Allah Abraham, Ishak, dan Yakub Memuliakan Yesus
Kisah Para Rasul 3:13
Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus berpendapat, bahwa Ia harus dilepaskan
Ayat Bacaan: Kis. 3:11-18; Mat. 22:31-32; Luk. 24:16; Ef. 1:20-22
Ketika semua orang itu sangat heran, terhadap Petrus, Yohanes, dan orang lumpuh itu, Petrus berkata kepada mereka “Hai orang Israel, mengapa kamu heran tentang kejadian itu dan mengapa kamu menatap kami seolah-olah kami membuat orang ini berjalan karena kuasa atau kesalehan kami sendiri? Allah Abraham, Ishak dan Yakub, Allah nenek moyang kita telah memuliakan Hamba-Nya, yaitu Yesus yang kamu serahkan dan tolak di depan Pilatus, walaupun Pilatus memutuskan untuk melepaskan Dia” (ay. 12-13). Mengapa dalam ayat 13 Petrus membicarakan Allah sebagai Allah Abraham, Ishak, dan Yakub? Mengapa ia tidak membicarakan Allah saja? Gelar ini mengacu kepada Allah Tritunggal, Yehova, AKU ADALAH yang agung (Kel. 3:14-15). Menurut perkataan Tuhan dalam Matius 22:31-32, gelar ilahi ini menyiratkan kebangkitan. Petrus menyebut Allah sebagai Allah Abraham, Ishak, dan Yakub, karena sebutan ini menunjukkan bahwa Dia adalah Allah kebangkitan. Melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Putra dimuliakan dan di dalam pemuliaan Putra, Bapa juga dimuliakan. Dalam kematian dan kebangkitan-Nya, Dia menghasilkan banyak buah. Dia menghasilkan murid-murid-Nya menjadi saudara-saudara-Nya untuk mengekspresikan dan memuliakan Bapa.
Hari ini Dia memilih dan menetapkan kita untuk diutus pergi dan menghasilkan buah. Akan tetapi, menghasilkan buah memerlukan proses kematian dan kebangkitan. Tuhan Yesus telah melalui proses ini; Dia telah membuka jalan ini. Hari ini kita harus mengikuti Dia dengan meletakkan diri kita pada kematian. Kita tidak dapat melaksanakan imamat Injil Perjanjian Baru dengan cara alamiah; sebaliknya kita harus melewati proses kematian dan kebangkitan. Ketika kita mendengar tentang menginjil mengetuk pintu, kita mungkin mengira hal ini mudah, biasa, dan setiap orang dapat melakukannya. Akan tetapi, bila kita terus-menerus pergi mengunjungi orang setiap minggu, pada akhirnya kita akan melalui kematian dan berbuah. Demikianlah, Tuhan berkata, “Dalam hal inilah Bapa-Ku dimuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak” (Yoh.15:8). Marilah kita berjerih lelah dengan tekun dan sabar sampai menghasilkan buah tetap.
No comments:
Post a Comment