Hitstat

26 May 2009

Yohanes Volume 2 - Minggu 3 Rabu

Jalan Mendapatkan Air Hidup (1)
Yohanes 4:15
Kata perempuan itu kepada-Nya: “Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air.”

Ayat Bacaan: Yoh. 4:12-18; 3:31

Dosa dan hal-hal materi memang tidak dapat memuaskan manusia. Namun bagaimana dengan tradisi agama? Dalam Yohanes 4:12, perempuan Samaria itu sangat membanggakan Yakub dan sumurnya. Namun Tuhan dengan jelas berkata, “Barangsiapa minum air ini, ia akan haus lagi,...” Sumur Yakub melambangkan sesuatu yang diwariskan turun-temurun, yakni mewakili tradisi agama hari ini. Tidak peduli betapa baiknya tradisi yang diwariskan kepada kita, itu tidak dapat memuaskan, tidak dapat dibandingkan dengan Kristus, Persona yang lebih besar daripada siapa pun (Yoh. 3:31).
Bagaimanakah caranya mendapatkan air hidup itu? Perlu meminta dan mengaku dosa. Kata perempuan Samaria itu, “Tuan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air” (Yoh. 4:15). Sewaktu perempuan itu meminta air hayat, Tuhan tidak mencelanya. Dengan lembut Tuhan berkata, “Pergilah, panggillah suamimu dan datang ke sini” (Yoh. 4:16). Perkataan ini bertujuan untuk menjamah hati nuraninya dan perbuatannya yang amoral, agar ia berpaling dari dosa-dosanya.
Perempuan Samaria itu berkata, “Aku tidak mempunyai suami.” Ini adalah pengakuan dosanya yang jujur. Tuhan menghargai pengakuannya dan berkata, “Tepat katamu, bahwa engkau tidak mempunyai suami, sebab engkau sudah mempunyai lima suami dan yang ada sekarang padamu, bukanlah suamimu. Dalam hal ini engkau telah berkata benar” (Yoh. 4:17-18). Alangkah pentingnya mengaku dosa. Melalui pengakuan dosanya yang jujur, perempuan Samaria itu pun akhirnya mendapatkan air hayat, sumber kepuasan yang sejati.
Selama ini mungkin kita juga memiliki banyak “suami”, sebagaimana perempuan Samaria itu. “Suami” kita mungkin adalah karier kita, hobi kita, atau hal-hal dosa yang tidak rela kita tinggalkan. Sebenarnya, segala sesuatu yang kita sandari atau sukai di luar Kristus dan menggantikan Kristus, itulah “suami” kita. Saudara saudari kekasih, untuk mendapatkan air hayat itu, kita harus berani mengaku dosa dan membuang “suami-suami” kita itu. Sebagai gantinya, kita akan mendapatkan Kristus sebagai air hayat. Dialah suami kita yang sejati, satu-satunya Persona ajaib yang dapat memuaskan kita.

No comments: