Hitstat

12 October 2018

Markus - Minggu 18 Jumat


Pembacaan Alkitab: Mrk. 11:1-26
Doa baca: “Pagi-pagi ketika Yesus dan muridmurid-Nya lewat, mereka melihat pohon ara tadi sudah kering sampai ke akar-akarnya.” (Mrk. 11:20)


Tuhan Menanggulangi Orang Israel dan Penentang-Nya


Pengutukan pohon ara menunjukkan bahwa Allah telah menentukan untuk meninggalkan bangsa Israel dan beralih ke sekelompok umat lain yaitu gereja. Gereja tersusun dari orang-orang yang dibawa masuk ke dalam kematian dan kebangkitan Kristus untuk berbagian dalam kenikmatan penuh akan Kristus. Orang-orang ini mencakup orang Yahudi maupun orang bukan Yahudi.

Markus 11:12 mengatakan bahwa Tuhan lapar. Dia lapar akan buah dari bani Israel agar Allah dapat dipuaskan. Kita telah nampak bahwa pohon ara ini adalah lambang bangsa Israel (Yer. 24:2, 5, 8). Pohon yang penuh dengan daun, tetapi tidak berbuah melambangkan bahwa pada waktu itu bangsa Israel penuh dengan penampilan luaran, tetapi tidak memiliki sesuatu yang dapat memuaskan Allah. Setelah mengutuk pohon ara, Tuhan masuk ke dalam bait dan mulai mengusir mereka yang berjual beli di sana, membalikkan meja-meja penukar uang dan kursi-kursi pedagang merpati (Mrk. 11:15). Ini adalah penanggulanganNya terhadap bangsa Israel yang bobrok dan memberontak. Israel sebagai pohon ara yang ditanam Allah tidak berbuah bagi-Nya; Bait sebagai pusat hubungannya dengan Allah, justru penuh dengan kebobrokan. Karena itu, HambaPenyelamat mengutuk pohon ara yang tidak berbuah dan menyucikan Bait yang tercemar.

Dalam menanggulangi para penentang, martabat keinsanian Tuhan diungkapkan dalam kesejatian keinsanian-Nya. Ketika diperiksa oleh mereka, martabat-Nya diekspresikan dalam kesejatian-Nya. Dan pada saat yang sama, hikmat dan kuasa ilahi-Nya diekspresikan dalam kelakuan dan kesempurnaan insani-Nya. Hasilnya, mereka yang datang ingin mencari-cari kesalahan-Nya terpaksa menjadi orang-orang yang membuktikan kualitas-Nya.


Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 2, Berita 35

No comments: