Hitstat

04 November 2008

Lukas Volume 2 - Minggu 2 Rabu

Menyuplaikan Injil Namun Ditolak
Lukas 4:22
Dan semua orang itu membenarkan Dia dan mereka heran akan kata-kata yang indah yang diucapkan-Nya, lalu kata mereka: “Bukankah Ia ini anak Yusuf?”

Ayat Bacaan: Luk. 4:18-27; 2 Kor. 5:16; Rm. 1:4; Yoh. 6:33, 35; 1 Kor. 6:11; Kis. 13:45-48

Meskipun orang-orang heran akan kata-kata kasih karunia (indah, LAI) yang diucapkan Tuhan dalam Lukas 4:18-19, namun kelihatannya mereka tidak memahami kata-kata ini. Kata-kata indah yang Tuhan Yesus ajarkan waktu itu sebenarnya adalah Injil, namun karena mereka tidak mengenal Tuhan menurut Roh melainkan menurut daging, maka mereka berbalik menolak Dia (Luk. 14:22; 2 Kor. 5:16; Rm. 1:4). Pengenalan mereka yang alamiah terhadap Manusia-Penyelamat akhirnya membuat mereka kehilangan kenikmatan atas Yobel.
Dalam Lukas 4:23-27 Tuhan Yesus memperingatkan orang-orang Yahudi dengan memakai kasus pemberian makan seorang janda di Sarfat dan kasus pentahiran kusta Naaman, orang Siria itu. Kasus janda Sarfat adalah suatu kasus pemberian makan, menunjukkan Tuhan memberi makan orang-orang yang lapar (Yoh. 6:33, 35), sedangkan kasus Naaman adalah suatu kasus pentahiran, yang menunjukkan Tuhan mentahirkan orang-orang dosa (1 Kor. 6:11). Penyelamat menyinggung dua kasus ini menyiratkan bahwa Injil-Nya akan beralih kepada bangsa-bangsa bukan Yahudi (Kis. 13:45-48).
Dalam pengalaman kita, Injil memberikan dua hal kepada kita yakni pentahiran dari dosa-dosa dan pemberian makan. Ditahirkan dari dosa-dosa berarti diampuni, dibenarkan, dan disucikan dari segala dosa. Aspek ini telah dirampungkan oleh darah Kristus (Mat. 26:28; Rm. 5:10; Ibr. 9:14). Namun Injil tidak berhenti di sini, tetapi berlanjut pada pemberian makan. Setelah kita diampuni, dibenarkan, dan disucikan, kita masih perlu menerima suplai hayat untuk keselamatan yang lebih lanjut (1 Ptr. 2:2; Yoh. 6:57). Perihal pemberian makan ini terlukis pula dalam Lukas 15:23 di mana Kristus dilambangkan sebagai anak lembu tambun yang disembelih bagi kepuasan kita.
Setelah kita diampuni oleh darah Kristus, satu hal yang tidak boleh kita abaikan yaitu menikmati Kristus sebagai suplai hayat. Inilah tujuan Injil yang sebenarnya (Rm. 5:10). Tanpa menerima Kristus sebagai suplai hayat kita, Allah tidak ada jalan untuk menyembuhkan dan mengubah kita. Setiap hari kita perlu dikenyangkan oleh Kristus melalui menikmati Roh dan firman-Nya.

No comments: