Hitstat

03 November 2006

Kejadian Volume 8 - Minggu 1 Jumat

Masalah Kedudukan yang Tepat (1)
Kejadian 25:11
“Setelah Abraham mati, Allah memberkati Ishak, anaknya itu; dan Ishak diam dekat sumur Lahai-Roi.”

Sumur menunjukkan kenikmatan dan kepuasan. Sepanjang hidup Ishak, tidak pernah menderita dahaga. Ke mana saja ia pergi, salah atau benar, selalu ada sumur. Hidupnya ditandai oleh sumur. Kita mungkin beranggapan bahwa kita telah melakukan suatu kesalahan, Allah pasti akan meninggalkan kita dan kita akan segera kehilangan berkat Allah. Anggapan ini keliru. Ketahuilah, walaupun kita telah melakukan suatu kesalahan, kita tetap adalah anak-anak Bapa, dan Ia tidak akan membuang kita. Di dalam keluarga, mungkin kita anak yang paling nakal, tetapi setiap hari kita masih bisa terus menikmati suplai ayah kita. Demikian pula, suplai dari Allah Bapa adalah bagian kita.
Walau kenikmatan ini memang takdir kita, bukan berarti bahwa kita boleh pergi ke mana saja kita sukai. Janganlah berpikir demikian. Kita dapat memiliki sumur untuk kenikmatan kita, tetapi kita akan kehilangan penampakkan Allah dan tidak mungkin menggenapkan kehendak Allah yang kekal. Maksud tujuan Allah tidak akan dapat digenapi di Lahai-Roi, Esek, Sitna atau bahkan di Rehobot, tetapi hanya dapat tercapai di Bersyeba, yaitu di dalam suatu kehidupan gereja yang tepat, yang normal. Kita harus tinggal tetap di sana. Demikianlah kita akan mengalami penampakkan Allah dan mempunyai kedudukan untuk mewarisi janji-janji sehingga mencapai maksud tujuan Allah yang kekal. Bisa saja di lain tempat kita memiliki sumur, bahkan kenikmatan “sumur air hidup” (Kej. 26:19), tetapi itu tidak dapat menggenapkan maksud tujuan Allah yang kekal. Maksud tujuan-Nya hanya dapat digenapkan di dalam kehidupan gereja yang tepat.

Masalah Kedudukan yang Tepat (2)
Kej. 26:24-25

Di Bersyeba, setelah Allah menampakkan diri, Ishak lalu membangun sebuah mezbah dan memanggil nama Tuhan, memasang kemah di situ (Kej. 26:24-25). Ishak tidak mendirikan mezbah di tempat lain yang mana saja. Penampakkan Allah serta janji dan kesaksian-Nya semuanya di Bersyeba. Hanya di tempat inilah Ishak menerima janji penggenapan maksud tujuan kekal Allah. Ia tidak menerimanya di Beer-Lahai-Roi, tempat Sang hidup kekal yang memelihara dan mewahyukan diri-Nya; atau di Esek, sumur pertengkaran; atau di Sitna sumur permusuhan; ataukah bahkan di Rehobot, sumur tempat yang lebar. Walaupun Ishak mempunyai kenikmatan di mana-mana, namun ia hanya mengalami penampakkan Allah (yang berbeda dengan sekadar kunjungan Allah) di Bersyeba. Hanya di Bersyeba, satu-satunya tempat ia dapat mewarisi janji dan mempunyai suatu kehidupan kesaksian guna menggenapi maksud tujuan Allah. Hanya di Bersyeba, sumur sumpah, kita dapat mengalami penampakan Allah, mewarisi janji, mendirikan mezbah, menyeru nama Tuhan, dan membangun kemah di sana sebagai suatu kesaksian. Di sini dan hanya di sini kita dapat menggenapkan maksud tujuan kekal Allah.
Kenikmatan yang kita peroleh di setiap tempat itu disebabkan oleh takdir kita, bukan pembenaran akan kedudukan kita. Kedudukan kita hanya dapat ditentukan oleh penampakan Allah, bukan hanya oleh kenikmatan. Di tiap tempat Ishak selalu mempunyai kenikmatan dan sebuah sumur, namun Allah tidak puas. Melalui keadaan sekeliling Allah memaksa Ishak kembali ke Bersyeba. Allah seolah-olah berkata, “Ishak, engkau telah menetap dengan nyaman, tetapi engkau tidak menetap di tempat yang benar, Aku akan membangkitkan perselisihan agar memaksa kau kembali ke Bersyeba. Ishak telah menuju ke bawah, tetapi Allah memakai situasi sekeliling memaksa dia kembali naik dari Beer-Lahai-Roi ke Bersyeba. Ishak tidak berniat kembali, Allah yang memaksa dia kembali ke tempatnya.
Di banyak tempat kita mungkin mempunyai kenikmatan, tetapi ketika kita di sana, kita mempunyai rasa yang dalam bahwa kita telah kehilangan penampakan Allah. Lagi pula di tempat-tempat itu kita tidak memiliki sebuah mezbah atau kemah dan kita pun tidak menyeru nama Tuhan dari dalam lubuk batin kita. Mungkin kita mempunyai sedikit kenikmatan di mana-mana, tetapi hanya di dalam kehidupan gereja yang wajar, kita dapat menggenapkan maksud tujuan Allah. Kiranya kita semua mendambakan suatu kehidupan gereja yang tepat di mana kita dapat berbagian dalam menggenapkan tujuan kekal Allah.

Penerapan:
Semua berkat Allah yang kita terima bukanlah untuk keuntungan diri sendiri, melainkan untuk pembangunan gereja sebagai kesaksian Allah. Seberapa penting kedudukan gereja dalam pandangan kita? Yang pasti Allah hanya bisa menggenapkan tujuan kekal-Nya melalui gereja-Nya. Pertanyaannya: Sudahkah kita menempuh kehidupan gereja yang normal?

Pokok Doa:
Tuhan Yesus,terangi aku agar aku tahu di mana kedudukanku saat ini. Bila aku berada pada kedudukan yang kurang tepat, tuntunlah aku ke tempat yang benar, yakni kehidupan gereja yang Engkau perkenan di mana Engkau akan menggenapkan tujuan kekal-Mu

No comments: