Hitstat

17 November 2006

Kejadian Volume 8 - Minggu 3 Sabtu

Pergi ke Bersyeba
Kejadian 26:22-23
"Ia pindah dari situ dan menggali sumur yang lain lagi, tetapi tentang sumur ini mereka tidak bertengkar. Sumur ini dinamainya Rehobot, dan ia berkata: “Sekarang TUHAN telah memberikan kelonggaran kepada kita, sehingga kita dapat beranak cucu di negeri ini.” Dari situ ia pergi ke Bersyeba."

Walaupun Ishak telah mendapatkan kekayaan yang sangat besar, namun kedudukannya belum tepat karena ia menetap di negeri orang Filistin. Kenikmatan yang ia peroleh tidak pada kedudukan yang tepat. Mungkin Ishak mengira bahwa kedudukannya pasti betul. Dalam benaknya mungkin ia berpikir, “Kalau salah mana mungkin Tuhan memberkatinya dengan semua kekayaan ini?” Walau ia berpikir demikian, Allah tetap tidak setuju dengan kedudukannya. Allah kemudian membangkitkan suasana sekeliling yang memaksa Ishak untuk meninggalkan tempat itu. Allah memakai orang-orang Filistin yang cemburu kepada Ishak untuk memaksanya kembali ke Bersyeba (Kej. 26:14-23). Bersyeba adalah kedudukan yang tepat bagi Ishak, kedudukan yang diperkenan oleh Allah.
Kita jangan menganggap bahwa dalam setiap situasi yang kita hadapi tidak ada pekerjaan Allah; sebaliknya kita benar-benar percaya bahwa setiap situasi menimpa kita karena Allah akan melaluinya berbicara kepada kita. Dalam situasi sekeliling tersembunyi perkataan yang akan Allah sampaikan kepada kita. Kita mutlak percaya bahwa dalam situasi setiap hari pasti ada perkataan untuk masing-masing orang Kristen. Kalau kita hidup dalam terang Allah, kita akan nampak, untuk jalan-Nya di bumi, Allah mengatur satu situasi menimpa kita; untuk mendapatkan sesuatu di atas diri anak-anak Allah, Ia mengatur satu situasi menimpa anak-anak-Nya. Kita jangan hanya bisa melihat satu perkara dari permukaannya saja, kita harus melihat pengaturan Allah di balik tirai. Melalui situasi yang diatur-Nya, Allah berbicara kepada anak-anak-Nya.

Berkat di dalam Rumah Allah
Kej. 26:23-33; Ef. 2:22; Mzm. 84:5-8

Ketika Ishak kembali ke Bersyeba (Kej. 26:23-33), Tuhan segera menampakkan diri dan berfirman kepadanya, sambil meneguhkan janji-Nya, kata-Nya, “Akulah Allah ayahmu Abraham; janganlah takut, sebab Aku menyertai engkau; Aku akan memberkati engkau dan membuat banyak keturunanmu karena Abraham, hamba-Ku itu” (Kej. 26:24). Kemudian di Bersyeba Ishak mulai mempunyai kesaksian yang benar. Ia mendirikan mezbah, menyeru nama Tuhan dan membangun kemahnya (Kej. 26:25). Di sini di Bersyeba ia menempuh hidup menggenapi maksud tujuan kekal Allah. Akhirnya, di Bersyeba ini musuh-musuh ditaklukkan (Kej. 26:26-31).
Sebagai umat Perjanjian Baru Allah, di manakah kedudukan kita yang tepat? Bagi penggenapan tujuan Allah, kedudukan kita haruslah di dalam kehidupan gereja yang normal. Apakah gereja? Gereja adalah tempat kediaman Allah di dalam roh (Ef. 2:22). Di dalam pengalaman kita, hanya ketika kita berada di dalam kehidupan gereja yang normal kita dapat berlatih hidup di dalam roh. Di sinilah kita bisa mendirikan mezbah, bersekutu dengan Allah, menyeru nama Tuhan, membangun kemah, dan menaklukkan musuh-musuh.
Dalam Mazmur 84:5 dikatakan, “Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau.” Berbahagialah jika kita diam di rumah Allah. Kita bahkan bisa terus-menerus memuji Allah sepanjang hari. Dalam kehidupan gereja kita mungkin melintasi lembah air mata, tetapi kita bisa membuat lembah itu menjadi sumur, bahkan menjadi mata air (Mzm. 84:7). Bukan itu saja, dalam hidup gereja kita juga akan berjalan makin lama makin kuat untuk menghadap Allah (Mzm. 84:8). Dalam gereja kita akan menyadari bahwa “lebih baik satu hari di pelataran-Mu daripada seribu hari di tempat lain.” Orang-orang yang menikmati hidup gereja dapat berkata, “Lebih baik berdiri di ambang pintu (sebagai penjaga) rumah Allahku daripada diam di kemah-kemah orang fasik” (ayat 11).
Mazmur 84:12 menunjukkan bahwa hidup gereja adalah tempat yang penuh dengan berkat: “Sebab Tuhan Allah adalah matahari dan perisai; kasih dan kemuliaan Ia berikan; Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela.” Di dalam hidup gereja, Tuhan adalah suplai dan pelindung kita. Selain itu, di sini kita menikmati anugerah dan kemuliaan-Nya. Terakhir, di dalam kehidupan gereja kita dapat bersandar kepada Allah. Mazmur 84:13 mengatakan: “Ya TUHAN semesta alam, berbahagialah manusia yang percaya (bersandar) kepada-Mu!” Kita dapat bersaksi bahwa bersandar kepada Allah di dalam gereja adalah sangat mudah. Rumah Allah adalah tempat yang wajar untuk kita belajar bersandar kepada Allah.

Penerapan:
Kalau perkataan/firman Allah yang lembut tidak dapat membuat kita melakukan kehendak-Nya, maka Allah akan membangkitkan suatu situasi tertentu dalam hidup kita, bukan untuk menghukum tetapi untuk memaksa kita agar kembali berpaling kepada Dia dan kehendak-Nya. Jangan menunggu datangnya situasi sulit baru bertobat, tetapi marilah kita mulai hari ini belajar mendengar suara-Nya dan memahami kehendak-Nya, dan melakukannya.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, terima kasih atas berkat yang Kau sediakan di dalam rumah-Mu bagiku. Biarlah seumur hidupku,aku tinggal di dalam rumah-Mu, berbagian di dalam kehendak kekal-Mu.

No comments: