Hitstat

12 November 2008

Lukas Volume 2 - Minggu 3 Kamis

Memanggil Seorang Pemungut Cukai yang Hina
Lukas 5:27-28
Kemudian, ketika Yesus pergi ke luar, Ia melihat seorang pemungut cukai, yang bernama Lewi, sedang duduk di rumah cukai. Yesus berkata kepadanya: “Ikutlah Aku!” Maka berdirilah Lewi dan meninggalkan segala sesuatu, lalu mengikut Dia.

Ayat Bacaan: Luk. 5:27-39, 18:11; Mat. 5:46, 10:3

Dalam Lukas 5:27-39 kita dapat melihat bagaimana Tuhan memanggil seorang pemungut cukai yang bernama Lewi atau Matius. Lewi adalah seorang pemungut cukai (Mat. 10:3), mungkin memiliki kedudukan yang tinggi di bidang itu. Walau demikian, di pandangan orang Yahudi, ia adalah seorang yang patut dikutuk, dihina, dan tidak dihargai (Luk. 18:11; Mat. 5:46). Di hadapan manusia, Lewi memang hina, tetapi ia dipanggil oleh Manusia-Penyelamat untuk mengikuti Dia. Tidak hanya demikian, ia pun kemudian dipilih dan ditunjuk sebagai salah satu dari dua belas rasul Tuhan.
Sebagai respon Lewi atas keselamatannya, ia pun mengadakan suatu perjamuan besar untuk Tuhan di rumahnya dan sejumlah besar pemungut cukai dan orang-orang lain turut makan bersama-sama dengan Dia (Luk. 5:29). Tindakan ini setidaknya menyiratkan dua hal. Pertama, Lewi dipenuhi dengan sukacita keselamatan dan ucapan syukur, sehingga ia serta merta mengadakan peramuan besar bagi Tuhan di rumahnya. Kedua, Lewi ingin agar teman-temannya yang sejumlah besar adalah juga pemungut cukai beroleh keselamatan. Ia telah diselamatkan, ia pun ingin teman-temannya diselamatkan. Itulah sebabnya ia mengundang teman-temannya ke perjamuan itu agar mereka berjumpa dengan Tuhan, mendengarkan Injil, dan beroleh selamat.
Orang-orang Farisi yang tidak pernah sekali pun mengadakan perjamuan bagi Tuhan di rumah mereka malah bersungut-sungut kepada murid-murid Yesus, katanya: “Mengapa kamu makan dan minum bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?” (Luk. 5:30). Hari ini pun cukup banyak orang yang bersikap seperti orang-orang Farisi, yang kegemarannya adalah mencari-cari kesalahan, mengkritik, bersungut-sungut, dan suka menyalahkan orang. Di dalam gereja, kita semua perlu diselamatkan dari memiliki sikap seperti itu.
Bagaimana reaksi Tuhan terhadap pertanyaan orang-orang Farisi? Tuhan menjawab mereka, kata-Nya: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit; Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, tetapi orang berdosa, supaya mereka bertobat” (Luk. 5:31-32). Lihatlah, orang yang “sehat” dan selalu membenarkan diri akhirnya tidak beroleh keselamatan.

No comments: