Hitstat

14 May 2009

Yohanes Volume 2 - Minggu 1 Jumat

Roh Allah Melahirkan Roh Manusia
Yohanes 3:6
Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.

Ayat Bacaan: Yoh. 3:6; 4:24; Za. 12:1

Banyak dari antara kita mungkin memiliki konsepsi bahwa karena kita sangat berdosa, jahat dan buruk, maka kita perlu dilahirkan kembali. Namun, misalkan saja Anda tidak jahat atau berdosa, Anda sangat baik, bahkan lebih baik daripada malaikat, apakah Anda masih perlu dilahirkan kembali? Masih perlu! Para malaikat Allah memang baik, tetapi mereka tidak memiliki hayat Allah. Kita perlu dilahirkan kembali, tidak peduli kita baik atau buruk, sebab kita membutuhkan hayat Allah. Seandainya kita tidak berdosa sekalipun, kita masih perlu dilahirkan ulang, dilahirkan kembali.
Alkitab dengan jelas mengungkapkan bahwa kita memiliki roh (Za. 12:1). Allah menciptakan roh di dalam kita supaya kita dapat berhubungan dengan-Nya. Dalam Yohanes 3:6 Tuhan Yesus mengatakan, “Apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh.” Mudah bagi kita untuk mengerti bahwa Roh yang pertama pastilah Roh Allah, dan roh yang kedua adalah roh manusia. Jadi, yang dilahirkan oleh Roh Allah bukanlah tubuh atau jiwa, melainkan roh manusia.
Roh kita dilahirkan oleh Allah yang masuk ke dalam roh kita menjadi hayat kita. Sekarang hayat ilahi ini ada di dalam roh kita. Roh kita terlahir karena hayat Allah masuk ke dalamnya, dan kelahiran ini tidak ada hubungannya dengan kejatuhan manusia. Bahkan seandainya Adam tidak pernah jatuh ke dalam dosa, ia masih perlu dilahirkan kembali. Tanpa itu, ia tidak dapat mengekpresikan Allah dan berkuasa bagi Allah. Namun puji Tuhan, melalui kelahiran kembali, kini di dalam roh kita ada hayat, dan hayat ini adalah Allah sendiri.
Roh manusia adalah titik terpenting kehidupan batiniah kita. Dalam roh inilah kita telah dilahirkan kembali dan dalam roh inilah kita menyembah Allah (Yoh. 4:24). Dalam roh kita yang dilahirkan kembali inilah kita menyembah Allah, melayani Allah, bersekutu dengan saudara saudari, dan kita bertumbuh dalam hayat ini. Dalam roh ini pulalah kita menempuh kehidupan gereja yang normal. Jika Anda tidak berada di dalam roh, Anda tidak dapat menempuh kehidupan gereja dengan tepat. Jika kita berpaling ke dalam roh kita, barulah kita bisa bersatu, sehati, dan terbangun dengan kaum beriman lain. Dengan kata lain, seluruh kehidupan rohani kita, semuanya tergantung pada roh kita.

No comments: