Hitstat

31 July 2012

Galatia - Minggu 16 Selasa


Pembacaan Alkitab: 2 Kor. 11:23-27; Flp. 3:10


Kata tanda-tanda dalam ayat 17 mengacu kepada tanda yang dicapkan pada seorang budak untuk menyatakan pemiliknya. Pada Paulus, hamba Kristus (Rm. 1:1), tanda itu adalah goresan lukanya yang diterima dalam pelayanannya yang setia kepada Tuannya (2 Kor. 11:23-27). Secara rohani, tanda itu melambangkan ciri kehidupan yang ditempuhnya, kehidupan seperti yang ditempuh oleh Tuhan Yesus di bumi. Kehidupan yang demikian terus-menerus disalibkan (Yoh. 12:24), melakukan kehendak Allah (Yoh. 6:38), tidak mencari kemuliaan pribadi, tetapi kemuliaan Allah (Yoh. 7:18), dan tunduk serta taat kepada Allah, bahkan sampai mati di kayu salib (Flp. 2:8). Paulus mengikuti pola teladan Tuhan Yesus, mempunyai tanda, yang menjadi ciri hayatNya. Dalam hal ini, ia mutlak berbeda dengan para penganut agama Yahudi.

Paulus telah beberapa kali terluka karena kesetiaannya dalam melayani Kristus. Dalam 2 Korintus 11:24-25 ia mengatakan pernah disesah lima kali “setiap kali empat puluh kurang satu pukulan,” pernah tiga kali didera, dan satu kali dilempari dengan batu. Karena itu, banyaklah bilur-bilur pada tubuhnya yang membuktikan ia telah bertahun-tahun melayani Kristus. Bekas-bekas luka itu boleh juga dianggap sebagai tanda-tanda Yesus.

Seperti telah kita tunjukkan, makna rohani dari ungkapan “tanda-tanda Yesus” ialah bahwa Paulus menempuh kehidupan yang tersalib. Tatkala Tuhan Yesus berada di bumi, Dialah yang memelopori menempuh kehidupan tersalib semacam itu. Ketika kita membaca keempat kitab Injil, kita nampak potret Orang yang dengan konstan menempuh kehidupan yang tersalib. Kehidupan semacam itu adalah suatu tanda. Jadi, tatkala Tuhan Yesus berada di bumi, Ia mengemban tanda semacam itu. Ia dianiaya, diolok-olok, dihina, dan ditolak. Akan tetapi, Ia tidak berkata apa-apa untuk membela diri-Nya. Malahan dengan menempuh kehidupan yang tersalib, Ia mengemban sebuah tanda yang memperlihatkan bahwa Ia adalah milik Allah Bapa. Paulus meneladani Tuhan Yesus, menempuh kehidupan semacam ini. Dalam Filipi 3:10 ia menyinggung tentang “persekutuan dalam penderitaan-Nya”. Selaku seorang yang hidup dalam persekutuan penderitaan Yesus, Paulus mengemban tanda-tanda Yesus sebagai tanda bahwa ia menempuh suatu kehidupan yang tersalib. Ketika Paulus memberi salam kepada orang-orang Galatia dengan perkataan damai sejahtera, ia teringat akan fakta bahwa tanda-tanda Yesuslah yang memelihara dia dalam damai sejahtera itu. Karena ia telah dianiaya, dihina, diolok-olok, ditolak, dan dihukum, ia dapat berkata dengan sebenarnya bahwa ia mengemban tanda-tanda Yesus.

Dalam Galatia 4:29 Paulus berkata, “Tetapi sebagaimana dahulu, dia yang dilahirkan menurut daging, menganiaya yang dilahirkan menurut Roh, demikian juga sekarang ini” (Tl.). Perkataan ini menunjukkan dengan jelas bahwa orang-orang yang menurut daging akan menganiaya orang-orang yang menurut Roh. Sebagaimana Tuhan Yesus dan Paulus dianiaya karena mereka menempuh kehidupan yang tersalib, maka hal yang sama akan terjadi pada kita bila kita, oleh rahmat dan anugerah Tuhan, mengikuti jejak mereka untuk menempuh kehidupan yang sedemikian. Tatkala kita dihina, ditolak, dihukum, diolok-olok, dan dicemooh, itu berarti kita mengemban tanda-tanda Yesus. Akan tetapi, karena kita mengemban tanda-tanda itu, kita menikmati damai sejahtera, dan kita tidak akan disusahkan oleh situasi atau keadaan apa pun.


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 31

No comments: