Hitstat

29 March 2012

2 Korintus - Minggu 27 Kamis

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 12:1-10


Dua Korintus 12:1-10 adalah satu bagian yang sangat baik dari Alkitab. Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa Paulus itu dalam dan sangat bijaksana. Para penganut agama Yahudi bermegah bahwa mereka mengenal banyak hal, dan menyatakan lebih banyak pengetahuannya daripada Rasul Paulus. Bukannya berdebat dengan mereka, Paulus malah lebih dulu memegahkan kelemahannya. Sekarang dalam 2 Korintus 12:1-10 ia sampai kepada penglihatan (visi) dan wahyu. Strategi Paulus yang berhikmat ini adalah untuk mengalahkan kesombongan para penganut agama Yahudi dengan menunjukkan bahwa sebenarnya mereka tidak memiliki penglihatan atau wahyu apa pun. Apa yang dikenal oleh para penganut agama Yahudi itu adalah kosong melompong.

Dalam ayat 1 Paulus membicarakan tentang penglihatan dan wahyu. Wahyu adalah penyingkiran selubung, penyingkapan hal-hal yang tersembunyi; penglihatan adalah pemandangan, suasana yang terlihat setelah saat penyingkapan selubung. Banyak hal tentang ekonomi dan administrasi Allah dalam alam semesta yang tersembunyi. Di pihak Tuhan, Tuhan mewahyukan, menyingkapkan hal-hal tersembunyi ini kepada rasul; di pihak rasul, ia menerima penglihatan-penglihatan akan hal-hal tersembunyi ini.

Seseorang di dalam Kristus yang disinggung dalam ayat 2 ini bukanlah Saulus; ini adalah Paulus. Saulus adalah manusia alamiah, dan Paulus adalah manusia baru di dalam Kristus. Akan lebih baik bila kita semua memiliki dua nama: satu nama yang menunjukkan nama seseorang sebelum diselamatkan, yaitu apa adanya kita dalam Adam, dan satu nama lagi dari seseorang yang sekarang ada di dalam Kristus. Sebelumnya kita adalah Saulus; sekarang kita adalah Paulus.

Ketika Paulus membicarakan tentang seseorang di dalam Kristus, ia mengacu kepada manusia keduanya, persona keduanya. Ia akan bermegah atas orang ini, tetapi ia tidak akan bermegah atas manusia lamanya. Dalam ayat 5 kata "diriku sendiri" mengacu kepada diri lama Paulus, bukan kepada diri barunya. Ini mengacu kepada Saulus, bukan Paulus. Diri baru Paulus mutlak berada di dalam Kristus. Manusia di dalam Kristus ini adalah satu ciptaan baru.

Jika kita memperhatikan diri kita sendiri sebagai kaum beriman, kita akan melihat bahwa kita juga memiliki dua persona. Di satu pihak, kita adalah orang dengan satu diri yang lama; di pihak lain, kita adalah orang dengan diri yang baru. Persona ini ada di dalam Kristus dan adalah satu ciptaan baru. Kita tidak boleh memperhatikan persona yang pertama lagi. Sebaliknya, kita harus mengikuti persona yang kedua.

Apa yang terjadi pada Paulus, seseorang di dalam Kristus, seperti yang tercatat dalam ayat-ayat ini, sangatlah misterius. Paulus sendiri pun tidak dapat memberitahukan apakah ia berada di dalam tubuh atau di luar tubuh. Dalam ayat 3 ia mengatakan, "Aku juga tahu tentang orang itu -- entah di dalam tubuh entah di luar tubuh, aku tidak tahu, Allah yang mengetahuinya." Jelas Paulus tidak lupa diri (trans). Kita tidak boleh mengira apa yang digambarkan di sini adalah pengalaman dari seseorang yang tidak sadarkan diri (trans). Apa yang terjadi pada Paulus itu di luar kemampuannya untuk mengeskpresikan hal itu, karena ia sendiri pun tidak benar-benar jelas tentang hal itu.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 3, Berita 55

No comments: