Hitstat

07 November 2006

Kejadian Volume 8 - Minggu 2 Rabu

Tujuan Pemilihan Allah (1)
Kejadian 25:23
“Firman TUHAN kepadanya: ‘Dua bangsa ada dalam kandunganmu, dan dua suku bangsa akan berpencar dari dalam rahimmu; suku bangsa yang satu akan lebih kuat dari yang lain, dan anak yang tua akan menjadi hamba kepada anak yang muda.’”

Pemilihan Allah diikuti oleh panggilan-Nya (Rm. 8:28). Allah telah memilih kita dalam kekekalan yang azali dan memanggil kita pada waktunya. Kita tidak dapat mengalami pemilihan atau penakdiran Allah, namun kita semua telah mengalami panggilan-Nya. Banyak orang tua yang memarahi putra putri mereka yang telah percaya, katanya, “Mengapa demikian tolol? Mengapa harus pergi mengunjungi perhimpunan gereja hampir setiap malam? Tidakkah engkau tahu, bahwa engkau memiliki masa depan?”
Kita telah dipilih dan dipanggil bagi tujuan Allah (Rm. 9:11). Tidak banyak orang Kristen yang mengetahui apa sebenarnya tujuan ini. Apakah tujuan panggilan Allah? Menjadikan kita raja-raja. Kita dapat melihat tujuan ini pada Yakub. Ishak cuma tahu makan “daging yang lezat”. Jika kita bertanya kepada Ishak perihal tujuan hidupnya, mungkin ia menyahut, “Tujuan hidupku adalah menikmati.” Ishak tidak mau tahu lainnya. Sama dengan dewasa ini, kebanyakan orang Kristen tidak tahu apa tujuan hidup mereka. Barangkali mereka mengucapkan, “Kita telah diselamatkan untuk menempuh hidup yang bahagia, damai, dan penuh kesenangan hari ini, dan kelak setelah mati kita akan masuk surga.”
Roma 8:29 mengatakan, “Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya.” Inilah tujuan Allah. Tujuan Allah dalam memilih, menetapkan takdir dan memanggil kita adalah mengubah orang-orang dosa yang kasihan menjadi raja. Begitu proses pengubahan telah sempurna, kita boleh meraja bersama Kristus.

Tujuan Pemilihan Allah (2)
Kej. 1:26; 47:7, 10; Why. 1:6; 20:6

Kejadian 1:26 membentangkan kepada kita bahwa tujuan Allah menciptakan manusia adalah agar manusia bisa mengekspresikan Dia dalam rupa gambar-Nya, dan mewakili-Nya dengan kuasa pemerintahan-Nya. Dalam Perjanjian Baru mengatakan juga, bahwa kita telah dijadikan imam-imam dan raja-raja (Why. 1:6; 20:6). Sebagai imam-imam, kita memiliki gambar Allah untuk mengekspresikan Dia, dan sebagai raja-raja kita menanggung kuasa pemerintahan Allah untuk mewakili Dia. Sepanjang Kerajaan Seribu Tahun, kita sebagai imam-imam-Nya akan mengekspresikan Dia dalam rupa gambar-Nya dan sebagai raja-raja kita akan melaksanakan pemerintahan-Nya atas seluruh bumi demi kekuasaan-Nya. Kini, hari ke hari kita mengalami proses pengubahan sehingga kita bisa menanggung rupa gambar Allah sepenuhnya serta menjalankan kekuasaan-Nya.
Kalau kita memandangi diri kita, kita akan berkata, “Semakin aku memandangi diriku, semakin kurang mirip dengan Putra Allah, dan lebih-lebih kurang mirip dengan seorang raja. Sungguh menyedihkan aku ini! Meskipun telah bertahun-tahun aku diselamatkan, namun masih sedemikian kasihannya.” Syukur kepada Tuhan, kita menyadari alangkah kasihan kita ini. Jangan kecewa dan jangan kecil hati. Inilah sebabnya kita memerlukan proses pengubahan.
Apa tujuan pengalaman Yakub? Apakah untuk memperoleh hidup yang damai, riang, dan bahagia? Tujuan Allah terhadap Yakub bukannya mengaruniai dia damai, sukacita, dan hidup bahagia, dan kemudian membawanya ke surga. Tujuan Allah adalah membereskan si perampas yang kasihan ini sampai ia terubah menjadi pangeran Allah yang memikul gambar-Nya untuk mengekspresikan Dia dan melaksanakan pemerintahan-Nya selaku perwakilan-Nya. Inilah tujuan Allah. Sewaktu ia berjumpa dengan Firaun, ia tidak mengutarakan sepatah kata pun. Ia hanya mengulurkan tangan dan memberkatinya (Kej. 47:7, 10). Yakub mempunyai gambar Allah dan mengekspresikan-Nya dengan sepenuhnya. Selanjutnya, melalui Yusuf, ia terwujud sebagai orang yang memegang pemerintahan atas seluruh bumi, mewakili Allah di bumi. Pada akhir Kitab Kejadian, kita menjumpai tujuan Allah, yaitu tujuan pemilihan-Nya. Hari ini, kita ada di atas jalan Yakub. Kita semua telah dipanggil, dibenarkan, serta menikmati anugerah Allah. Dan pada saat yang sama, kitapun ada di bawah pemberesan Allah. Bukan hanya jari kelingking Allah menimpa ke atas kita, bahkan juga ibu jari-Nya. Inilah penanggulangan Allah dan pengubahan Allah. Ini tidak saja membuat kita menjadi putra-putra Allah, tetapi juga Israel, pangeran Allah.

Penerapan:
Orang yang tidak mengenal dengan jelas akan tujuan hidupnya cenderung menghabiskan waktunya di dunia demi mengejar segala kepuasan yang dunia tawarkan. Sebagai orang yang sudah dipilih dan dipanggil oleh Allah, hidup kita seharusnya total berbeda dengan mereka. Kita tidak menaruh tujuan hidup kita di dunia sekarang ini, tetapi kepada Kerajaan yang akan datang. Kalau demikian, cara hidup kita hari ini pasti berbeda.

Pokok Doa:
Ya Tuhan, banyak hal bisa menyimpangkan aku dari tujuan-Mu. Karena itu tegur dan terangilah aku bila jalanku mulai mengarah ke dunia. Aku mau Engkau ubah dan sempurnakan, sehingga kelak boleh meraja bersama-Mu.

No comments: