Hitstat

24 July 2012

Galatia - Minggu 15 Selasa


Pembacaan Alkitab: Gal. 6:7-10


Dalam 6:7-10 Paulus menyinggung masalah bagaimana menabur. Masalah menabur memang sangat misterius. Apakah yang kita tabur, dan untuk tujuan apakah kita menabur? Ada orang menganggap perkataan Paulus tentang menabur ini mengacu kepada apa yang ia katakan sebelumnya tentang menanggung beban orang lain dan membagikan keperluan hidup kepada orang-orang yang membutuhkan. Menurut pengertian ini, jika seseorang menyumbangkan keperluan sehari-hari kepada orang yang melayankan firman, berarti ia menabur dalam Roh itu. Saya setuju bahwa hal ini adalah satu penerapan yang tepat dari perkataan Paulus tentang penaburan. Tetapi, pengertian kita tentang penaburan tidak boleh terbatas pada masalah ini. Seperti yang akan kita tunjukkan, penaburan meliputi seluruh kehidupan kristiani kita.

Ayat 8 mengatakan, “Sebab siapa yang menabur dalam dagingnya, ia akan menuai kebinasaan dari dagingnya, tetapi siapa yang menabur dalam Roh, ia akan menuai hidup yang kekal dari Roh itu.” Menabur dalam daging berarti menabur mengarah kepada atau bagi daging. Menabur kepada dagingnya berarti menabur bagi dagingnya sendiri, dengan mempertimbangkan kehendak dan tujuan daging untuk memenuhi apa yang didambakan oleh daging. Menabur kepada Roh berarti menabur bagi Roh, dengan mempertimbangkan kehendak dan sasaran Roh, untuk menggenapkan apa yang menjadi kehendak Roh. Menabur untuk memenuhi tujuan daging menghasilkan kebinasaan, menabur untuk penggenapan tujuan Roh menghasilkan hayat, yaitu hayat kekal. Kebinasaan berasal dari daging, menunjukkan bahwa daging dapat binasa; hayat kekal berasal dari Roh itu dan adalah Roh itu sendiri.

Segala sesuatu yang kita lakukan adalah menabur, baik kepada daging maupun kepada Roh. Di mana saja kita berada dan apa yang kita lakukan, kita menabur benih. Anda menabur ketika bekerja juga ketika bersekolah. Para penatua menabur pada saat mereka mengasuh gereja, dan orang-orang yang meministrikan firman menabur ketika mereka melayani. Suami dan istri senantiasa menabur dalam kehidupan pernikahan mereka, dan para orang tua menabur dalam kehidupan rumah tanga. Apa saja yang dikatakan dan dilakukan orang tua kepada anak-anak mereka adalah satu benih yang ditaburkan ke dalam mereka. Hari demi hari kita semua menabur. Kehidupan kristiani adalah kehidupan menabur. Selain itu, tempat kita tinggal atau bekerja adalah ladang kita. Anda menabur bahkan dengan cara Anda berpakaian atau gaya Anda merias rambut. Pada hakekatnya, setiap perkara yang Anda lakukan adalah suatu perbuatan menabur. Sangat penting sekali kita memahami bahwa hidup dan perilaku orang Kristen seharusnya suatu hidup dan perilaku oleh Roh itu dan merupakan suatu kehidupan menabur dalam Roh itu.

Kita akan menuai apa yang kita tabur. Jika kita menabur dalam daging, kita akan menuai kebinasaan daging. Jika kita menabur dalam Roh, kita akan menuai hayat yang kekal dari Roh. Saya tahu kasus di mana para sekerja dan para penatua menuai kebinasaan sebab mereka menabur dalam daging. Lebih lama mereka tinggal di suatu tempat, lebih banyak kesulitan di tempat itu. Kesulitan itu adalah akibat dari menabur dalam daging. Pada akhirnya, setelah berminggu-minggu, berbulan-bulan, dan bertahuntahun menabur dalam daging, para sekerja dan para penatua tersebut harus meninggalkan tempat itu dan pergi ke tempat lain.


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 29

No comments: