Hitstat

22 November 2008

Lukas Volume 3 - Minggu 1 Minggu

Percaya pada Firman Tuhan yang Penuh Kuasa
Lukas 7:6b-7
“Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.”

Ayat Bacaan: Luk. 7:1-10; Mzm. 84:12; Mat. 6:25-33

Setelah Yesus selesai berbicara di depan orang banyak, masuklah Ia ke Kapernaum. Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya. Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati. Ketika mendengar tentang Yesus, perwira ini menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya. Mereka berkata kepada Yesus, “Ia layak Engkau tolong, sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami” (Luk. 7:1-5).
Lukas 7:6 mencatat, “Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka.” Catatan ini menunjukkan bahwa Yesus mengabulkan permintaan perwira itu untuk menyembuhkan hambanya yang sakit keras dan hampir mati. Ia tidak menahan kebaikan dari orang yang hidup tidak bercela (Mzm. 84:12). Ketika Yesus tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya: “Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh” (Luk. 7:6-7).
Ajaib sekali, meskipun perwira itu bukan orang Yahudi, namun ia sangat mengenal makna dari perkataan yang berkuasa. Itulah sebabnya ia berpesan kepada Yesus, “Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.” Perwira itu menyadari bahwa di dalam perkataan Tuhan terkandung kuasa untuk menyembuhkan orang yang hampir mati sekalipun. Karena iman perwira itu, Yesus menjadi heran dan berkata, “Iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!” (Luk. 7:9). Karena imannya terhadap perkataan Tuhan, hamba perwira itu telah sehat kembali (Luk. 7:10).
Kita betul-betul memerlukan pengenalan yang memadai atas firman Tuhan. Misalnya, karena kurang mengenal firman, tanpa disadari kita lebih mempercayai kekuatiran kita daripada kuasa pemeliharaan Bapa (Mat. 6:25-33). Kondisi ini tidak normal. Seandainya kita mengenal kuasa Allah dalam firman-Nya, tentu segala macam “penyakit” kekuatiran akan tersingkir dari pikiran kita.

No comments: