Pembacaan Alkitab: Kis. 2:1-13
Kidung #226
Hari Pentakosta
Doa baca: “Ketika tiba hari
Pentakosta, mereka semua berkumpul di satu tempat.” (Kis. 2:1)
Hal pertama yang terjadi dalam perkembangbiakan ini adalah pencurahan Roh
Kudus. Pencurahan ini adalah baptisan Roh Kudus yang dilaksanakan oleh Kepala
surgawi ke atas Tubuh-Nya. Mengenai baptisan Roh Kudus kita perlu kembali
kepada firman yang murni, mengesampingkan ajaran-ajaran yang lain, dan
memperhatikan wahyu di dalam firman kudus Allah.
Kisah Para Rasul 2:1 mengatakan, ”Ketika tiba hari Pentakosta, mereka
semua berkumpul di satu tempat.” Kata ”Pentakosta” berarti kelima puluh. Inilah
hari kelima puluh setelah kebangkitan Tuhan, dihitung mulai dari hari kedua,
setelah hari raya Paskah saat Tuhan disalibkan, dengan tujuh minggu di
tengahnya. Ini adalah penggenapan hari raya Tujuh Minggu (Ul. 16:10), yang juga
disebut hari raya Menuai (Kel. 23:16), dihitung mulai dari hari persembahan
seberkas tuaian yang pertama, yang matang lebih dulu sampai pada hari setelah
Sabat yang ketujuh (Im. 23). Berkas tuaian pertama yang dipersembahkan kepada
Allah melambangkan Kristus yang bangkit dipersembahkan kepada Allah pada hari
kebangkitan-Nya, yaitu sehari setelah hari Sabat (Yoh 20:1). Sejak hari itu
sampai hari Pentakosta tepat lima puluh hari.
Hari raya Menuai melambangkan kenikmatan atas hasil berlimpah yang
dibawakan oleh Kristus yang bangkit. Hasil berlimpah ini adalah Roh almuhit
dari Allah Tritunggal yang telah melalui proses, yaitu berkat Injil yang Ia
berikan kepada umat pilihan-Nya (Gal. 3:14) supaya mereka bisa menikmati
Kristus yang almuhit (perwujudan Allah Tritunggal) sebagai tanah permai mereka.
Ini menandakan dengan menerima Roh yang limpah lengkap pada hari Pentakosta,
orang-orang beriman bukan hanya telah memasuki tanah permai, tetapi juga telah
berbagian dalam kekayaan berlimpah dari Kristus yang almuhit (Ef. 3:8) di dalam
kebangkitan dan kenaikan-Nya, sebagai bagian penuh dari Allah dalam ekonomi
Perjanjian Baru-Nya.
Sumber: Pelajaran-Hayat
Kisah
Para Rasul, Buku 1, Berita 6
No comments:
Post a Comment