Hitstat

17 June 2011

1 Korintus - Minggu 14 Jumat

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 4:14-21


Ayat 14-21 adalah bagian yang paling akrab dari pasal ini. Di sini kita nampak bahwa Paulus adalah seorang bapa yang melahirkan. Seolah-olah ia berkata kepada orang-orang Korintus, "Memang, aku adalah sampah dan kotoran. Tetapi aku adalah seorang bapa yang telah melahirkan banyak anak. Dalam Kristus Yesus aku telah melahirkan kalian melalui Injil."

Jika saya adalah orang beriman yang menerima surat ini di Korintus, saya akan menjadi malu sekali setelah membaca ketiga belas ayat yang pertama dari pasal ini. Saya akan berkata sendiri, "Bapa rohaniku berkata bahwa aku menyanjung diri sendiri, tetapi ia menganggap diri sendiri adalah sampah dan kotoran. Hal ini memalukan aku." Akan tetapi, Paulus berkata bahwa ia menulis hal ini bukan untuk mempermalukan mereka, namun untuk menegur mereka sebagai anak-anak yang dikasihi.

Dalam menasihati orang-orang Korintus untuk menuruti teladannya, Paulus seolah-olah berkata, "Anak-anakku, janganlah menjadi raja, tetapi relakanlah dirimu direndahkan sebagai para kriminal dalam pemandangan manusia. Janganlah menjadi filsuf-filsuf, tetapi jadilah sampah dan kotoran. Berpalinglah dari hakikimu pada masa lampau dan ikutilah teladanku. Hari ini kami, para rasul, direndahkan di hadapan manusia demi Kristus. Kami telah menjadi bodoh karena Kristus. Kami telah dijadikan tontonan malaikat-malaikat dan manusia, kami adalah para kriminal yang divonis hukuman mati, dan kamilah sampah dan kotoran. Tetapi bagi kamu, aku adalah bapa yang melahirkan kamu."

Beberapa orang dari mereka menjadi sombong, karena menyangka ia tidak akan mengunjungi mereka (ay. 18). Tetapi Paulus berkata bahwa jika Tuhan menghendaki, tidak lama lagi ia akan berkunjung ke Korintus (ay. 19). Jika menurut kemauannya sendiri, ia pasti datang. Tetapi menurut cara pembicaraan Perjanjian Baru, Paulus menyisipkan perkataan "kalau Tuhan menghendaki" untuk menunjukkan bahwa mungkin Tuhan tidak mengirim ia ke sana. Jadi jika Tuhan menghendaki, ia akan datang. Tetapi jika Tuhan tidak menghendakinya mengunjungi Korintus, Paulus tidak dapat berbuat apa-apa.

Ayat 21 adalah kesimpulan dari pasal ini: "Apa yang kamu kehendaki? Haruskah aku datang kepadamu dengan cambuk atau dengan kasih dan dengan (roh yang) lemah lembut?" Perkataan ini dikatakan kepada kaum beriman Korintus berdasarkan bahwa rasul adalah bapa rohani mereka. Dengan demikian, Paulus memiliki kedudukan dan tanggung jawab untuk mendisiplin anak-anaknya.

Menurut perkataan Paulus dalam ayat 21, ia gembira atau tidak, marah atau lemah lembut? Saya katakan dalam pasal ini ia bergembira juga tidak bergembira, marah dan juga lemah lembut. Namun, hal ini bukan berarti Paulus bermuka dua. Sebaliknya, ini mewahyukan bahwa manusia rohani yang sejati itu dapat lemah lembut kemudian seketika itu juga ia bisa menjadi marah. Sebenarnya, seorang manusia rohani dapat lemah lembut sementara ia sedang marah.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 2, Berita 35

No comments: