Hitstat

04 January 2010

Kisah Para Rasul Volume 2 - Minggu 3 Selasa

Yang Kudus dan Yang Benar
Kisah Para Rasul 3:14
Tetapi kamu telah menolak Yang Kudus dan Benar, serta menghendaki seorang pembunuh sebagai hadiahmu

Ayat Bacaan: Kis. 3:11-18; Yoh. 2:14-16; Yoh. 6:38

Petrus berkata kepada orang-orang, bahwa Tuhan adalah Yang Kudus dan Benar (Kis. 3:14). Dalam ayat ini “kudus” menunjukkan bahwa Yesus orang Nazaret, Dia yang dihina oleh para pemimpin Yahudi, adalah mutlak bagi Allah dan dipisahkan kepada-Nya. Selain itu, Dia mutlak bersatu dengan Allah. Menurut makna kata “kudus” dalam Alkitab, “kudus” berarti orang yang mutlak kepada Allah, yang mutlak bagi Allah, dan yang mutlak menjadi satu dengan Allah. Dalam seluruh sejarah manusia hanya Tuhan Yesus yang kudus. Tidak pernah ada satu hal pun yang menunjukkan Tuhan Yesus tidak mutlak bagi Allah dan tidak menjadi satu dengan Allah. Karena itu, Dia disebut Yang Kudus. Dia sendiri layak mendapat gelar “Yang Kudus”.
Tuhan Yesus bukan hanya “Yang Kudus” melainkan juga “Yang Benar”. Benar adalah benar terhadap Allah, terhadap setiap orang, dan terhadap segala sesuatu. Hanya Tuhan Yesus yang dapat disebut “Yang Benar”, karena hanya Dia yang benar terhadap Allah, terhadap setiap orang, dan terhadap segala sesuatu. Sebagai Yang Benar, Tuhan Yesus tidak pernah salah terhadap Allah, terhadap setiap orang, atau terhadap segala sesuatu. Lihatlah sewaktu Dia membersihkan bait dalam Yohanes 2:14-16. Tuhan Yesus memang benar dalam melakukan hal ini. Tuhan melihat situasi yang penuh dosa itu, dan Dia marah. Tetapi, sebagai Yang Benar, Tuhan membersihkan Bait Allah dengan cara yang benar. Dia tidak pernah salah, karena Dia selalu Yang Benar.
Di dalam diri kita sendiri, kita tidak benar terhadap Allah, terhadap orang lain, atau bahkan terhadap segala sesuatu. Misalnya, sewaktu kita marah, kita mungkin menendang pintu atau memukul kursi. Ini berarti kita tidak benar terhadap pintu atau kursi. Karena itu, kita tidak dapat disebut “orang benar”. Tetapi misalnya seorang suami tidak senang dengan istrinya dan menyulitkan istrinya. Jika saudari itu berseru kepada nama Tuhan Yesus, ia akan mendapatkan Dia sebagai kebenaran juga sebagai pengudusan. Ia akan mengalami Tuhan yang menguduskannya dari dalam. Pergerakan Tuhan yang di batin ini akan menjaganya dari marah-marah terhadap suaminya. Jika tidak, mungkin ia akan tersinggung dan mulai berdebat dengan suaminya.

No comments: