Hitstat

21 July 2012

Galatia - Minggu 14 Sabtu


Pembacaan Alkitab: Rm. 8:14; Gal. 5:24-26


Alkitab mengajarkan bahwa manusia tripartet ciptaan Allah jatuh dan merosot kian rendah hingga menjadi daging (Kej. 6:3). Semua manusia yang telah jatuh adalah orang-orang dosa di dalam daging. Dalam hal ini baik orang-orang yang etis dan bermoral dengan orang-orang yang jahat dan amoral sama saja. Sebelum kita diselamatkan, kita semua adalah orang-orang dosa di dalam daging. Puji Tuhan, Kristus datang dan menggenapkan penebusan melalui mati di atas salib, sehingga kita dapat memiliki hak keputraan! Melalui kematian dan kebangkitan, Kristus telah menjadi Roh pemberi-hayat yang almuhit, dan sebagai Roh yang demikian, Ia masuk ke dalam roh kita untuk melahirkan kita kembali dan meriilkan serta mempraktiskan keputraan kita tersebut. Roh itu telah masuk ke dalam roh kita untuk menjadikan kita anak-anak Allah. Sekarang, bila kita hidup oleh Roh itu, kita akan benar-benar dipimpin oleh Roh itu. Sesuai dengan perkataan Paulus dalam Roma 8:14, “Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.”

Ketika kita sekali lagi membahas Galatia 5:24-25, kita perlu memahami bahwa melalui penebusan Kristus dan kelahiran kembali Roh itu, kita sekarang memiliki kedudukan sebagai anak-anak Allah. Tetapi dalam realitasnya, dalam kehidupan kita sehari-hari, mungkin kita bukan anak-anak Allah. Bukannya hidup oleh Roh itu, kita malah hidup oleh daging. Bila kita hidup oleh daging, sesungguhnya, kita adalah anak-anak Adam. Hanya bila kita hidup oleh Roh itu barulah kita sungguh-sungguh adalah anak-anak Allah dalam realitas. Karena itu, entah kita adalah anakanak Allah atau anak-anak Adam dalam kehidupan seharihari tergantung pada jenis kehidupan dan perilaku kita. Dalam hayat, dalam hak, dan dalam posisi, tidak diragukan kita adalah anak-anak Allah, karena kita telah dilahirkan kembali oleh Roh itu. Tetapi dalam kehidupan dan perilaku sehari-hari kita yang riil, boleh jadi kita sama sekali berbeda dengan anak-anak Allah. Ini berarti dalam kehidupan dan perilaku kita adakalanya kita menjadi anak-anak Allah, atau anak-anak Adam. Sekali lagi, jika kita hidup oleh daging, kita adalah anak-anak Adam, namun jika kita hidup oleh Roh, kita adalah anak-anak Allah. Di sini masalah yang sangat penting dan menentukan berkenaan dengan daging. Karena itu, kita harus menanggulangi daging.

Salib Kristus memberi kita kedudukan, atau dasar untuk menanggulangi daging. Seluruh diri kita, yaitu manusia tripartet yang telah jatuh, telah disalibkan bersama Kristus di atas salib. Kini kita bukan hanya memiliki dasar ini secara obyektif, tetapi juga memiliki hayat ilahi dan Roh itu secara subyektif, yang memungkinkan kita untuk menggarapkan salib Kristus atas daging kita. Untuk hidup oleh Roh, haruslah kita menerapkan penyaliban Kristus itu ke atas daging kita. Karena itu Paulus berkata bahwa semua orang yang menjadi milik Kristus telah menyalibkan daging. Jika kita menerapkan salib ke atas daging oleh Roh yang berhuni, niscaya daging kita akan terpaku pada salib. Inilah artinya menyalibkan daging. Sekarang, karena daging berada di atas salib, hanya Roh itulah yang tetap tinggal. Sungguh penting sekali kita memahami bahwa dalam batin kita memiliki hayat ilahi dan Roh yang almuhit itu. Kini kita perlu melatih roh melalui hayat ilahi untuk menerapkan salib pada daging kita. Dengan berbuat demikian kita akan menerapkan apa yang telah dirampungkan Kristus dengan menyalibkan manusia lama kita bersama-Nya di atas salib. Penerapan ini harus dilakukan pada setiap aspek dari daging kita, entah yang kelihatannya jahat atau baik. Daging yang mengasihi maupun yang membenci, semuanya harus disalibkan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 28

No comments: