Hitstat

12 May 2009

Yohanes Volume 2 - Minggu 1 Rabu

Dilahirkan dari Air dan Roh
Yohanes 3:5
Jawab Yesus: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan
dari air dan Roh, ia tidak dapat masuk ke dalam Kerajaan Allah.”


Ayat Bacaan: Yoh. 3:4-5

Nikodemus tidak mengerti apa yang Tuhan maksud dengan perkara dilahirkan kembali. Sebab itu dia bertanya kepada Tuhan, “Bagaimanakah mungkin seorang dilahirkan, kalau ia sudah tua? Dapatkah ia masuk kembali ke dalam rahim ibunya dan dilahirkan lagi?” (Yoh. 3:4). Pertanyaan ini menunjukkan bahwa perkara kelahiran kembali berada di luar konsepsi alamiah manusia yang jatuh. Tidak peduli berapa kali Nikodemus dilahirkan dari rahim ibunya, dia tetap harus dilahirkan kembali, sebab kelahiran kembali yang Tuhan maksudkan bukanlah kelahiran secara jasmaniah, melainkan dilahirkan dari air dan Roh (Yoh. 3:5).
Apakah yang dimaksud dengan dilahirkan dari air dan Roh? “Air” adalah konsepsi utama ministri Yohanes Pembaptis, yaitu untuk menyelesaikan manusia ciptaan lama; “Roh” adalah konsepsi utama ministri Yesus, yaitu untuk penunasan manusia di dalam ciptaan baru. Dua konsepsi utama ini bersama-sama membentuk pengertian tentang kelahiran kembali. Dilahirkan dari air adalah dikubur, diakhiri, sedangkan dilahirkan dari Roh itu adalah dibangunkan dari kematian untuk dibangkitkan dan ditunaskan. Jadi, kelahiran kembali adalah penyelesaian manusia ciptaan lama dengan semua perbuatannya, dan penunasan manusia di dalam ciptaan baru dengan hayat Allah.
Bagi kaum beriman sejati di dalam Kristus, perihal kelahiran kembali tidak boleh hanya menjadi sebuah fakta sejarah di masa lampau. Realitas kelahiran kembali perlu kita alami dalam kehidupan kita setiap hari. Artinya, kehidupan dan perilaku kita setiap hari haruslah berada dalam prinsip kelahiran kembali, di mana manusia lama kita diakhiri dan ciptaan baru ditunaskan di dalam kita. Ketika kita berbicara kepada teman-teman sekantor kita, misalnya, kita perlu menerapkan prinsip pengakhiran dan penunasan ini. Demikian pula dalam hal mengurus keluarga, mengambil keputusan, dan lain sebagainya. Kita harus berdiri pada posisi sebagai orang yang sudah dilahirkan kembali. Kalau tidak demikian, orang lain akan sulit melihat perbedaan di atas diri kita dengan kebanyakan orang lainnya. Fakta kelahiran kembali haruslah menjadi realitas dalam kehidupan kita, menjadi pengalaman dan kesaksian kita.

No comments: