Hitstat

04 November 2006

Kejadian Volume 8 - Minggu 1 Sabtu

Berdoa Menurut Keperluan
Kejadian 25:21
“Berdoalah Ishak kepada TUHAN untuk isterinya, sebab isterinya itu mandul; TUHAN mengabulkan doanya, sehingga Ribka, isterinya itu, mengandung.”

Setelah dua puluh tahun tidak mempunyai anak, Ishak kemudian beroleh dua putra kembar (Kej. 25:20-21, 26b). Bukankah Allah berkata dalam janji-Nya bahwa Ishak satu-satunya keturunan Abraham, akan mendatangkan berkat bagi seluruh bangsa di bumi? Andaikan Ishak tidak mempunyai anak, bagaimanakah janji ini dapat digenapkan? Dan bila janji ini tidak terkabul, bagaimana mungkin maksud tujuan Allah tercapai? Jadi, bukan hanya Ishak yang perlu melahirkan anak, tetapi juga Allah membutuhkan seorang keturunan dari Ishak. Karena Ishak tidak menyadari ini, sehingga dua puluh tahun lamanya Allah tidak berbuat apa-apa. Allah menghadapi satu kebutuhan dan ingin melakukan sesuatu untuk ini, tetapi Ia memerlukan kerja sama dari pihak manusia. Selama dua puluh tahun Ishak hanya tahu menikmati tanpa mempedulikan perlunya seorang anak. Baru setelah dua puluh tahun, ia menyadari bahwa ia mempunyai kebutuhan itu, dan kebutuhannya itu menyangkut kebutuhan Allah. Begitu ia menyadari ini kemudian ia berdoa dan Allah mengabulkan doanya.
Doa yang dipanjatkan menurut keperluan kita pasti didengar oleh Allah. Sesungguhnya Allah menjawab doa kita guna menggenapkan maksud tujuan-Nya. Kebutuhan kita harus merupakan kebutuhan Allah dan doa bagi kebutuhan kita haruslah juga merupakan doa bagi kebutuhan Allah. Bila kebutuhan kita berkaitan dengan kebutuhan Allah, kemudian kita berdoa, Allah pasti meluluskan doa kita. Sesungguhnya Allah menjawab doa kita itu terutama untuk menggenapkan maksud tujuan-Nya.

Bekerjasama dengan Allah melalui Doa
Yes. 62:6

Bila kebutuhan kita berkaitan dengan kebutuhan Allah, dan demikian kita mendoakan kebutuhan kita, pasti kebutuhan Allah akan tercapai. Ketika Ishak berdoa mohon seorang anak, keperluan siapakah yang lebih besar, Ishak ataukah Allah? Tentu saja kebutuhan Allah lebih besar. Tetapi kebutuhan Allah yang lebih besar itu hanya dapat digenapi melalui kebutuhan Ishak yang lebih kecil itu. Kecuali manusia menyadari dan memahami kebutuhannya serta berdoa untuk kebutuhannya barulah Allah menjumpai jalan masuk untuk menggenapi kebutuhan-Nya. Allah mempunyai suatu maksud tujuan, kita mempunyai suatu kebutuhan, dan kebutuhan ini berkaitan dengan maksud tujuan Allah. Allah tidak akan dapat berbuat apa-apa kecuali kita menyadari kebutuhan kita dan mendoakan kebutuhan tersebut. Setelah kita berdoa, Allah lalu menjawab doa kita sambil memenuhi kebutuhan kita, sehingga maksud tujuan-Nya tercapai. Akhirnya Ishak beroleh seorang anak, yaitu Yakub yang tidak hanya menggenapkan kebutuhan Ishak, tetapi juga maksud tujuan kekal Allah. Dari Yakub Kristus terlahir, dan Kristus mendatangkan gereja, Kerajaan, serta Yerusalem Baru. Semua perkara kekal ini datang melalui terpenuhinya kebutuhan Ishak akan keturunan, yakni kebutuhan yang berkaitan dengan kebutuhan Allah. Dalam menikmati anugerah Allah, kita pun harus menyajikan kerjasama kita dengan-Nya sehingga Ia bisa menggenapkan tujuan-Nya yang kekal melalui kita. Ini menyatakan bahwa kenikmatan kita terhadap anugerah tidaklah sia-sia, karena kenikmatan kita akan anugerah adalah untuk penggenapan tujuan kekal Allah.
Kerjasama kita dengan Allah dapat kita lakukan melalui doa kita. Yesaya 62:6 mengatakan, “Di atas tembok-tembokmu, hai Yerusalem, telah Kutempatkan pengintai-pengintai. Sepanjang hari dan sepanjang malam, mereka tidak akan pernah berdiam diri . . .” Pengintai-pengintai di sini mengacu kepada “orang-orang yang berdoa”. Seorang pendoa harus berjaga-jaga tanpa mengenal lelah, mengingatkan Tuhan terus menerus. “Sepanjang hari dan sepanjang malam, mereka tidak akan pernah berdiam diri.” Doa ini juga bukan doa yang asal didoakan sebentar sudah selesai, tetapi harus didoakan “sampai Ia menegakkan Yerusalem dan sampai Ia membuatnya menjadi kemasyhuran di bumi.” Kita harus berdoa sampai Tubuh Kristus terbangun. Sayang sekali hari ini di antara anak-anak Allah sedikit sekali yang berminat untu berdoa bagi kepentingan Allah. Allah perlu manusia yang berdoa. Kita ingin memiliki roh doa, memiliki atmosfir doa. Mari kita bangkit dan belajar berdoa agar kita boleh memenuhi keperluan Allah pada hari ini.

Penerapan:
Berdoa bukan berkhotbah, berdoa pun bukan berpidato, berdoa adalah datang ke hadapan Allah untuk memohon. Berdoa semata-mata dikarenakan kita ada keperluan, kita sendiri ada kelemahan, kita ingin beroleh suplaian dan kekuatan rohani melalui doa. Semakin sungguh keperluan kita, maka doa kita pun akan semakin sungguh. Jika sungguh-sungguh ada keperluan, asalkan kita meminta dengan tulus, pasti akan dikabulkan.

Pokok Doa:
Ya Tuhan, terima kasih atas hak istimewa yang Kauberi sehingga aku bisa membawa segala keperluanku di dalam doa kepada-Mu. Tuhan, lebih jauh ajarlah aku untuk berdoa bagi kepentingan-Mu, agar kehendak-Mu dapat terlaksana.

No comments: