samaria untuk mencari seorang perempuan Samaria dan menjadikannya penyembah
Bapa.
Yohanes 4:6 mengatakan
bahwa, “Di situ terdapat sumur Yakub.
Yesus sangat letih karena perjalanan, sebab itu Ia duduk di pinggir sumur itu.
Hari kira-kira pukul dua belas.” Ia terlebih dahulu tiba di sumur
mendahului perempuan yang jatuh dan amoral itu. Tuhan sungguh berdaulat dan
berhikmat. Ia menentukan agar murid-murid-Nya pergi membeli makanan supaya Ia
bisa menunggu kedatangan perempuan itu di tempat yang terbuka pada tengah hari.
Hal ini menandakan bahwa Tuhanlah yang terlebih dahulu datang untuk
menyelamatkan manusia. Ia sudah menanti kita untuk berjumpa dengan kita.
Tuhan Yesus merasa haus ketika
Ia menantikan orang dosa datang. Kita bisa melihat bahwa dalam peristiwa ini,
kita berhadapan dengan seorang Juruselamat yang haus dan seorang dosa yang
haus. Kehausan kita melambangkan kehausan akan Juruselamat. Juruselamat sedang
haus terhadap kita. Bagi-Nya, kita adalah air pelerai kehausan-Nya. Tuhan
benar-benar memerlukan kita, dan tanpa kita, Ia mustahil untuk dipuaskan. Saat
itu, Ia lapar dan haus. Namun ketika murid-murid-Nya datang, Ia merespon dengan
berkata, “Pada-Ku ada makanan yang tidak
kamu kenal” (Yoh. 4:32). Melakukan kehendak Allah dan memuaskan orang dosa
adalah makanan Juruselamat. Kapan saja kita memerlukan sesuatu, sebenarnya
Tuhan juga sedang memerlukan hal yang sama.
Sumber: Pelajaran-Hayat Yohanes, Buku 1, Berita 11
No comments:
Post a Comment