Hitstat

16 March 2012

2 Korintus - Minggu 25 Jumat

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 10:13-16


Ayat 13 mengatakan, "Sebaliknya kami tidak mau bermegah melampaui batas, melainkan tetap di dalam batas-batas daerah kerja yang dipatok Allah bagi kami, yang meluas sampai kepada kamu juga." Rasul berani, tetapi bukan tanpa batas. Ini menunjukkan bahwa dia berada di bawah pembatasan Tuhan. Kemegahannya adalah menurut ukuran yang telah diukurkan Allah Sang Pengatur, Allah yang memerintah, kepadanya. Ministri Paulus kepada daerah orang-orang kafir (termasuk Korintus) adalah menurut ukuran Allah (Ef. 3:1-2, 8; Gal. 2:8); karena itu, kemegahannya ada di dalam batas ini, bukan tanpa batas seperti kemegahan penganut agama Yahudi. Kata "batas-batas daerah kerja" dalam ayat 13 secara harfiah berarti tongkat pengukur, seperti pengukur seorang tukang kayu.

Kita tidak boleh bermegah tanpa batas. Dalam memberikan satu kesaksian tentang apa yang telah kita pelajari dari Tuhan, kita harus memiliki satu batasan, satu ukuran. Kata batas dalam ayat 13 ini menunjukkan diperintah oleh Allah. Allah telah membagikan kepada kita begitu banyak hal untuk pekerjaan dan pengalaman kita. Selain itu, Dia telah memberikan begitu banyak hal kepada kita untuk kita nikmati. Karena itu, bila kita memberikan satu kesaksian tentang pekerjaan, pengalaman, atau kenikmatan kita akan Tuhan, kita harus bersaksi dalam ukuran, yaitu dalam satu batasan tertentu.

Dari ayat 13, 14, dan 15 kita nampak bahwa meskipun kita mengharapkan pekerjaan Tuhan dapat menyebar, kita harus belajar berada di bawah pembatasan Allah. Jangan mengharapkan satu penyebaran yang tanpa batas. Penyebaran semacam itu sesungguhnya tidak berada dalam batasan pergerakan menurut Roh. Dari pengalaman kita dapat bersaksi bahwa jika kita menyebarkan pekerjaan menurut Roh, maka selalu akan ada batasan tertentu. Secara batini kita akan sadar bahwa Tuhan hendak menyebarkan pekerjaan itu hanya sampai satu tingkat tertentu. Selain itu, Tuhan bisa membangkitkan suatu suasana untuk membatasi penyebaran pekerjaan itu. Karena itu, secara batini kita tidak akan memiliki damai sejahtera bila menyebarkan pekerjaan melampaui titik tertentu, dan lingkungan yang di luar tidak mengizinkan kita untuk pergi melampaui garis batas tertentu.

Orang-orang muda belum begitu banyak menceburkan diri dalam pekerjaan Tuhan. Meskipun demikian, saya ingin mendorong mereka untuk menyimpan perkataan ini dalam diri mereka, karena pada suatu hari mereka akan mengalaminya. Kita semua perlu belajar bahwa dalam melayani Tuhan dan dalam bekerja sama dengan Allah, selalu ada satu batasan. Ini juga berlaku dalam pelayanan gereja.

Banyak orang muda tidak tahan dinaikkan dan diturunkan oleh Allah. Setelah beberapa kali dinaikkan dan diturunkan, mereka ingin berhenti. Sikap mereka mungkin demikian, "Jika Allah ingin menaikkan aku, biarlah aku naik ke surga dan tinggal di sana sampai Tuhan Yesus datang kembali. Tetapi jika Allah ingin menurunkan aku, biarlah aku tetap berada di bawah. Tetapi aku tidak mau naik kemudian turun, dan turun kemudian naik." Ketidaksenangan terhadap perlakuan Allah yang menaik-turunkan kita ini adalah satu ekspresi dari watak kebanyakan orang muda.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 3, Berita 51

No comments: