Hitstat

24 November 2008

Lukas Volume 3 - Minggu 1 Selasa

Tidak Tersandung Karena Tuhan
Lukas 7:22b-23
“Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik. Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku.”

Ayat Bacaan: Luk. 7:19-23; Yoh. 1:26-36; Mat. 11:2; Mrk. 6:25-28

Kabar tentang perbuatan Tuhan dalam membangkitkan seorang anak muda yang mati di Nain ternyata tersebar luas dan terdengar pula oleh Yohanes pembaptis (Luk. 7:18). Pada saat itu ia sedang dipenjarakan oleh Herodes (Mat. 11:2), dan murid-muridnya melaporkan semua peristiwa yang terjadi itu kepadanya. Mungkin murid-murid Yohanes bertanya-tanya di dalam hati, “Mengapa Tuhan yang memiliki kuasa dan simpati dalam menyembuhkan dan membangkitkan orang mati, justru melupakan pelopor-Nya yang sedang dipenjarakan?”
Setelah mendengar kabar itu, Yohanes mengutus dua orang muridnya untuk bertanya kepada Yesus, “Engkaukah yang akan datang itu atau haruskah kami menantikan seorang lain?” (Luk. 7:19). Pertanyaan Yohanes Pembaptis di sini seakan-akan meragukan status Kristus, tetapi sebenarnya tidaklah demikian. Yohanes tahu dengan jelas bahwa Yesus adalah Mesias atau Kristus (Yoh. 1:26-36). Namun sekarang, Yohanes mengutus muridnya untuk bertanya demikian kepada Tuhan untuk menarik perhatian Tuhan supaya segera datang membebaskan dia dari penjara. Tetapi bagaimanakah reaksi Tuhan terhadap permintaan Yohanes? Dari catatan Alkitab kita mengetahui bahwa Tuhan tidak melakukan upaya apa-apa untuk membebaskan Yohanes, sebaliknya “membiarkan” dia di sana sampai akhir ajalnya (Mrk. 6:25-28).
Pelajaran apakah yang dapat kita ambil dari peristiwa ini? Tuhan berkata, “Dan berbahagialah orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku” (Luk. 7:23). Tatkala kita berada dalam kesulitan atau penderitaan, kita boleh berdoa kepada Tuhan. Tetapi kita harus tahu satu hal bahwa kita tidak dapat memaksa Tuhan untuk melakukan sesuatu yang tidak dikehendaki-Nya. Kalau Tuhan mau menolong kita keluar dari kesulitan, itu adalah karena rahmat-Nya. Tetapi bila Tuhan tidak segera menolong kita, karena Dia memang mengizinkan kesulitan itu menimpa kita demi suatu maksud tertentu, itu adalah hak-Nya. Kita tidak seharusnya menjadi kecewa atau tersandung karena Tuhan. Tuhan tidak mungkin salah, dan Dia tahu apa yang terbaik bagi kita. Asal kita mengasihi Dia, peristiwa apa pun akan mendatangkan kebaikan bagi kita (Rm. 8:28).

No comments: