Hitstat

18 October 2018

Markus - Minggu 19 Kamis


Pembacaan Alkitab: Mrk. 12:18-44
Doa baca: “Jawab Yesus kepada mereka, ‘Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah.’” (Mrk. 12:24)


Mengerti Kitab Suci dan Mengetahui Kuasa Allah


Dalam Markus 12:18-27 orang-orang Saduki, suatu sekte di antara orang Yahudi (Kis. 5:17), datang kepada Tuhan Yesus. Mereka tidak percaya kepada kebangkitan, maupun kepada malaikat atau roh (Kis.23:8). Tuhan Yesus mengingatkan muridmurid-Nya untuk berhati-hati terhadap ajaran mereka (Mat.16:6, 12). Orang Saduki berpikir bahwa mereka dapat mengalahkan Tuhan Yesus mengenai masalah kebangkitan. Tuhan Yesus berkata kepada mereka, “Kamu sesat, justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah” (Mrk. 12:24). Mengerti Kitab Suci adalah satu hal, mengetahui kuasa Allah adalah hal yang lain. Kita perlu keduanya. Di sini “Kitab Suci” mengacu kepada ayat-ayat dari Perjanjian Lama mengenai kebangkitan, dan “kuasa Allah” mengacu kepada kuasa kebangkitan.

Dia kemudian melanjutkan perkataan-Nya, “Juga tentang bangkitnya orang-orang mati, tidakkah kamu baca dalam kitab Musa, dalam cerita tentang semak duri, bagaimana Allah berfirman kepadanya: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub? Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar sesat!” (ayat 26-27). Karena Allah adalah Allah orang hidup, maka Abraham, Ishak, dan Yakub yang telah mati akan dibangkitkan. Ini adalah cara Tuhan menjelaskan Kitab Sucitidak hanya berdasarkan huruf, tetapi berdasarkan hayat dan kuasa yang tersirat di dalam huruf-huruf itu.

Dalam perkataan-Nya kepada orang-orang Saduki dalam ayat 26, Tuhan Yesus sesungguhnya menunjuk kepada diri-Nya sendiri, karena Dia, sebagai malaikat Tuhan, adalah Yang berbicara kepada Musa. Selain itu, Tuhan adalah Allah Abraham, Ishak, dan Yakub. Jika mereka tidak dibangkitkan, bagaimana Allah dapat dipanggil Allah mereka? Dia tidak akan pernah dikenal sebagai Allah orang matiDia adalah Allah orang hidup. Karena itu, gelar ini menunjukkan kebangkitan.


Sumber: Pelajaran-Hayat Markus, Buku 2, Berita 37

No comments: