Sejumlah penafsir Alkitab telah dibingungkan oleh fakta
bahwa ayat 26 segera menyusul ayat 25, di mana Paulus berbicara tentang hidup
oleh Roh. Ada beberapa yang lebih suka menempatkan ayat 26 pada pembukaan pasal
6. Dalam ayat 26 Paulus mengetengahkan perkara gila hormat, menantang, dan mendengki.
Alasan disebutnya perkara-perkara itu oleh Paulus ialah karena perkara-perkara itu dapat
menguji kita apakah kita hidup oleh Roh atau tidak. Hanya bila kita hidup oleh Roh,
barulah kita dapat mengalahkan sikap gila hormat, menantang, dan mendengki.
Dalam perumahan saudara atau saudari, mudah sekali terjadi gila hormat. Ada saudara
atau saudari tertentu boleh jadi mengira dirinya sudah seharusnya menjadi pemimpin.
Sikap yang demikian membangkitkan tantangan dan kedengkian. Misalkan seorang
saudari memberikan sebuah kesaksian yang limpah dan bebas dalam sidang,
kemudian mungkin ada seorang saudari lain memutuskan untuk memberikan kesaksian
yang lebih baik pada sidang berikutnya, ini berasal dari rasa dengki atau iri
hati.
Gila hormat, penantangan, dan kedengkian semua berasal dari daging.
Kita dapat memeriksa apakah kita hidup oleh Roh itu atau tidak dengan bertanya
apakah kita gila hormat, menantang, dan mendengki atau tidak. Ini adalah cara yang
riil untuk menguji perilaku sehari-hari kita. Dengan memberikan ujian ini, Paulus
memperlihatkan betapa riilnya dia dan betapa berpengalamannya dia. Paulus dan
kita menghadapi penyakit yang sama. Dari pengalamannya dia tahu, penyakit
apakah yang bisa membuat kita menderita dalam kehidupan rohani kita dewasa ini.
Dalam Roma 8:14 Paulus berkata, “Semua orang, yang dipimpin
Roh Allah, adalah anak Allah.” Pemikiran Paulus di sini agak berbeda dengan
pemikirannya dalam Galatia 3:26, di mana dia berkata, “Sebab
kamu semua adalah anak-anak Allah melalui iman di dalam Yesus Kristus.” Ya,
memang kita telah menjadi anak-anak Allah melalui iman, tetapi sekarang kita perlu
suatu tindakan yang menguji kebenaran kita sebagai anak-anak Allah. Dalam
tindakan semacam inilah kita dipimpin oleh Roh itu.
Paulus berulang-ulang menekankan bahwa kita bukan para pemelihara
hukum Taurat, atau hamba di bawah hukum Taurat, melainkan anak-anak Allah di
dalam Kristus. Allah harus melakukan banyak hal untuk membuat kita menjadi
anak-anak-Nya. Pertama-tama Ia harus mengutus Anak-Nya untuk menebus kita dari bawah
hukum Taurat, supaya kita dapat menerima keputraan (4:4-5). Allah pun harus
mengutus Roh Anak-Nya ke dalam hati kita supaya keputraan kita menjadi riil dan
praktis.
Hanya sekadar menyelamatkan banyak orang dosa dan membuat mereka
kudus, rohani, dan menang itu bukanlah kehendak Allah. Menurut perkenan-Nya
yang indah, tujuanNya ialah menghasilkan banyak anak. Pada akhirnya kita,
orang-orang yang ditebus dan dikuduskan, akan menjadi anak-anak Allah dalam kekekalan.
Semua orang yang berada di Yerusalem Baru akan disebut anak-anak Allah, bukan sekadar
menjadi umat Allah (Why. 21:7). Bahkan pada hari ini kita lebih daripada
sekadar umat Allah, kita adalah anak-anak Allah. Untuk menjadi anak-anak Allah secara
riil dan praktis, kita sangat perlu Roh itu.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 28
No comments:
Post a Comment