Dalam 3:2 Paulus mengajukan satu pertanyaan kepada
orang-orang Galatia, “Apakah kamu telah menerima Roh karena melakukan hukum
Taurat atau karena mendengarkan tentang iman?” (Tl.). Paulus berusaha
mengesankan kaum beriman yang telah diselewengkan itu dengan fakta bahwa mereka
telah menerima Roh itu, yang sekarang berbaur dengan roh mereka. Pada ayat
berikutnya ia bertanya lebih lanjut, “Kamu telah mulai dengan Roh, apakah
sekarang kamu mau mengakhirinya di dalam daging?” Mereka memulai kehidupan
kristiani mereka dengan Roh itu, namun mereka telah diselewengkan dari Roh itu
kepada hukum Taurat, sunat, dan peraturan-peraturan agama Yahudi. Setelah
membahas sekian banyak masalah penting dalam pasal 3 dan 4, sekarang dalam 5:16,
Paulus menyuruh mereka hidup oleh Roh. Orang-orang Galatia tidak perlu hidup oleh hukum Taurat, sunat, atau peraturan-peraturan; bagi
mereka cukuplah hidup oleh Roh. Jika mereka mau hidup oleh Roh, mereka pasti
tidak akan memenuhi hawa nafsu daging.
Dalam pasal 5 Paulus menunjukkan bahwa hanya ada satu pilihan
kita: hidup oleh Roh, atau hidup oleh daging. Kita telah nampak bahwa daging
adalah ekspresi sepenuhnya dari manusia tripartet yang telah jatuh, Roh itu adalah
realisasi akhir dari Allah Tritunggal yang telah melalui proses. Jadi, hidup
oleh Roh berarti hidup oleh Allah Tritunggal yang telah melalui proses. Karena
penebusan Kristus dan pekerjaan melahirkan kembali dari Roh itu, maka kita yang
telah menerima penyaluran Allah dapat hidup oleh Roh, bukan oleh daging. Ini berarti
kita tidak hidup oleh diri kita yang telah jatuh, tetapi hidup oleh Allah Tritunggal
yang telah melalui proses. Kita memiliki Allah Tritunggal yang telah melalui
proses sebagai Roh almuhit di dalam roh kita. Tidak dapat disangkal bahwa kita
memiliki realitas yang sedemikian ajaib ini melalui penebusan Kristus dan kelahiran
kembali Roh itu, serta penyaluran Allah. Sudah tentu, kita pun harus melawan
insan tripartet kita yang telah jatuh. Mengenai hidup dan perilaku kita, kita
ada kemungkinan hidup oleh insan yang telah jatuh atau oleh Persona ajaib dalam
roh kita.
Kita tidak seharusnya kembali kepada hukum Taurat. Jika kita
mencoba memelihara hukum Taurat, mencoba berbuat bajik untuk menyenangkan
Allah, kita akan berada di dalam daging, sebab hukum Taurat bertalian dengan
daging. Setiap kali kita ingin memenuhi tuntutan hukum Taurat, berarti kita menggunakan
daging kita. Ini berarti daging tidak saja
aktif pada saat kita berbuat jahat, ia juga aktif pada saat kita berusaha
melakukan hukum Taurat. Setiap kali kita mencoba berbuat bajik di dalam diri kita
sendiri, niscaya daging akan aktif. Janganlah mencoba memenuhi hukum Taurat,
melainkan hiduplah oleh Allah Tritunggal yang telah melalui proses, yang adalah
Roh pemberi-hayat almuhit yang berhuni di dalam roh kita. Paulus menulis Kitab Galatia
tidak hanya untuk menyelamatkan kaum beriman Galatia yang telah diselewengkan
kepada hukum Taurat di aspek negatifnya, tetapi juga untuk membuat mereka sadar
bahwa kaum beriman memiliki Roh pemberi-hayat yang almuhit di dalam roh mereka,
sehingga mereka dapat hidup, berjalan, dan berperilaku oleh Roh ini di pihak
positifnya. Adalah mungkin bagi kita untuk hidup dan berperilaku oleh Roh ini. Janganlah
percaya kepada kelemahan, kegagalan, atau kekurangan kita. Kita harus melupakan
semua perkara semacam itu dan nampak bahwa Allah Tritunggal yang telah melalui
proses sekarang ini ada di dalam kita; bukan hanya menjadi Penebus dan Penyelamat
kita, tetapi juga menjadi Roh yang almuhit itu.
Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 27
No comments:
Post a Comment