Hitstat

19 May 2009

Yohanes Volume 2 - Minggu 2 Rabu

Kristus Datang Sebagai Mempelai Laki-laki
Yohanes 3:29
Yang empunya mempelai perempuan, ialah mempelai laki-laki; tetapi sahabat mempelai laki-laki, yang berdiri dekat dia dan yang mendengarkannya, sangat bersukacita mendengar suara mempelai laki-laki itu. Itulah sukacitaku, dan sekarang sukacitaku itu penuh.

Ayat Bacaan: Yoh. 3:29; 1 Kor. 6:17; Ef. 5:25-27; Gal. 2:20; 2 Kor. 11:2

Setelah kita percaya Tuhan dan dilahirkan kembali maka kita memperoleh hayat Allah masuk ke dalam kita. Hayat kekal ini membawakan Allah ke dalam kita dan menyingkirkan sifat setani di dalam daging kita. Tidak cukup demikian, melalui hayat-Nya, Tuhan membuat kita menjadi perkembangbiakan-Nya, yakni menjadi mempelai perempuan-Nya.
Mempelai perempuan Kristus adalah pertambahan Kristus. Semua orang yang dilahirkan kembali adalah pertambahan Kristus, dan pertambahan ini ialah jodoh Kristus. Mempelai perempuan ini juga adalah gereja, yang tersusun dari semua orang yang telah dilahirkan kembali. Tanpa kelahiran kembali, Kristus takkan beroleh mempelai perempuan yang adalah penambahan-Nya.
Seperti halnya istri dan suami itu menjadi satu tubuh, kitapun menjadilah satu roh dengan Kristus (1 Kor. 6:17). Sebagaimana istri adalah pertambahan suami, kita pun yang sebagai mempelai perempuan Kristus, juga adalah pertambahan-Nya. Kristus bertambah melalui kelahiran kembali kita, sebab pada saat kita dilahirkan kembali, Kristus terlahir ke dalam kita. Oleh sebab itu, dari hari ke hari, Dia seharusnya makin bertambah besar. Setiap saat di mana ada orang yang dilahirkan kembali, Kristus semakin diperbesar.
Sebagai mempelai laki-laki, apakah yang telah Kristus lakukan bagi kita? Tidak diragukan lagi, pertama-tama Dia mengasihi kita, bahkan menyerahkan diri-Nya bagi kita (Ef. 5:25). Kedua, Dia memberikan hayat-Nya tinggal di dalam kita, sehingga kita dapat hidup bersandar Dia, bukan bersandar diri sendiri (Gal. 2:20). Terakhir, Kristus melalui Roh-Nya yang berhuni di dalam kita terus mendandani kita sedemikian rupa sehingga kita siap dipersembahkan kepada-Nya (5:26-27) pada hari kedatangan-Nya yang kedua kali (Why. 19:7).
Sebaliknya, bagaimakah seharusnya sikap kita terhadap Kristus, Sang mempelai laki-laki? Rasul Paulus mengatakan bahwa kita harus hidup sebagai perawan suci, menjaga kesucian dan kemurnian kita terhadap-Nya (2 Kor. 11:2). Jangan biarkan dosa, dunia, dan hal-hal duniawi merusak kesucian dan kemurnian kita. Oleh sebab itu, kita perlu belajar hidup menurut roh dan membiarkan Dia membasuh kita dengan air dalam firman setiap hari.

No comments: