Hitstat

15 November 2006

Kejadian Volume 8 - Minggu 3 Kamis

Menabur dan Menuai 100 Kali Lipat
Kejadian 26:12-13
“Maka menaburlah Ishak di tanah itu dan dalam tahun itu juga ia mendapat hasil seratus kali lipat; sebab ia diberkati TUHAN. Dan orang itu menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sehingga ia menjadi sangat kaya.”

Ishak menabur dan mendapat hasil seratus kali lipat sehingga ia menjadi kaya (Kej. 26:12-14). Ishak menjadi kaya, bahkan kian lama kian kaya, sampai- sampai ia menjadi kaya luar biasa. Ia menjadi kaya disebabkan menunaikan tugas menabur dan menuai berkat Allah. Dalam Kejadian pasal tiga, Allah menentukan bahwa manusia akan mengolah tanah untuk mendapatkan sesuatu untuk hidup. Penaburan benih adalah untuk kehidupan manusia. Ini adalah cara yang sesuai dengan hukum alam yang ditentukan oleh Allah. Tidak ada ras atau bangsa yang dapat bertahan tanpa menabur, tanpa bercocok tanam. Bercocok tanam meliputi menabur benih dan menuai tuaian.
Ishak mendapatkan hasil 100 kali lipat dari hasil ladangnya. Hasil ini merupakan jerih lelah Ishak ditambah dengan berkat Allah. Tanpa berkat Allah, jerih lelah Ishak pasti sia-sia. Semua pekerjaan tergantung pada berkat Allah. Sering kali kita setia, tetapi tidak peduli seberapa besar kesetiaan kita, jika tidak ada berkat, tidak ada buahnya. Sering kali kita rajin, tetapi tidak peduli seberapa besar kerajinan kita, jika tidak ada berkat, tidak ada buahnya. Sering kali kita beriman, kita sungguh percaya Allah dapat melakukan sesuatu, kita juga berdoa agar Dia mau bekerja, tetapi jika Allah tidak memberkati, segala sesuatu berada dalam kesia-siaan. Cepat atau lambat, orang-orang yang melayani Allah harus dibawa ke satu tahap, yaitu mengharapkan berkat Allah. Tanpa berkat Allah, kesetiaan kita, kerajinan, iman, dan doa-doa kita tidak bermanfaat, tidak akan ada buahnya. Karena itu, semua perkara tergantung pada berkat Allah.

Cara Umat Allah Mempertahankan Hidup
Mal. 3:10

Dalam Alkitab ada dua cara umat Allah mempertahankan hidup. Cara yang pertama adalah menurut hukum alam yang ditentukan oleh Allah. Ini adalah untuk menabur benih dan menuai tuaian. Cara yang kedua dari umat Allah untuk mempertahankan hidup adalah cara mujizat-mujizat dari tangan Allah. Ketika bangsa Israel berada di Mesir, mereka hidup dengan bercocok tanam – menabur dan menuai. Tetapi ketika mereka keluar dari Mesir dan berkelana di padang gurun, mereka hidup dengan cara lainnya, dengan cara mujizat-mujizat Allah. Umat itu tidak menabur benih apa pun, tetapi mereka mengumpulkan manna. Kita dapat mengatakan bahwa mereka menuai tanpa menabur. Di padang gurun itu bangsa Israel secara terus-menerus menuai tanpa menabur. Turunnya manna dari langit merupakan satu pengganti bagi penaburan. Manusia dapat menabur benih, tetapi hanya Allahlah yang dapat membuat hujan manna. Di padang gurun bangsa Israel mengumpulkan manna.
Di dalam kondisi yang normal, Allah merawat anak-anak-Nya bukan dengan cara mujizat, melainkan dengan prinsip yang pertama – menabur dan menuai. Penaburan kita ditambah dengan berkat Allah akan menghasilkan penuaian yang berlimpah. Hari ini persoalan yang mendasar adalah harus belajar tidak menghalangi berkat Allah. Bila di atas diri kita ada kecenderungan yang tidak bisa diberkati oleh Allah, harus segera kita singkirkan; bila ada temperamen yang tidak bisa diberkati oleh Allah, harus kita buang. Kita harus belajar percaya kepada berkat Allah, harus belajar bersandar kepada berkat Allah, di samping itu juga harus belajar menyingkirkan rintangan yang menghalangi berkat Allah.
Kita harus nampak, Tuhan tidak menyisakan satu perkara yang baik yang tidak diberikan kepada kita. Ketika pekerjaan tidak bisa maju, keadaan saudara saudari tidak baik, jumlah orang yang beroleh selamat tidak bertambah, kita jangan menyalahkan situasi, juga jangan menyalahkan orang lain, menyalahkan saudara ini tidak baik, menyalahkan saudara itu tidak baik. Mungkin di atas diri kita ada hal-hal yang menghalangi berkat Allah. Kalau Tuhan bisa berjalan lancar pada diri kita, berkat Allah pasti akan berkelimpahan sampai tidak tertampung. Dulu Allah berkata kepada orang Israel, “. . .Ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan” (Mal. 3:10). Sampai hari ini Allah masih mengucapkan perkataan yang sama. Kehidupan menerima berkat seharusnya adalah kehidupan sehari-hari orang Kristen. Pekerjaan yang diberkati Allah seharusnya adalah pekerjaan yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari kita.

Penerapan:
Apakah kita
sungguh-sungguh memustikakan berkat Allah? Ketika Allah ingin melakukan suatu mujizat kecil, Dia terlebih dulu akan menaruh kita dalam situasi yang sulit. Ketika Dia ingin melakukan suatu mujizat yang besar, Dia terlebih dulu akan menaruh kita dalam keadaan yang kelihatannya tidak mungkin. Mujizat-mujizat dihasilkan oleh berkat Allah. Karena itu janganlah kita bersandar pada pengertian dan jalan kita sendiri.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, ampunilah semua kegagalanku yang telah menghalangi mengalirnya berkat-Mu. Tuhan, terangilah aku agar aku nampak hal-hal dalam hidupku yang membuat Engkau tidak dapat memberkati aku, dan berilah aku kekuatan untuk menanggulanginya dengan tuntas.

No comments: