Hitstat

14 July 2012

Galatia - Minggu 13 Sabtu


Pembacaan Alkitab: Gal. 5:10-14


Dalam 5:13 Paulus berkata, “Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa (daging), melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih.” Surat Kiriman Paulus tidak seperti roti yang tidak dibalik (Hos. 7:8). Sebaliknya, ia seimbang, pertama-tama ia membahas satu aspek dari satu perkara, lalu aspek lainnya. Sewaktu Paulus menulis Kitab Galatia, ia membalik-balik roti itu. Ia bisa bersikap keras, lalu penuh kasih sayang; adakalanya mengecam, tetapi kemudian sangat lunak. Dalam masalah kemerdekaan kita nampak keseimbangan Paulus. Di satu aspek, Paulus mengatakan bahwa kita telah dipanggil untuk merdeka; di pihak lain, ia mengingatkan kita, jangan menggunakan kemerdekaan ini untuk kehidupan dalam dosa atau menjadi suatu kesempatan bagi daging. Sementara Paulus mendorong kaum beriman menikmati kemerdekaan mereka di dalam Kristus, ia juga prihatin kalau-kalau mereka telah menyalahgunakan atau melecehkan kemerdekaan tersebut. Jika kita terlalu mengumbar diri kita dalam kemerdekaan kita, kita akan menggunakannya sebagai kesempatan bagi daging. Kendatipun kita merdeka, kita tetap harus terbatas dalam menggunakan kemerdekaan kita itu. Kemerdekaan tanpa batas selalu mengakibatkan pelampiasan daging. Karena itu, kita perlu seimbang. Bebas tetapi perlu dibatasi. Kemerdekaan dengan batasan membawa kita mengasihi orang lain dan oleh kasih melayani mereka sebagai hamba.

Ketika Paulus menulis Kitab Galatia, dalam benaknya terkandung banyak pikiran. Ia menyadari bahwa kaum beriman Galatia yang telah diselewengkan mungkin kembali kepada kemerdekaan mereka dan kemudian mulai menyalahgunakannya. Mungkin mereka memiliki sikap: mumpung tidak lagi berada di bawah kuk apa pun, maka bolehlah melakukan apa saja sesuka mereka. Sikap semacam itu akan merusak kehidupan gereja. Karena itu, Paulus berpesan kepada orang-orang Galatia agar tidak menyalahgunakan kemerdekaan mereka. Memang benar mereka telah dipanggil untuk merdeka, tetapi mereka tidak seharusnya menggunakannya untuk mengumbar hawa nafsu. Di satu aspek, mereka telah bebas dari kuk perhambaan, dari hukum Taurat, tetapi di aspek lain, mereka harus tetap memperhatikan orang lain dan melayani mereka di dalam kasih. Ketika beberapa orang saleh mendengar berita tentang kemerdekaan ini, khususnya kaum beriman muda, mereka cenderung membuang setiap kekangan. Mereka mungkin bersikap bahwa mereka tidak perlu lagi mendengarkan perkataan penatua, sebab mereka sudah merdeka. Inilah artinya menggunakan kemerdekaan sebagai kesempatan untuk daging. Kita tidak seharusnya berbuat demikian, hendaklah kita terbatas dalam menggunakan kemerdekaan dan rela menjadi hamba untuk melayani orang lain. Seperti yang dikatakan Paulus dalam 5:14, “Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman ini, yaitu: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri!”

Dalam ayat-ayat yang telah kita bahas dalam berita ini, Paulus menasihati kita untuk memiliki hidup dan perilaku yang wajar dalam kehidupan gereja. Ia menunjukkan bahwa kita perlu seimbang dan tidak menjadi roti yang tidak dibalik. Dalam menyampaikan berita, kita harus membahas kedua sisi dari satu perkara. Kita harus memperhatikan diri kita sendiri, juga orang lain. Kita boleh menikmati kemerdekaan yang kita miliki, tetapi tetap terbatas di dalam kasih demi kebaikan orang lain, agar kehidupan gereja dapat maju ke depan dengan baik. Selain itu, kita harus belajar untuk tidak berangan-angan lain. Dengan demikian kita akan memiliki hidup dan perilaku yang wajar dalam kehidupan gereja.


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 26

No comments: