Hitstat

11 May 2009

Yohanes Volume 2 - Minggu 1 Selasa

Keadaan Sebelum Dilahirkan Kembali
Yohanes 3:3
Yesus menjawab, kata-Nya: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika seorang tidak dilahirkan kembali, ia tidak dapat melihat Kerajaan Allah.”

Ayat Bacaan: Yoh. 1:13; 3:5

Bagaimanakah Alkitab menggambarkan kondisi kita sebelum dilahirkan kembali? Pertama, Alkitab mengatakan bahwa sifat kita rusak. Yeremia 17:9 mengatakan: “Betapa liciknya hati, lebih licik daripada segala sesuatu, hatinya sudah membatu: siapakah yang dapat mengetahuinya?” Meskipun ayat ini membicarakan hati manusia, tetapi sebenarnya ditujukan kepada sifat manusia. Sebelum kelahiran kembali, sifat asli kita itu licik dan bobrok, sangat rusak, dan tidak dapat selaras dengan sifat Allah.
Kedua, hati kita keras (membatu) terhadap Allah. Yehezkiel 36:26 mengatakan bahwa hati asli kita adalah “hati yang keras”. Ini berarti bahwa sebelum dilahirkan kembali, hati kita terhadap Allah selalu memberontak, keras kepala, dan sekeras batu. Ketiga, roh kita mati terhadap Allah. Sebelum kelahiran kembali, karena dosa (Ef. 2:1), roh kita mati terhadap Allah dan telah kehilangan fungsinya untuk berkontak dengan Allah. Karena itu, kita tidak dapat bersekutu dengan Allah ataupun mengerti hal-hal rohani dari Allah. Keempat, manusia terpisah dari hayat Allah. Karena sifat manusia yang belum dilahirkan kembali itu rusak, hatinya keras terhadap Allah, dan rohnya mati terhadap Allah, maka seluruh dirinya terpisah dari hayat Allah (Ef. 4:18).
Dengan keadaan seperti yang digambarkan oleh Alkitab di atas, mungkinkah seseorang hidup dalam ruang lingkup Kerajaan Allah? Tentu tidak mungkin. Namun puji Tuhan, melalui kelahiran kembali, semua masalah di atas telah teratasi. Melalui terang Roh Kudus, pada saat kita dilahirkan kembali, kita nampak betapa rusaknya hayat insani kita. Terang ini membuat hati kita penuh dengan penyesalan dan pertobatan kepada Allah. Penyesalan dan pertobatan yang demikian akhirnya membuat kita berkontak dengan hayat Allah.
Karena penyesalan, pertobatan, dan iman kita dalam menerima Tuhan Yesus Kristus sebagai Juruselamat kita, kita dapat menjamah hayat Allah yang ada di dalam Kristus. Tindakan iman yang demikianlah yang membuat kita dilahirkan kembali sehingga mendapatkan hayat Allah, di samping hayat insani kita. Satu Yohanes 5:12 mengatakan, “Barangsiapa memiliki Anak, ia memiliki hayat; barangsiapa tidak memiliki Anak, ia tidak memiliki hayat (Tl.).”

No comments: