Hitstat

27 November 2006

Kejadian Volume 9 - Minggu 1 Selasa

Mengalami Kesetiaan Allah
Kejadian 29:10-11
“Ketika Yakub melihat Rahel, anak Laban saudara ibunya, serta kambing domba Laban, ia datang mendekat, lalu menggulingkan batu itu dari mulut sumur, dan memberi minum kambing domba itu. Kemudian Yakub mencium Rahel serta menangis dengan suara keras.”

Kedaulatan Allah menggiring Yakub sehingga bertemu dengan Rahel dan Laban (Kej. 29:1-14). Setelah menempuh perjalanan yang jauh, Yakub tiba di tempat di mana Laban tinggal. Setelah bercakap sepintas dengan beberapa orang di tepi sumur, Yakub bertemu dengan Rahel, putri Laban, pamannya. Ini adalah pengaturan Allah yang Mahakuasa, karena dalam Kejadian 28:15 Allah berjanji, “Sesungguhnya Aku menyertai engkau dan Aku akan melindungi engkau, ke mana pun engkau pergi dan Aku akan membawa engkau kembali ke negeri ini, sebab Aku tidak akan meninggalkan engkau, melainkan tetap melakukan apa yang Kujanjikan.” Allah itu setia janji.
Jika Allah telah menjanjikan sesuatu, mungkinkah Ia berdusta dan berubah? Tidak mungkin. Iman adalah percaya, bahwa Allah akan melakukan sesuai dengan apa yang telah dikatakan-Nya. Iman adalah percaya, bahwa Allah itu setia dan pasti melaksanakan apa yang telah difirmankan-Nya. Roma 4:21 mengatakan, “Allah berkuasa untuk melaksanakan apa yang telah la janjikan.” Allah berkuasa, dan dengan kuasa-Nya Ia menepati janji-Nya. Seandainya Allah tidak dapat menepati janji-Nya, lalu apa gunanya Ia berjanji? Allah sanggup menepati apapun yang telah dijanjikan-Nya. Roma 14:4 menegaskan, “Karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri.” Kemudian, “Allah sanggup melimpahkan segala kasih karunia kepada kamu “ (2 Kor. 9:8), dan “Dia berkuasa memeliharakan…” (2 Tim. 1:12). Dia berjanji dan Dia sanggup menepatinya.

Masuk ke dalam Ruang Pengubahan (Transformasi)
Kej. 29:9-11; 25:27-28; 2 Kor. 4:16

Kejadian pasal 29 memberitahu kepada kita, setelah Yakub sampai ke negeri timur, di pinggir perigi ia nampak sekelompok gembala dari Haran datang. “Selagi ia berkata-kata dengan mereka, datanglah Rahel dengan kambing domba ayahnya, sebab dialah yang menggembalakannya. Ketika Yakub melihat Rahel, anak Laban saudara ibunya, serta kambing domba Laban, ia datang mendekat, lalu menggulingkan batu itu dari mulut sumur, dan memberi minum kambing domba itu. Kemudian Yakub mencium Rahel serta menangis dengan suara keras” (Kej. 29:9-11). Ketika bertemu dengan Allah di jalan, Yakub sudah kuatir tentang makan apa dan memakai pakaian apa. Sekarang sampai ke negeri baru di timur, begitu berjumpa dengan sanak keluarganya sendiri, perkara pertama yang ia lakukan adalah menangis. Menangis ini telah mengungkapkan keadaan yang ia alami di jalan serta perkara yang ia pikirkan di kemudian hari. Seorang yang penuh dengan rencana dan perhitungan tidak begitu mudah menangis, selain sampai tidak ada jalan baru bisa menangis, Tetapi kini Yakub menangis.
Kita menyadari betapa Yakub menderita dalam perjalanannya menuju Haran. Alkitab tidak mencatat berapa jauh perjalanan tersebut, tetapi dari tangisan Yakub ini kita mengetahui kegundahan hatinya. Yakub adalah seorang yang tenang, suka tinggal di kemah dan disayangi ibunya (Kej. 25:27-28). Tetapi sekarang ia harus menempuh suatu perjalanan jauh seorang diri, suatu perjalanan yang belum pernah ia lakukan sebelumnya. Ia kuatir akan banyak hal. Karena itu, begitu ia berjumpa dengan Rahel, saudara sepupunya, ia tidak dapat menahan diri lagi. Ia menangis dengan suara yang keras. Perjumpaan ini di satu sisi sangatlah mengharukan, tetapi sesungguhnya merupakan sebuah pintu bagi Yakub untuk masuk ke dalam tangan penanggulangan Allah. Kini ia betul-betul telah masuk ke dalam sebuah ruangan, yakni ruang pengubahan. Di dalam ruang pengubahan ini, Allah telah siap sedia untuk mengubah Yakub.
Pengubahan menuntut manusia lahiriah kita diakhiri agar manusia batin kita dapat diperbarui hari demi hari (2 Kor. 4:16). Tuhan akan bekerja melalui lingkungan kita untuk mengakhiri manusia lahiriah kita. Ketika manusia lahiriah kita habis, manusia batin kita diperbarui hari demi hari. Dalam kehidupan gereja, tidak semua saudara atau saudari sesuai dengan kesukaan kita. Tuhan telah mengatur keadaan semacam ini agar manusia lahiriah kita dapat diakhiri sehingga manusia batiniah kita dapat diperbarui. Dengan demikian, kita diubah.

Penerapan:
Janji Allah hanya tertulis dalam firman Allah yaitu Alkitab. Untuk mengetahui janji Allah, kita harus mengetahui firman Allah. Melalui kita membaca dan menikmati firman Allah, dihasilkanlah iman terhadap janji-janji Allah. Iman yang tidak percaya akan janji Allah, bukanlah iman yang sejati. Iman yang sejati hanya berasal dari firman Allah, karena janji-janji Allah hanya ada dalam firman-Nya.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, Engkau adalah Allah yang setia janji, namun aku bukanlah orang yang setia janji. Tuhan, tambahkanlah diri-Mu ke dalam diriku agar aku menjadi orang yang setia, dan dikuatkan dalam janji-Mu.

No comments: