Hitstat

06 July 2010

Kisah Para Rasul Volume 9 - Minggu 1 Rabu

Kebobrokan Pemerintah Romawi
Kisah Para Rasul 25:9
Tetapi Festus yang hendak mengambil hati orang Yahudi, berkata, “Apakah engkau bersedia pergi ke Yerusalem supaya engkau dihakimi di sana di hadapanku tentang perkara ini?”

Ayat Bacaan: Kis. 25:9; 2 Kor. 7:1

Dalam Kisah Para Rasul kita juga melihat satu gambaran tentang politisi-politisi Romawi. Khususnya, kita memiliki catatan mengenai kebobrokan politik Romawi. Dalam memperlakukan Paulus, Festus bagaikan seekor rubah; ia mengusulkan agar Paulus pergi ke Yerusalem dan dihakimi di sana di hadapan Festus. Kisah Para Rasul 25:9 mengatakan bahwa alasan Festus melakukan hal ini adalah untuk mengambil hati orang Yahudi. Usulan ini menyingkapkan kebobrokan politisi Roma yang lain. Sikap yang demikian adalah sungguh memalukan. Festus lebih takut akan manusia daripada takut akan Allah.
Terhadap anak-anak-Nya, Allah mempunyai satu tuntutan kudus. Kita sepenuhnya perlu takut akan Allah. Sebab itu, dalam 2 Korintus 7:1 Paulus berkata, “Saudara-saudaraku yang terkasih, karena kita sekarang memiliki janji-janji itu, marilah kita menyucikan diri kita dari semua pencemaran jasmani dan rohani, dan dengan demikian menyempurnakan kekudusan kita dalam takut akan Allah.” Dikuduskannya kita sangat erat hubungannya dengan kita takut akan Allah. Allah itu kudus. Semakin mendekati Dia, manusia akan makin merasa dirinya najis; makin melayani Dia, makin takut akan dirinya sendiri. Sebab itu, ketika kita mulai belajar takut akan Allah, dengan sendirinya dalam segala hal kita takut ada unsur diri sendiri di dalamnya.
Misalnya, jika ada seorang saudara meminta Anda membantu dia, kalau Anda mempunyai hati yang takut akan Allah, Anda khawatir sewaktu membantu saudara itu, ada unsur diri Anda sendiri. Bersamaan dengan itu, Anda pun takut karena ada unsur diri sendiri maka Anda tidak membantu saudara tersebut. Inilah yang disebut takut akan Allah.
Saudara saudari, kalau kita memiliki pertumbuhan hayat, kita tidak takut yang lain, kita hanya takut ada unsur diri sendiri, yaitu takut bersalah kepada Allah. Takut akan Allah adalah di depan Allah kita memiliki satu motivasi, yaitu takut ada unsur diri sendiri. Inilah motivasi manusia yang paling berharga di hadapan Tuhan. Marilah kita belajar hidup di depan Tuhan, belajar melakukan segala hal dengan sikap takut akan Allah, takut ada unsur diri sendiri.

Siapakah orang yang takut akan TUHAN? Kepadanya TUHAN menunjukkan jalan yang harus dipilihnya. (Mzm. 25:12)

No comments: