Hitstat

10 November 2006

Kejadian Volume 8 - Minggu 2 Sabtu

Akibat Kasih yang Alamiah
Kejadian 25:27-28
“Lalu bertambah besarlah kedua anak itu: Esau menjadi seorang yang pandai berburu, seorang yang suka tinggal di padang, tetapi Yakub adalah seorang yang tenang, yang suka tinggal di kemah. Ishak sayang kepada Esau, sebab ia suka makan daging buruan, tetapi Ribka kasih kepada Yakub.”

Jika kita mengalami kasih Allah, kita akan mempunyai pengertian yang dalam bahwa kasih alamiah kita adalah satu hal dan kasih Allah yang menjadi kasih kita melalui pengalaman adalah satu hal yang lain. Kasih Alah sangat berbeda dengan kasih alamiah. Bila kita mengasihi seseorang namun ia tidak membalasnya dengan memadai dan kita sakit hati, itu berarti kasih kita alamiah. Karena itu, orang-orang yang kita kasihi secara alamiah akhirnya menjadi musuh-musuh kita. Orang yang bijaksana biasanya lamban dan berhati-hati dalam mengasihi orang lain. Mereka menyadari bahwa jika mereka mengasihi orang lain secara buta, cepat atau lambat kasih itu akan menyebabkan masalah.
Banyak perceraian dan perpisahan adalah akibat dari kasih alamiah yang bodoh yang dengan mudah menyakiti dan memimpin kepada permusuhan. Proses perkenalan dan pernikahan yang terlalu singkat biasanya mengandung perpisahan dan perceraian yang tinggi. Pada mulanya mereka saling mengasihi, tetapi tidak lama setelah mereka menikah mereka menjadi musuh. Inilah akibat saling mengasihi secara alamiah. Jika mereka tidak pernah saling mengasihi secara alamiah, mereka tidak akan menjadi musuh.
Kasih alamiah kita harus diletakkan di atas salib. Kita perlu mengasihi orang lain dengan kasih Allah yang telah kita alami dan nikmati. Jika kita mengalami kasih Allah, kita akan mengasihi Allah dengan kasih ini. Kita juga akan mengasihi saudara-saudara dengan kasih yang sama ini. Kasih semacam ini pasti tidak akan menyebabkan masalah. Segala masalah justru timbul dari kasih yang alamiah.

Kasih yang Mulia
Yes. 49:15; Mat. 5:44-47

Allah mengasihi manusia! Allah itu kasih! Dari dulu hingga sekarang, ada satu perkara yang sangat ajaib dan mengherankan, yaitu Allah mengasihi manusia. Begitu manusia berdosa dan jatuh, kasihlah yang pertama-tama Allah nyatakan. Terhadap manusia, hati Allah penuh dengan kebaikan. Dengan perantaraan hamba-hambaNya, Allah berulang-ulang mencurahkan isi hati-Nya dengan mengatakan, “Dapatkah seorang perempuan melupakan bayinya, sehingga ia tidak menyayangi anak dari kandungannya? Sekalipun dia melupakannya, Aku tidak akan melupakan engkau” (Yes.49:15). Demikianlah kasih Allah kepada kita.
Dalam Matius 5:44-47 Tuhan Yesus berkata, “Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu. Karena dengan demikianlah kamu menjadi anak-anak Bapamu yang di surga, yang menerbitkan matahari bagi orang yang jahat dan orang yang baik dan menurunkan hujan bagi orang yang benar dan orang yang tidak benar. Apabila kamu mengasihi orang yang mengasihi kamu, apakah upahmu? Bukankah pemungut cukai juga berbuat demikian? Apabila kamu hanya memberi salam kepada saudara-saudaramu saja, apakah lebihnya daripada perbuatan orang lain? Bukankah bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah pun berbuat demikian?” Sebagaimana Allah mengirimkan hujan baik ke atas orang benar maupun orang yang tidak benar, kita seharusnya tidak hanya mengasihi saudara-saudara kita tetapi juga musuh-musuh kita. Mengasihi saudara sendiri tidak memerlukan banyak kekuatan dan tenaga. Tetapi mengasihi musuh-musuh kita memerlukan satu kekuatan dan tenaga yang khusus. Kita semua perlu memiliki kasih yang mulia ini.
Kadang-kadang kita dapat mengasihi saudara-saudara yang dekat dan terbatas. Dalam kasih kita, kita mungkin mempunyai pilihan dan mengasihi saudara tertentu melebihi yang lain. Kita perlu memiliki kasih yang lebih dalam dan lebih mulia. Kasih ini adalah agape. Bila kita memiliki kasih semacam ini, kita mengasihi semua saudara dengan kasih yang sama, tidak peduli saudara-saudara macam apakah mereka itu.
Hayat yang ada di dalam setiap anak-anak Allah sangat kaya limpah, sedemikian rupa sehingga membuat anak-anak Allah dapat mengasihi setiap saudara saudari. Asalkan seseorang itu milik Tuhan, kasih yang terkandung di dalamnya pasti akan mengalir keluar. Mengasihi seorang saudara sama dengan mengasihi semua saudara. Hati yang mengasihi saudara ini tidak pilih bulu, terhadap saudara mana saja tak ada bedanya. Asalkan saudara, pasti dikasihinya. Alangkah indahnya kasih yang demikian itu.

Penerapan:
Marilah kita belajar untuk tidak membeda-bedakan orang menurut penilaian-penilaian yang lahiriah. Kalau Allah memilih kita menurut penilaian yang lahiriah, tidak seorangpun dari kita yang layak untuk diselamatkan. Karena itu, sebagaimana Allah telah menerima seseorang, marilah kita juga menerima dia menurut penerimaan Allah, mengasihi dia sebagaimana Allah juga telah mengasihi dia.

Pokok Doa:
Tuhan Yesus, bukalah mata hatiku agar aku nampak bahwa semua manusia layak dikasihi, karena semua manusia adalah ciptaan-Mu sendiri. Aku ingin kasih-Mu mengalir melalui aku dan menjangkau ke orang-orang di sekitarku.

No comments: