Hitstat

10 June 2011

1 Korintus - Minggu 13 Jumat

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 3:13-22


Menurut ayat 13-15, pekerjaan pembangunan kita akan diuji dengan api. Jikalau pekerjaan kita tahan uji, kita akan mendapat pahala. Tetapi jika pekerjaan kita terbakar api, kita akan menderita kerugian. Saya tidak dapat memastikan apa itu api penghakiman. Akan tetapi, baik dalam Perjanjian Lama maupun Baru, api berasal dari Allah sebagai penghakiman. Pekerjaan yang tersusun dari emas, perak, dan batu permata akan tahan uji. Sebenarnya semakin panas api itu, bahan-bahan itu semakin murni. Tetapi bahan-bahan dari kayu, rumput kering, dan jerami akan terbakar api. Apa pun yang dikerjakan menurut alamiah kita, hakiki kita, dan perbuatan-perbuatan alamiah kita, akan hangus oleh api.

Penghakiman Tuhan paling sedikit memiliki dua aspek: kegelapan dan pembakaran. Kita sendiri mungkin berada dalam kegelapan, dan pekerjaan kita bisa hangus menjadi abu. Sering kali saya merasa takut dan gentar di hadapan Tuhan, ingin tahu apakah pekerjaan saya akan tahan uji. Berkali-kali saya bertanya kepada diri sendiri, apakah pekerjaan saya akan tahan uji api penghakiman Tuhan. Kita semua harus bertanya apakah pekerjaan kita membawa kita ke dalam terang atau menahan kita dalam kegelapan.

Membanggakan tokoh-tokoh rohani juga membinasakan bait Allah, gereja. Berbuat demikian adalah berada dalam daging dan berjalan menurut manusia (3:3-4). Jadi, kita harus berhati-hati, jangan pilih-pilih terhadap penatua, rekan sekerja, atau saudara saudari. Sambil belajar tidak membawa alamiah, hakiki, dan perbuatan kita ke dalam gereja, kita juga harus belajar tidak memiliki pilihan terhadap siapa pun. Jika kita mengagungkan orang-orang tertentu, kita akan mencemari, merusak, membinasakan bait Allah, dan akan menderita hukuman Allah.

Dalam ayat 18 Paulus menasihati orang yang menyangka dirinya berhikmat dalam zaman ini, untuk menjadi bodoh, supaya ia menjadi berhikmat. Menjadi bodoh di sini berarti menolak hikmat filsafat dan menerima perkataan yang sederhana mengenai Kristus dan salib-Nya (1:21, 23). Menjadi berhikmat berarti menerima hikmat Allah, menjadikan Kristus sebagai segala sesuatu kita (1:24, 30; 2:6-8).

Dalam kehidupan gereja kita perlu belajar menjadi bodoh supaya kita beroleh hikmat Allah. Kemudian wahyu Allah akan terbuka bagi kita. Mereka yang menerima wahyu paling banyak dari Allah adalah mereka yang telah belajar menjadi bodoh. Akibatnya, mereka mendapatkan hikmat Allah.

Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 2, Berita 33

No comments: