Hitstat

03 July 2010

Kisah Para Rasul Volume 9 - Minggu 1 Minggu

Kemunafikan Agama Yahudi
Kisah Para Rasul 25:2-3
Di situ imam-imam kepala dan orang-orang Yahudi yang terkemuka datang menghadap dia ... Kepadanya mereka meminta suatu anugerah, yang merugikan Paulus, yaitu untuk menyuruh Paulus datang ke Yerusalem. Sebab mereka sedang membuat rencana untuk membunuh dia di tengah jalan.

Ayat Bacaan: Kis. 25:1-3; Luk. 12:1, 4-5; Mat. 23:13-15, 23, 25, 27, 29; 1 Ptr. 2:1-2

Agama Yahudi adalah suatu agama yang dibentuk menurut firman Allah. Agama ini memiliki Kitab Suci, tanah suci, kota suci, bait suci, imamat yang suci, dan semua hal suci lainnya. Akan tetapi apa yang dilakukan oleh para agamawan Yahudi dalam kitab Kisah Para Rasul mutlak bukan berasal dari Allah melainkan dari Iblis. Mereka meminta Festus untuk menyuruh Paulus datang ke Yerusalem supaya mereka bisa membuat rencana untuk membunuh dia di tengah jalan (Kis. 25:1-3).
Selain itu, agamawan Yahudi itu berdusta dan berlaku munafik. Pada me-reka tidak ada sesuatu yang kudus atau benar. Pada mereka tidak ada yang dapat dihitung sebagai sesuatu bagi Allah. Apa yang dipraktekkan di antara agamawan-agamawan Yahudi dalam perkara Paulus ini bukan hanya bersifat daging dan penuh dosa, bahkan jahat dan kejam. Sumber perbuatan mereka adalah Iblis. Itulah sebabnya Tuhan menyuruh kita waspada khususnya ter-hadap ragi orang Farisi, yaitu kemunafikan orang Farisi (Luk. 12:1). Bahkan Tuhan berkata, “Celakalah kamu, hai ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, hai kamu orang-orang munafik,…” (Mat. 23:13-15, 23, 25, 27, 29). Mengapa Tuhan berkata celaka kepada mereka? Sebab kemunafikan agama akan berkembang menjadi penganiayaan (Luk. 12:4-5) dan akan membunuh orang dengan menyangka bahwa ia berbuat bakti kepada Allah (Yoh. 16:2). Ini selalu menjadi sumber penganiayaan terhadap para pengikut Yesus yang sejati.
Karena itu, sebagai orang telah mengecap kebaikan Tuhan, pertama-tama kita perlu waspada terhadap kemunafikan dalam agama, karena kemunafikan ini akan menjadi satu sumber penganiayaan. Kedua, kita juga perlu membuang lima perkara negatif, yaitu kejahatan, tipu muslihat, kemunafikan, dengki, dan fitnah. Sebab begitu ada kejahatan, maka akan muncul tipu muslihat, dan kemudian berkembang menjadi kemunafikan, dengki dan akhirnya adalah fitnah. Ketiga, kita perlu menjadi seperti bayi yang baru lahir yang selalu rindu akan air susu firman yang murni dan yang rohani, supaya olehnya kita bertumbuh dan beroleh keselamatan (1 Ptr. 2:1-2). Inilah jalan kita dapat diselamatkan dari kemunafikan agama kepada penyembahan Allah yang tepat dan sejati.

Karena itu buanglah segala kejahatan, segala tipu muslihat dan segala macam kemunafikan, kedengkian dan fitnah. (1 Ptr. 2:1)

No comments: