Hitstat

27 March 2012

2 Korintus - Minggu 27 Selasa

Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 11:16-33


Dalam ayat 23 Paulus mengatakan bahwa ia lebih banyak berjerih lelah, lebih sering dipenjara, menanggung pukulan di luar batas, dan kerap kali berada dalam bahaya maut. Dalam ayat 24-25 Paulus mengatakan, "Lima kali menanggung pukulan oleh orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku menderita pukulan (dengan tongkat), satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut." Deraan dalam ayat 24 dilakukan oleh orang-orang Yahudi, sedangkan tongkat dalam ayat 25 digunakan oleh orang-orang Roma (Kis. 16:22-23; 22:25). Ketiga kejadian ini, tidak termasuk kapal kandas di Melita (secara umum dikenal sebagai Malta), tidak tercatat dalam Kitab Kisah Para Rasul.

Ayat 26 mengatakan, "Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu." Penyamun yang disinggung dalam ayat ini adalah suku-suku yang berdiam di gunung-gunung antara dataran tinggi Asia Kecil dan pantai yang terkenal akan perampokannya. Saudara-saudara palsu ini terutama mengacu kepada orang-orang Kristen yang bergairah dalam agama Yahudi.

Ayat 27 melanjutkan, "Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian." Karena berpuasa di sini dicantumkan bersama-sama dengan bekerja berat, maka ini pasti ditujukan kepada puasa yang tidak direncanakan karena kekurangan makanan. Kedinginan karena cuaca dan pakaian yang tidak memadai; tidak berpakaian mengacu kepada keadaan tidak berpakaian cukup atau telanjang karena cambukan atau kandasnya kapal.

Penderitaan Paulus membuatnya kelihatan lemah di mata orang lain. Seorang yang kuat dapat melakukan banyak hal untuk menghapus penderitaan atau menguranginya. Namun, Paulus tidak dapat melakukan apa-apa terhadap penderitaannya. Fakta bahwa ia tidak dapat mengurangi penderitaannya menunjukkan bahwa ia lemah. Karena itu, di mata para penentangnya, ia adalah seorang yang lemah dan kasihan.

Pada zaman dulu juga zaman sekarang ini, ada konsepsi bahwa seseorang yang diberkati Allah seharusnya tidak menderita. Musuh-musuh Paulus berpikir bahwa jika Paulus benar-benar berasal dari Allah, maka Allah akan memberkati dia dan ia tidak akan menderita. Mereka menganggap penderitaan Paulus sebagai tanda bahwa ia bukan berasal dari Allah atau ia tidak berada di bawah berkat Allah. Konsepsi Paulus berbeda. Di sini Paulus seolah-olah berkata kepada para penganut agama Yahudi itu, "Jika kamu benar-benar berasal dari Allah, Allah akan mengizinkan kamu mengalami banyak penderitaan. Seorang minister Kristus yang sejati adalah orang yang menderita." Banyak orang Kristen hari ini memiliki konsepsi bahwa jika seseorang itu kaya, makmur, dan semarak, ia adalah hamba Allah yang setia dan diberkati oleh Dia. Mereka juga memiliki konsepsi bahwa orang-orang yang harus menderita dan bekerja keras itu tidak berada di bawah berkat Allah.


Sumber: Pelajaran-Hayat 2 Korintus, Buku 3, Berita 54

No comments: