Hitstat

28 March 2012

2 Korintus - Minggu 27 Rabu

Pembacaan Alkitab: Kol. 1:24


Kita perlu memahami mengapa Paulus menulis ayat-ayat ini secara demikian. Paulus berada dalam lingkungan yang sangat sulit. Ia sangat menderita, dan ia bahkan kekurangan makanan. Seolah-olah Allah tidak menyertai dia dan tidak menghormati dia. Manakah tanda-tanda ajaib yang dijanjikan dalam Markus 16? Sepertinya Tuhan tidak menyuplai Paulus. Tuhan bahkan membiarkan Paulus mengalami karam kapal dan sehari semalam terkatung-katung di tengah laut. Mengapa Paulus menekankan hal-hal yang tidak terhormat dan tidak mulia ini? Jalan Paulus adalah jalan ilahi. Sebaliknya, konsepsi kebanyakan orang Kristen bertentangan dengan jalan Allah. Apa yang ditulis Paulus dalam pasal ini sesungguhnya bersesuaian dengan kehidupan Tuhan Yesus. Ketika berada di bumi, Tuhan menderita kesusahan. Sekalipun Dia adalah Putra Allah, kehidupan-Nya bukanlah kehidupan yang makmur atau ada berkat yang lahiriah. Dilihat secara luaran, Tuhan Yesus tidak diberkati Allah. Ketika Dia disalibkan, orang-orang Yahudi mencemooh Dia dan mengatakan jika Dia berasal dari Allah, Allah akan membebaskan Dia dari salib itu. Tetapi bukannya mengutus malaikat-malaikat untuk menyelamatkan Tuhan Yesus, Allah malah membiarkan Dia mati di atas salib. Dalam prinsipnya, pengalaman Paulus juga sama.

Dengan menulis pasal ini sedemikian, Paulus menjelaskan bukan hanya kepada kaum beriman di Korintus, tetapi juga kepada semua orang beriman dalam Kristus sepanjang abad, apakah jalan Allah itu. Jalan Allah terlihat pada diri para rasul yang sejati, pada diri para minister dari perjanjian yang baru yang sejati, bukan pada diri mereka yang disebut para rasul yang tak ada taranya. Para rasul palsu itu mungkin saja makmur dan semarak, dan mereka tidak perlu menyelamatkan diri dalam sebuah keranjang. Tetapi para rasul yang sejati dimusuhi dan menderita karena seluruh bumi ini menentang ekonomi Allah. Selain itu, zaman sekarang ini bukan saatnya kita menjadi makmur dan semarak, melainkan ini adalah waktu kita untuk menderita bagi Tubuh Kristus. Memakai perkataan Kolose 1:24, sekarang kita sedang memenuhi kekurangan dalam penderitaan Kristus bagi Tubuh-Nya, yaitu gereja.

Di atas salib, Tuhan Yesus menderita untuk menebus kita. Tetapi selama hidup-Nya di bumi, Dia menderita bagi pembangunan Tubuh. Kita tidak dapat mengambil bagian dalam penderitaan Kristus bagi penebusan. Mengatakan bahwa kita dapat mengambil bagian dalam penderitaan penebusan itu merupakan satu penghujatan. Namun, kita harus mengambil bagian dalam penderitaan Kristus bagi Tubuh-Nya. Ini berarti kita harus mengikuti jalan-Nya, yaitu jalan yang sempit. Kita harus berjalan mengikuti jejak-jejak kaki-Nya dan memikul salib. Tuhan Yesus menempuh satu kehidupan yang menderita, dan kita juga harus melakukan hal yang sama. Ini adalah untuk memenuhi apa yang kurang dalam penderitaan Kristus bagi pembangunan gereja, Tubuh-Nya.

Dalam pasal 11 kita memiliki dua rahasia untuk membedakan yang sejati dari yang palsu: menikmati Tuhan sebagai suplai hayat kita dan menderita dalam mengikuti Tuhan. Di satu pihak, kita menikmati Tuhan Yesus; di pihak lain, kita mengikuti Dia untuk menempuh satu kehidupan yang menderita. Kenikmatan dan penderitaan ini adalah faktor-faktor penentu yang olehnya kita dapat membedakan manakah yang sejati dan manakah yang palsu. Segala sesuatu yang membantu kita menikmati Tuhan dan yang menguatkan kita untuk mengikuti Dia dalam penderitaan-Nya adalah yang sejati. Apa saja yang tidak mendorong kita dalam dua perkara ini adalah yang palsu.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 3, Berita 54

No comments: