Pembacaan Alkitab: Gal. 4:22, 31
Berbicara tentang dua perempuan dalam ayat
22, dalam ayat 24 Paulus berkata, "Ini adalah suatu kiasan. Sebab kedua
perempuan itu adalah dua ketentuan Allah: yang satu berasal dari Gunung Sinai
dan melahirkan anak-anak perhambaan, itulah Hagar - Hagar ialah Gunung Sinai di
tanah Arab - dan ia sama dengan Yerusalem yangsekarang, karena ia hidup dalam
perhambaan dengan anak-anaknya." Dari kedua perjanjian yang disebut pada
ayat 24, yang satu adalah perjanjian dari janji yangdiberikan kepada Abraham,
yang berhubungan dengan Wasiat yang Baru, perjanjian anugerah; dan yang lainnya
adalah perjanjian dari hukum Taurat yang diberikan kepada Musa, yang tidak
berhubungan dengan Wasiat yang Baru. Sara, perempuan merdeka itu, melambangkan
perjanjian dari janji, dan Hagar, hamba perempuan,melambangkan perjanjian dari
hukum Taurat.
Gunung Sinai adalah tempat hukum Taurat
diberikan (Kol.19:20). Perhambaan yang dikatakan dalam ayat 24adalah perhambaan
di bawah hukum Taurat. Hagar, gundik Abraham, melambangkan hukum Taurat. Karena
itu,posisi hukum Taurat seperti seorang gundik. Sara, istri Abraham,
melambangkan anugerah Allah (Yoh. 1:17), yang mempunyai posisi yang benar dalam
ekonomi Allah. Seperti Hagar, hukum Taurat melahirkan anak-anak ke
dalamperhambaan, seperti penganut agama Yahudi. Seperti Sara,anugerah
melahirkan anak-anak ke dalam keputraan; inilah kaum beriman Perjanjian Baru.
Mereka tidak lagi berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah anugerah (Rm.
6:14). Mereka harus berdiri di dalam anugerah ini (Rm. 5:2) dan tidak hidup di
luar anugerah (Gal. 5:4).
Dalam ayat 25 Paulus menyinggung,
"Yerusalem yangsekarang." Yerusalem, sebagai pilihan Allah (1
Raj.14:21; Mzm.48:3, 9), tentu adalah milik perjanjian dari janji, yang
dilambangkan oleh Sara. Namun, karena Yerusalem membawa umat pilihan Allah ke
dalam ikatan hukum,Yerusalem itu dihubungkan dengan Gunung Sinai, yang menjadi
milik perjanjian dari hukum Taurat, yang dilambangkan oleh Hagar. Pada zaman
Paulus, Yerusalem dan anak-anaknya adalah hamba di bawah hukum Taurat.
Ayat 26 mengatakan, "Tetapi Yerusalem
surgawi adalahperempuan yang merdeka dan dialah ibu kita." Ibu
penganut-penganut agama Yahudi adalah Yerusalem yang duniawi, tetapi ibu kaum
beriman adalah Yerusalem surgawi. Yerusalem surgawi akhirnya akan menjadi
Yerusalem Baru dalam langit baru dan bumi baru (Why. 21:12), yang berhubungan
dengan perjanjian dari janji. Yerusalem surgawi adalah ibu kaum beriman
Perjanjian Baru, yang bukan hamba di bawah hukum Taurat, melainkan anak-anak di
bawah anugerah. Kita, kaum beriman Perjanjian Baru,semuanya dilahirkan dari
Yerusalem surgawi dan akan berada di Yerusalem Baru dalam langit baru dan bumi
baru.
Ayat 29 mengatakan, "Tetapi
sebagaimana dahulu, dia yang dilahirkan seperti biasanya, menganiaya yang di
lahirkan menurut Roh, demikian juga sekarang ini." Dua macam anak yang
dilahirkan oleh kedua perjanjian itu memiliki sifat yang berbeda. Anak yang
dilahirkan oleh perjanjian dari hukum Taurat dilahirkan menurut daging; anak
yang dilahirkan oleh perjanjian Allah dilahirkanmenurut Roh. Anak-anak yang
dilahirkan menurut dagingtidak berhak berbagian dalam berkat yang dijanjikan
Allah, tetapi anak-anak yang dilahirkan menurut Roh memiliki hak penuh.
Penganut agama Yahudi adalah anak-anak macam pertama; kaum beriman dalam
Kristus adalahanak-anak macam terakhir. Anak-anak janji (ayat 28) dilahirkan
menurut Roh, Roh hayat Allah, yang adalah berkat Allah yang dijanjikan kepada
Abraham (3:14).
Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 1, Berita 24
No comments:
Post a Comment