Hitstat

14 June 2011

1 Korintus - Minggu 14 Selasa

Pembacaan Alkitab: 1 Kor. 4:3-5


Dalam ayat ini ada dua perkara mendasar yang perlu kita pelajari. Pertama, jangan pedulikan kritik atau penghakiman orang lain. Sebagian besar orang Kristen tidak tahan dikritik atau dihakimi. Bila mengetahui dirinya dikritik orang, saudari tertentu tidak dapat tidur nyenyak dalam jangka waktu yang lama. Demikian pula saudara-saudara. Andaikata seorang saudara yang adalah penatua mengetahui seseorang telah mengkritik dirinya, ia tidak dapat tidur nyenyak semalam-malaman, sebab mungkin ia berkata kepada dirinya sendiri, "Aku adalah penatua di gereja, namun seseorang mengkritik aku." Jika kita terganggu oleh kritikan, itu menunjukkan bahwa dihakimi oleh orang lain adalah perkara yang besar, bukan perkara kecil bagi kita, sehingga kita tidak dapat berkata bersama Paulus, "Bagiku tidak begitu penting (hal yang sangat kecil) entahkah aku dihakimi oleh kamu."

Kita dapat membandingkan kritikan dengan lada yang pedas; mula-mula lada yang pedas tidak mudah untuk dimakan, tetapi akhirnya seseorang akan terbiasa olehnya. Banyak penatua telah menjadi cukup terampil dalam makan dan mencerna lada pedas kritikan orang-orang kudus. Mereka telah belajar bersama Paulus bahwa dikritik orang lain adalah perkara kecil.

Hal kedua yang perlu kita pelajari dari ayat-ayat ini adalah jangan mengkritik diri sendiri atau menghakimi diri sendiri. Pada permulaan ministri saya, saya menghakimi diri sendiri setiap kali menyampaikan berita. Saya menghabiskan banyak waktu untuk melihat bagaimana reaksi orang lain terhadap berita itu. Sering kali perlu waktu berhari-hari agar saya dapat benar-benar tenang setelah saya menyampaikan berita. Kemudian tiba waktunya untuk menyampaikan berita lain. Hari ini saya tidak menghakimi diri sendiri seperti itu. Saya telah tahu bahwa menghakimi diri sendiri seperti itu bukanlah praktek yang sehat. Kita tidak cukup layak untuk menghakimi semacam ini. Lagi pula, jika kita tidak menghakimi diri sendiri, kita akan merasa baik; jika kita menghakimi diri sendiri, kita akan menjadi sangat kecewa. Jika semua penatua menghakimi diri sendiri sedemikian, mereka akan merasa diri mereka tidak memenuhi syarat untuk menjadi penatua dan tentu akan berusaha untuk mundur. Paulus dapat berkata bahwa ia tidak menghakimi diri sendiri, dan kita perlu belajar dari dia dalam hal ini.

Perkataan Paulus dalam ayat 2 sampai 5 menunjukkan bahwa ia adalah seorang pengurus rumah tangga yang setia. Ia tidak mempedulikan kritikan orang lain, dan ia tidak mengkritik diri sendiri. Ia menyerahkan seluruh situasinya kepada Tuhan. Hal ini menunjukkan kesetiaannya.

Jika kita memperhatikan kritikan orang lain yang ditujukan kepada kita atau jika kita mengamati diri sendiri, berarti kita tidak setia. Sebaliknya, kita mungkin agak politis dan berusaha menghindari kritikan supaya merasa lebih baik. Kita perlu berpaling dari hal itu dan menyerahkan penghakiman kepada Tuhan. Demikian, kita akan setia.


Sumber: Pelajaran-Hayat 1 Korintus, Buku 2, Berita 34

No comments: