Hitstat

15 June 2011

1 Korintus - Minggu 14 Rabu

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 4:6-9


Hal-hal yang ditulis oleh Paulus di dalam pasal 1 -- 3, dapat diterapkan pada semua orang yang melayani Tuhan, terutama kepada orang-orang Korintus yang congkak dan terpecah-belah. Tetapi karena mereka, yang menurut keadaan mereka dan bagi kebaikan mereka, Paulus mengenakan hal-hal itu pada dirinya sendiri dan pada Apolos, sebagai perumpamaan; (seperti yang telah dikatakannya dalam 3:5-8), dengan harapan supaya orang-orang Korintus yang sombong memahami dan menerapkan perbandingan yang mereka buat ke atas diri mereka sendiri.

Ayat 7 melanjutkan, "Sebab siapa yang menganggap engkau begitu penting? Apa yang engkau punyai, yang tidak engkau terima? Jika engkau memang menerimanya, mengapa engkau memegahkan diri, seolah-olah engkau tidak menerimanya?" Allahlah yang membedakan kita dari yang lainnya. Semua yang kita miliki, kita terima dari Allah. Maka, semua kemuliaan seharusnya diberikan kepada Allah, dan kita seharusnya bermegah di dalam Allah, bukan di dalam diri kita sendiri atau di dalam hamba mana pun, yang dipakai Allah, seperti Paulus atau Apolos.

Pada zaman Paulus, ketika para kriminal diadu dengan binatang buas di gelanggang pertunjukan untuk menghibur khalayak ramai, kriminal itu dipertunjukkan sebagai tontonan yang terakhir. Kriminal itu tidak dianggap apa-apa, karena mereka adalah manusia yang paling rendah, yang telah terlibat dalam kejahatan dan menunggu hukuman mati. Pemerintah Romawi sering memaksa mereka bertarung melawan binatang buas di gelanggang pertunjukan sebagai tontonan. Ketika ada tontonan semacam ini, para kriminal itu tampil pada pertunjukan yang terakhir. Paulus menggunakan ini sebagai kiasan untuk menggambarkan bahwa para rasul telah ditentukan Allah menjadi pertunjukan terakhir, tontonan terakhir. Orang-orang Korintus bukanlah yang terakhir; para rasullah yang terakhir. Para rasul menganggap diri mereka sendiri sebagai kriminal yang dijatuhi hukuman mati di hadapan dunia, tidak seperti orang-orang Korintus yang menganggap diri mereka ditakdirkan menjadi raja-raja yang memerintah.

Dengan menggunakan kiasan ini Paulus memberi tahu kaum beriman di Korintus supaya mereka tidak berperilaku seolah-olah mereka adalah raja atau seolah-olah mereka kaya dan memiliki segala sesuatu. Seolah-olah Paulus berkata, "Jangan berperilaku seperti raja. Allah telah membuat kami, para rasul, yang terakhir dalam pameran ilahi. Kami seperti penjahat-penjahat yang dijatuhi hukuman mati. Inilah nasib kami. Tetapi kamu seolah-olah menikmati nasib yang lain. Kamu kaya, kamu kenyang, dan kamu memerintah. Akan tetapi, kami adalah suatu tontonan."

Perkataan Paulus kepada orang-orang Korintus berlaku juga bagi kita dalam pemulihan Tuhan hari ini. Kita juga harus menjadi seperti para rasul dalam ayat 9 -- bagaikan penjahat-penjahat yang dijatuhi hukuman mati dan tontonan bagi manusia dan malaikat-malaikat. Janganlah kita menganggap diri kita kenyang, kaya, dan kuat. Sikap semacam itu salah sama sekali. Dalam pemulihan Tuhan, kita harus memberi kesan kepada orang lain bahwa kita adalah tahanan yang dijatuhi hukuman mati dan tontonan bagi alam semesta.

Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 2, Berita 34

No comments: