Pembacaan
Alkitab: Rm. 8:14; Gal. 5:24-26
Alkitab mengajarkan bahwa manusia tripartet ciptaan Allah jatuh
dan merosot kian rendah hingga menjadi daging (Kej. 6:3). Semua manusia yang telah
jatuh adalah orang-orang dosa di dalam daging. Dalam hal ini baik orang-orang
yang etis dan bermoral dengan orang-orang yang jahat dan amoral
sama saja. Sebelum kita diselamatkan, kita semua adalah orang-orang dosa di dalam
daging. Puji Tuhan, Kristus datang dan menggenapkan penebusan melalui mati di
atas salib, sehingga kita dapat memiliki hak keputraan! Melalui kematian dan kebangkitan,
Kristus telah menjadi Roh pemberi-hayat yang almuhit, dan sebagai Roh yang
demikian, Ia masuk ke dalam roh kita untuk melahirkan kita kembali dan meriilkan
serta mempraktiskan keputraan kita tersebut. Roh itu telah masuk ke dalam roh kita
untuk menjadikan kita anak-anak Allah. Sekarang, bila kita hidup oleh Roh itu, kita
akan benar-benar dipimpin oleh Roh itu. Sesuai dengan perkataan Paulus dalam Roma 8:14,
“Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.”
Ketika kita sekali lagi membahas Galatia 5:24-25, kita perlu
memahami bahwa melalui penebusan Kristus dan kelahiran kembali Roh itu, kita sekarang
memiliki kedudukan sebagai anak-anak Allah. Tetapi dalam realitasnya, dalam kehidupan
kita sehari-hari, mungkin kita bukan anak-anak Allah. Bukannya hidup
oleh Roh itu, kita malah hidup oleh daging. Bila kita hidup oleh daging, sesungguhnya,
kita adalah anak-anak Adam. Hanya bila kita hidup oleh Roh itu barulah kita sungguh-sungguh
adalah anak-anak Allah dalam realitas. Karena itu, entah kita adalah anakanak
Allah atau anak-anak Adam dalam kehidupan seharihari tergantung pada jenis kehidupan
dan perilaku kita. Dalam hayat, dalam hak, dan dalam posisi, tidak diragukan
kita adalah anak-anak Allah, karena kita telah dilahirkan kembali oleh Roh itu.
Tetapi dalam kehidupan dan perilaku sehari-hari kita yang riil, boleh jadi kita
sama sekali berbeda dengan anak-anak Allah. Ini berarti dalam kehidupan
dan perilaku kita adakalanya kita menjadi anak-anak Allah, atau anak-anak Adam.
Sekali lagi, jika kita hidup oleh daging, kita adalah anak-anak Adam, namun
jika kita hidup oleh Roh, kita adalah anak-anak Allah. Di sini masalah yang sangat
penting dan menentukan berkenaan dengan daging. Karena itu, kita harus
menanggulangi daging.
Salib Kristus memberi kita kedudukan, atau dasar untuk menanggulangi
daging. Seluruh diri kita, yaitu manusia tripartet yang telah jatuh, telah
disalibkan bersama Kristus di atas salib. Kini kita bukan hanya memiliki dasar
ini secara obyektif, tetapi juga memiliki hayat ilahi dan Roh itu secara
subyektif, yang memungkinkan kita untuk menggarapkan salib Kristus atas daging
kita. Untuk hidup oleh Roh, haruslah kita menerapkan penyaliban Kristus itu ke atas
daging kita. Karena itu Paulus berkata bahwa semua orang yang menjadi milik
Kristus telah menyalibkan daging. Jika kita menerapkan salib ke atas daging
oleh Roh yang berhuni, niscaya daging kita akan terpaku pada salib. Inilah
artinya menyalibkan daging. Sekarang, karena daging berada di atas salib, hanya
Roh itulah yang tetap tinggal. Sungguh penting sekali kita memahami bahwa dalam
batin kita memiliki hayat ilahi dan Roh yang almuhit itu. Kini kita perlu melatih
roh melalui hayat ilahi untuk menerapkan salib pada daging kita. Dengan berbuat
demikian kita akan menerapkan apa yang telah dirampungkan Kristus dengan
menyalibkan manusia lama kita bersama-Nya di atas salib. Penerapan ini harus dilakukan
pada setiap aspek dari daging kita, entah yang kelihatannya jahat atau baik. Daging
yang mengasihi maupun yang membenci, semuanya harus disalibkan.
Sumber:
Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 2, Berita 28
No comments:
Post a Comment