Pembacaan
Alkitab: Gal. 6:14-15
Sunat adalah ketetapan hukum Taurat; ciptaan baru adalah karya
agung hayat dengan sifat Allah. Sunat berasal dari huruf-huruf mati, ciptaan
baru berasal dari Roh yang hidup. Karena itu, ciptaan baru itu yang berarti.
Kitab ini membeberkan ketidakmampuan hukum Taurat dan sunat. Hukum Taurat tidak
dapat memberikan hayat (3:21) untuk melahirkan kita kembali, dan sunat tidak
dapat memberi kita tenaga (5:6) untuk memperhidupkan ciptaan baru. Tetapi Anak Allah,
yang telah diwahyukan di dalam kita (1:16), dapat menghidupkan kita dan menjadikan
kita ciptaan baru, dan Kristus, yang hidup di dalam kita (2:20) dapat memberi
kita kekayaan hayat-Nya supaya kita dapat memperhidupkan ciptaan baru. Hukum
Taurat telah digantikan oleh Kristus (2:19-20), dan sunat telah digenapkan oleh
penyaliban Kristus (6:14). Sebab itu, bersunat maupun tidak bersunat tidak ada artinya,
tetapi ciptaan baru, dengan Kristus sebagai hayatnya, baru berarti.
Ciptaan baru yang dibicarakan dalam 6:15 adalah ciptaan lama yang
telah ditransformasi oleh hayat ilahi, yaitu oleh Allah Tritunggal yang telah
melalui proses. Ciptaan lama bersifat usang karena tidak memiliki unsur Allah,
ciptaan baru bersifat baru karena memiliki Allah sebagai unsurnya. Kita yang telah
dilahirkan kembali oleh Roh Allah sekarang adalah ciptaan baru-Nya. Walaupun dalam
daging kita masih ciptaan lama, namun kita mengalami realitas ciptaan baru
ketika kita hidup oleh Roh (5:16, 25). Bahasan utama dalam kitab ini adalah:
kita adalah ciptaan baru dan kita harus hidup berdasarkan ciptaan baru melalui
bersatu secara organik dengan Allah Tritunggal. Bila kita hidup
oleh daging, kita berada dalam ciptaan lama, bukan dalam ciptaan baru. Apa pun dalam
kehidupan sehari-hari kita yang di dalam-Nya tanpa Allah, itulah ciptaan lama;
tetapi apa yang di dalamnya ada Allah, itulah bagian dari ciptaan baru.
Allah menghendaki kita menjadi ciptaan baru. Ciptaan baru ini
tersusun dari anak-anak. Sesungguhnya, keputraan yang korporat itulah ciptaan
baru Allah. Orang-orang dalam ciptaan lama adalah anak-anak Adam dalam kejatuhan.
Tetapi melalui penebusan Allah dan kelahiran kembali serta melalui penyaluran
diri-Nya sendiri ke dalam kita, kita yang dulunya anak-anak Adam sekarang
menjadi anakanak Allah. Di dalam keputraan ilahi inilah kita menjadi ciptaan
baru.
Jika kita ingin berada di dalam ciptaan baru, haruslah kita
masuk ke dalam kesatuan yang organik dengan Allah Tritunggal. Di luar kesatuan
yang sedemikian kita akan tetap berada dalam ciptaan lama. Tetapi sekarang oleh
kesatuan yang organik dengan Allah Tritunggal kita telah berada dalam ciptaan
baru. Di sini, di dalam ciptaan baru, bersunat atau tidak bersunat tidak ada artinya
dan tidak ada gunanya.
Jika kita ingin memperhidupkan ciptaan baru, kita perlu
mengalami salib. Menurut 6:14-15, salib menanggulangi dunia agama.
Sayangnya banyak orang Kristen menganggap dunia dalam 6:14 hanya sebagai dunia
sekuler. Tetapi sebagaimana telah kita tunjukkan, konteksnya telah membuatnya
jelas bahwa dunia dalam ayat ini terutama adalah dunia agama. Pengertian ini
sesuai dengan konsepsi dasar seluruh Kitab Galatia. Kitab ini ditulis tidak
untuk menanggulangi dunia sekuler, melainkan agama, yakni agama Yahudi. Dalam
kitab ini Paulus menanggulangi para agamis, yaitu mereka yang memperhatikan
hal-hal Allah, tetapi yang mengekspresikan perhatian mereka secara keliru. Bagi
mereka, agama telah menjadi suatu dunia. Jadi, ada dunia sekuler dan dunia
agama.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 30
No comments:
Post a Comment