Hitstat

10 March 2012

2 Korintus - Minggu 24 Sabtu

Pembacaan Alkitab: Mat. 6:34


Mengenai suplai oleh mujizat dan oleh hukum alam ini, Allah adalah sumbernya. Di satu pihak, Dia mengirim manna itu. Di pihak lain, Dia menyuplai benih untuk ditaburkan dan roti untuk dimakan. Jika kita memiliki pemahaman yang dalam terhadap hal ini, kita tidak akan khawatir akan masa depan kita. Tuhan Yesus berkata, "Janganlah kamu khawatir tentang hari esok" (Mat. 6:34). Dengan mengenal bahwa kaum beriman tidak perlu khawatir tentang masa depan karena kita memiliki Allah sebagai sumber suplai kita, Paulus memiliki keberanian mendorong orang-orang kudus untuk memberi kepada orang-orang kudus yang kekurangan. Kita harus memperhatikan kebutuhan Allah dan tujuan-Nya. Kemudian, Dia akan merawat masa depan kita. Masa depan kita bukan berada di bawah perawatan kita, melainkan berada di bawah perawatan Bapa; bukan menurut pengumpulan kita, melainkan menurut turunnya manna Allah. Selain itu, ini bukan menurut penaburan kita, melainkan menurut suplai-Nya. Jika Allah tidak menyuplai benih, apa yang akan kita taburkan? Masa depan kita juga bukan tergantung pada penuaian kita, melainkan tergantung kepada Allah yang membuat benih itu bertumbuh sampai ada tuaian. Dengan memiliki pemahaman yang dalam mengenai hal ini dan memiliki pengetahuan yang menyeluruh tentang ekonomi Allah, Paulus memiliki jaminan dan damai sejahtera untuk mendorong orang-orang kudus yang miskin itu untuk memberikan apa yang mereka miliki guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan orang lain.

Sekarang kita dapat memahami pemikiran Paulus dalam pasal 8 dan 9. Dalam pasal 8 Paulus memakai mengumpulkan manna sebagai satu dasar untuk bersekutu dengan orang-orang kudus tentang memberi suplai materi kepada orang-orang yang kekurangan. Dalam pasal 9 Paulus memakai perkara menabur dan menuai sebagai dasar bagi persekutuan ini. Karena itu, Paulus memiliki dasar ganda untuk bersekutu dengan orang-orang kudus tentang pemberian suplai materi. Hal ini memberikan jaminan dan keyakinan kepadanya untuk memberi tahu orang-orang kudus bahwa jika mereka dapat memberikan sebanyak mungkin, mereka tidak perlu khawatir tentang masa depan. Di sini Paulus seolah-olah akan berkata, "Kaum saleh, berilah sebanyak yang kalian mampu. Tidak perlu khawatir tentang hari esok. Masa depan kalian mutlak berada di bawah perawatan Allah. Karena aku memiliki keyakinan akan hal ini, maka aku mendorong kalian untuk memberi. Aku tidak menanggung resiko dalam meminta kalian untuk memberi kepada kaum saleh yang kekurangan. Jika kalian mau menerima perkataanku dan melakukannya, akan ada banyak ucapan syukur kepada Allah. Juga, jika kalian rela menabur dengan memberi, Allah akan membuat tuaian kalian bertambah. Dia akan menambahkan buah kebenaran kalian."

Mengapa Paulus memiliki keberanian mendorong kaum saleh yang miskin ini untuk memberi? Ia memiliki keberanian karena ia mengenal firman Allah. Selain itu, ia mengenal ekonomi Allah dan prinsip ilahi-Nya. Ia sadar bahwa meminta kepada gereja-gereja yang berada dalam situasi ekonomi yang miskin untuk membantu orang lain itu adalah satu perkara yang serius. Ia tidak meminta seseorang untuk membantu orang lain. Ia mendorong gereja-gereja di Eropa untuk membantu gereja-gereja di Yudea. Sepertinya Paulus akan menanggung resiko, karena orang-orang kudus mungkin akan menderita di masa yang akan datang. Namun, Paulus tahu bahwa ia tidak akan menanggung resiko, karena ia memiliki jaminan bahwa Allah akan datang untuk menurunkan manna, menyuplai benih untuk menabur, dan memberi roti untuk dimakan. Inilah cara yang tepat untuk memahami perkataan Paulus dalam 2 Korintus 8 dan 9.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 3, Berita 49

No comments: