Hitstat

28 November 2008

Lukas Volume 3 - Minggu 1 Sabtu

Mempersembahkan Harta Benda untuk Melayani Tuhan
2 Korintus 9:7
Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita.

Ayat Bacaan: Luk. 8:2-3; Kel. 30:11-16; Ef. 2:22; 1 Kor. 3:16-17; Mat. 16:26

Perempuan-perempuan yang disebutkan dalam Lukas 8:2-3 itu melayani Tuhan dan kedua belas murid-Nya dengan harta milik mereka. Ini menunjukkan bahwa setelah kita mengalami pengampunan dosa, mulai mengasihi Tuhan dan hidup dalam damai sejahtera, kita seharusnya mengikuti Tuhan dan melayani Tuhan dengan segenap diri kita.
Dalam Perjanjian Lama, Allah ingin setiap umat-Nya mempersembahkan uang tebusan nyawa kepada-Nya. Persembahan itu dipakai untuk pembangunan dan pemeliharaan tempat kediaman Allah, yakni Kemah Pertemuan dan Bait (Kel. 30:11-16). Hari ini, gereja adalah kemah Allah yang sejati (Ef. 2:22) dan bait yang sejati (1 Kor. 3:16-17). Oleh sebab itu, sebagai umat tebusan-Nya, kita juga wajib mempersembahkan harta kita kepada Allah (2 Kor. 9:7) untuk memenuhi berbagai keperluan gereja demi kemajuan Injil.
Jika kita mau hidup bagi Allah dan mempersembahkan harta benda kita bagi kepentingan-Nya, maka Allah akan membalasnya menurut takaran yang baik (Luk. 6:38). Tetapi manusia yang telah tertipu oleh Iblis dalam hal harta benda, selalu ingin menerima, tidak rela memberi. Sikap yang hanya mau menerima tanpa mau memberi merupakan tipuan Iblis, agar kita kehilangan berkat Allah. Oleh sebab itu kita harus menolak tipuan Iblis ini!
Orang yang takut mempersembahkan diri dan miliknya kepada Tuhan, bagaimanapun ia berkata bahwa ia mengasihi Tuhan, tidak akan berhasil. Sebaliknya, orang yang mempersembahkan harta-Nya bagi Tuhan bukan hanya makin mengasihi Tuhan, mengasihi kaum imani, tetapi juga membuatnya mengasihi orang dosa. Ketika kita memegang erat harta, kita mungkin rela bertengkar untuk beberapa rupiah, dan tega membiarkan jiwa manusia masuk ke neraka. Tetapi ketika kita mengendorkan cengkeraman kita terhadap harta, hati kita dengan sendirinya bisa mengasihi orang dosa, kita akan merasakan setiap jiwa itu berharga. Tuhan berkata, “Apa gunanya seorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? Dan apakah yang dapat diberikannya sebagai ganti nyawanya?” (Mat.16:26). Sesungguhnya, mengeluarkan semua harta kita di dunia ini demi menyelamatkan satu jiwa, itu pun masih layak.

No comments: