Hitstat

27 July 2012

Galatia - Minggu 15 Jumat


Pembacaan Alkitab: Gal. 6:14-15


Sunat adalah ketetapan hukum Taurat; ciptaan baru adalah karya agung hayat dengan sifat Allah. Sunat berasal dari huruf-huruf mati, ciptaan baru berasal dari Roh yang hidup. Karena itu, ciptaan baru itu yang berarti. Kitab ini membeberkan ketidakmampuan hukum Taurat dan sunat. Hukum Taurat tidak dapat memberikan hayat (3:21) untuk melahirkan kita kembali, dan sunat tidak dapat memberi kita tenaga (5:6) untuk memperhidupkan ciptaan baru. Tetapi Anak Allah, yang telah diwahyukan di dalam kita (1:16), dapat menghidupkan kita dan menjadikan kita ciptaan baru, dan Kristus, yang hidup di dalam kita (2:20) dapat memberi kita kekayaan hayat-Nya supaya kita dapat memperhidupkan ciptaan baru. Hukum Taurat telah digantikan oleh Kristus (2:19-20), dan sunat telah digenapkan oleh penyaliban Kristus (6:14). Sebab itu, bersunat maupun tidak bersunat tidak ada artinya, tetapi ciptaan baru, dengan Kristus sebagai hayatnya, baru berarti.

Ciptaan baru yang dibicarakan dalam 6:15 adalah ciptaan lama yang telah ditransformasi oleh hayat ilahi, yaitu oleh Allah Tritunggal yang telah melalui proses. Ciptaan lama bersifat usang karena tidak memiliki unsur Allah, ciptaan baru bersifat baru karena memiliki Allah sebagai unsurnya. Kita yang telah dilahirkan kembali oleh Roh Allah sekarang adalah ciptaan baru-Nya. Walaupun dalam daging kita masih ciptaan lama, namun kita mengalami realitas ciptaan baru ketika kita hidup oleh Roh (5:16, 25). Bahasan utama dalam kitab ini adalah: kita adalah ciptaan baru dan kita harus hidup berdasarkan ciptaan baru melalui bersatu secara organik dengan Allah Tritunggal. Bila kita hidup oleh daging, kita berada dalam ciptaan lama, bukan dalam ciptaan baru. Apa pun dalam kehidupan sehari-hari kita yang di dalam-Nya tanpa Allah, itulah ciptaan lama; tetapi apa yang di dalamnya ada Allah, itulah bagian dari ciptaan baru.

Allah menghendaki kita menjadi ciptaan baru. Ciptaan baru ini tersusun dari anak-anak. Sesungguhnya, keputraan yang korporat itulah ciptaan baru Allah. Orang-orang dalam ciptaan lama adalah anak-anak Adam dalam kejatuhan. Tetapi melalui penebusan Allah dan kelahiran kembali serta melalui penyaluran diri-Nya sendiri ke dalam kita, kita yang dulunya anak-anak Adam sekarang menjadi anakanak Allah. Di dalam keputraan ilahi inilah kita menjadi ciptaan baru.

Jika kita ingin berada di dalam ciptaan baru, haruslah kita masuk ke dalam kesatuan yang organik dengan Allah Tritunggal. Di luar kesatuan yang sedemikian kita akan tetap berada dalam ciptaan lama. Tetapi sekarang oleh kesatuan yang organik dengan Allah Tritunggal kita telah berada dalam ciptaan baru. Di sini, di dalam ciptaan baru, bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya dan tidak ada gunanya.

Jika kita ingin memperhidupkan ciptaan baru, kita perlu mengalami salib. Menurut 6:14-15, salib menanggulangi dunia agama. Sayangnya banyak orang Kristen menganggap dunia dalam 6:14 hanya sebagai dunia sekuler. Tetapi sebagaimana telah kita tunjukkan, konteksnya telah membuatnya jelas bahwa dunia dalam ayat ini terutama adalah dunia agama. Pengertian ini sesuai dengan konsepsi dasar seluruh Kitab Galatia. Kitab ini ditulis tidak untuk menanggulangi dunia sekuler, melainkan agama, yakni agama Yahudi. Dalam kitab ini Paulus menanggulangi para agamis, yaitu mereka yang memperhatikan hal-hal Allah, tetapi yang mengekspresikan perhatian mereka secara keliru. Bagi mereka, agama telah menjadi suatu dunia. Jadi, ada dunia sekuler dan dunia agama.


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 30

No comments: