Pembacaan Alkitab: Gal. 4:21-31
Janji yang diberikan kepada Abraham
merupakan pengungkapan hasrat hati Allah. Ketika Allah membuat janji kepada
Abraham, Ia membuka hati-Nya dan mengungkap hasrat hati-Nya. Walaupun manusia
telah jatuh dan berada di bawah kutuk, tetapi hasrat hati Allah ialah
memberkati semua bangsa. Keinginan-Nya ialah memberikan diri-Nya sendiri
sebagai berkat kepada semua bangsa. Allah telah mengatakan kepada Abraham bahwa
di dalam dia semua bangsa akan diberkati (Kej.12:3). Janji ini diberikan karena
adanya latar belakang tertentu. Pada waktu janji itu diberikan, semua bangsa
berada di bawah kutuk. Sudah pasti Abraham memahami hal itu. Kemudian, Allah
yang mulia tiba-tiba menampakkan diri kepadanya dan berjanji bahwa di dalam dia
segala bangsa akan diberkati. Betapa hebatnya perkataan ini! Ketika Allah yang
mulia menampakkan diri kepada Abraham di Ur-Kasdim, Abraham sangat tertarik. Ia
juga sangat terpikat. Karena ia tertarik oleh Allah, maka Abraham dapat
mengikuti-Nya keluar dari Ur-kasdim. Kemudian, ketika Abraham menjelajahi tanah
Kanaan, Allah berjanji akan memberikan tanah itu kepada keturunannya. Karena
itu, dalam janji Allah kepada Abraham terkandung dua aspek utama, yakni aspek
semua bangsa akan diberkati,dan aspek permai. Di satu pihak, semua bangsa akan diberkati
melalui penebusan Kristus. Di pihak lain, Kristus, yang dilambangkan dengan
tanah permai itu adalah wujud Allah Tritunggal sebagai Roh pemberi-hayat
almuhit yang menjadi kenikmatan dan suplai yang limpah lengkap. Kedua yang
terkandung dalam janji Allah kepada Abraham ini adalah pengungkapan hasrat hati
Allah.
Dua ribu tahun setelah hasrat hati Allah
diungkapkankepada Abraham Kristus datang. Ketika Kristus datang, anugerah juga
datang. Anugerah adalah Allah Tritunggal yang telah melalui proses menjadi
kenikmatan kita. Anugerah yang sedemikian ini merupakan kegenapan janji
Allah,yaitu kegenapan hasrat hati Allah.
Sebelum kedatangan Kristus, Alkitab tidak
memberi tahu kita bahwa Allah bergembira atau berkenan. Namun,ketika Kristus
dibaptiskan, Bapa mendeklarasikan : "Inilah Anak-Ku yang terkasih,
kepada-Nyalah Aku berkenan" (Mat. 3:17). Ketika Tuhan berada di gunung perubahan
bersama tiga orang murid, Bapa juga mengucapkan perkataan serupa (Mat. 17:5).
Allah merasa gembira melihat penggenapan kehendak-Nya oleh anugerah, yang
sebenarnya adalah satu Persona hidup, Kristus, Anak Allah, perwujudan Allah
Tritunggal itu. Persona hidup ini adalahpenggenapan hasrat hati Allah. Benarlah
jika dikatakanbahwa penggenapan janji Allah adalah oleh anugerah juga oleh
Persona hidup Kristus, sebab Persona hidup ini adalah anugerah itu sendiri.
Hari ini kita sedang menikmati anugerah,
Persona hidup ini, yang sekarang adalah Roh Pemberi-hayat di batin kita. Jika
Kristus bukan Roh Pemberi-hayat yang berhuni di dalam kita, kita tidak dapat
menjadi satu dengan Dia, dan mustahil bagi-Nya untuk menggarapkan semua
kekayaan ke-Allahan ke dalam diri kita. Bagaimana Kristus dapat hidup di dalam
kita dan terbentuk di dalam kita kalau Ia hanya sebagai Persona obyektif yang
duduk di surgadi sebelah kanan Bapa, sebagai Persona yang terpisah dariBapa dan
Roh itu? Itu sama sekali mustahil! Kristus yang sedemikian pasti tidak dapat
diwahyukan ke dalam kita, hidup di dalam kita, atau terbentuk di dalam kita.
Jika semuanya itu ingin menjadi pengalaman kita, Kristus harus menjadi Roh
pemberi-hayat. Puji Tuhan, karena anugerah yang kita nikmati adalah Kristus, dan
Kristus adalah RohPemberi-hayat!
Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 1, Berita 24
No comments:
Post a Comment