Hitstat

07 July 2012

Galatia - Minggu 12 Sabtu


Pembacaan Alkitab: Gal. 4:21-31


Janji yang diberikan kepada Abraham merupakan pengungkapan hasrat hati Allah. Ketika Allah membuat janji kepada Abraham, Ia membuka hati-Nya dan mengungkap hasrat hati-Nya. Walaupun manusia telah jatuh dan berada di bawah kutuk, tetapi hasrat hati Allah ialah memberkati semua bangsa. Keinginan-Nya ialah memberikan diri-Nya sendiri sebagai berkat kepada semua bangsa. Allah telah mengatakan kepada Abraham bahwa di dalam dia semua bangsa akan diberkati (Kej.12:3). Janji ini diberikan karena adanya latar belakang tertentu. Pada waktu janji itu diberikan, semua bangsa berada di bawah kutuk. Sudah pasti Abraham memahami hal itu. Kemudian, Allah yang mulia tiba-tiba menampakkan diri kepadanya dan berjanji bahwa di dalam dia segala bangsa akan diberkati. Betapa hebatnya perkataan ini! Ketika Allah yang mulia menampakkan diri kepada Abraham di Ur-Kasdim, Abraham sangat tertarik. Ia juga sangat terpikat. Karena ia tertarik oleh Allah, maka Abraham dapat mengikuti-Nya keluar dari Ur-kasdim. Kemudian, ketika Abraham menjelajahi tanah Kanaan, Allah berjanji akan memberikan tanah itu kepada keturunannya. Karena itu, dalam janji Allah kepada Abraham terkandung dua aspek utama, yakni aspek semua bangsa akan diberkati,dan aspek permai. Di satu pihak, semua bangsa akan diberkati melalui penebusan Kristus. Di pihak lain, Kristus, yang dilambangkan dengan tanah permai itu adalah wujud Allah Tritunggal sebagai Roh pemberi-hayat almuhit yang menjadi kenikmatan dan suplai yang limpah lengkap. Kedua yang terkandung dalam janji Allah kepada Abraham ini adalah pengungkapan hasrat hati Allah.

Dua ribu tahun setelah hasrat hati Allah diungkapkankepada Abraham Kristus datang. Ketika Kristus datang, anugerah juga datang. Anugerah adalah Allah Tritunggal yang telah melalui proses menjadi kenikmatan kita. Anugerah yang sedemikian ini merupakan kegenapan janji Allah,yaitu kegenapan hasrat hati Allah.

Sebelum kedatangan Kristus, Alkitab tidak memberi tahu kita bahwa Allah bergembira atau berkenan. Namun,ketika Kristus dibaptiskan, Bapa mendeklarasikan : "Inilah Anak-Ku yang terkasih, kepada-Nyalah Aku berkenan" (Mat. 3:17). Ketika Tuhan berada di gunung perubahan bersama tiga orang murid, Bapa juga mengucapkan perkataan serupa (Mat. 17:5). Allah merasa gembira melihat penggenapan kehendak-Nya oleh anugerah, yang sebenarnya adalah satu Persona hidup, Kristus, Anak Allah, perwujudan Allah Tritunggal itu. Persona hidup ini adalahpenggenapan hasrat hati Allah. Benarlah jika dikatakanbahwa penggenapan janji Allah adalah oleh anugerah juga oleh Persona hidup Kristus, sebab Persona hidup ini adalah anugerah itu sendiri.

Hari ini kita sedang menikmati anugerah, Persona hidup ini, yang sekarang adalah Roh Pemberi-hayat di batin kita. Jika Kristus bukan Roh Pemberi-hayat yang berhuni di dalam kita, kita tidak dapat menjadi satu dengan Dia, dan mustahil bagi-Nya untuk menggarapkan semua kekayaan ke-Allahan ke dalam diri kita. Bagaimana Kristus dapat hidup di dalam kita dan terbentuk di dalam kita kalau Ia hanya sebagai Persona obyektif yang duduk di surgadi sebelah kanan Bapa, sebagai Persona yang terpisah dariBapa dan Roh itu? Itu sama sekali mustahil! Kristus yang sedemikian pasti tidak dapat diwahyukan ke dalam kita, hidup di dalam kita, atau terbentuk di dalam kita. Jika semuanya itu ingin menjadi pengalaman kita, Kristus harus menjadi Roh pemberi-hayat. Puji Tuhan, karena anugerah yang kita nikmati adalah Kristus, dan Kristus adalah RohPemberi-hayat!


Sumber: Pelajaran-Hayat Galatia, Buku 1, Berita 24

No comments: