Pembacaan Alkitab: Mrk. 12:18-44
Doa baca:
“Jawab Yesus kepada mereka, ‘Kamu sesat,
justru karena kamu tidak mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah.’” (Mrk. 12:24)
Mengerti
Kitab Suci dan Mengetahui Kuasa Allah
Dalam Markus 12:18-27 orang-orang Saduki, suatu sekte
di antara orang Yahudi (Kis. 5:17), datang kepada Tuhan Yesus. Mereka tidak
percaya kepada kebangkitan, maupun kepada malaikat atau roh (Kis.23:8). Tuhan
Yesus mengingatkan muridmurid-Nya untuk berhati-hati terhadap ajaran mereka
(Mat.16:6, 12). Orang Saduki berpikir bahwa mereka dapat mengalahkan Tuhan
Yesus mengenai masalah kebangkitan. Tuhan Yesus berkata kepada mereka, “Kamu sesat, justru karena kamu tidak
mengerti Kitab Suci maupun kuasa Allah” (Mrk. 12:24). Mengerti Kitab Suci
adalah satu hal, mengetahui kuasa Allah adalah hal yang lain. Kita perlu
keduanya. Di sini “Kitab Suci” mengacu kepada ayat-ayat dari Perjanjian Lama
mengenai kebangkitan, dan “kuasa Allah” mengacu kepada kuasa kebangkitan.
Dia kemudian melanjutkan perkataan-Nya, “Juga tentang bangkitnya orang-orang mati,
tidakkah kamu baca dalam kitab Musa, dalam cerita tentang semak duri, bagaimana
Allah berfirman kepadanya: Akulah Allah Abraham, Allah Ishak, dan Allah Yakub?
Ia bukanlah Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup. Kamu benar-benar
sesat!” (ayat 26-27). Karena Allah adalah Allah orang hidup, maka Abraham,
Ishak, dan Yakub yang telah mati akan dibangkitkan. Ini adalah cara Tuhan
menjelaskan Kitab Suci—tidak hanya
berdasarkan huruf, tetapi berdasarkan hayat dan kuasa yang tersirat di dalam
huruf-huruf itu.
Dalam perkataan-Nya kepada orang-orang Saduki dalam
ayat 26, Tuhan Yesus sesungguhnya menunjuk kepada diri-Nya sendiri, karena Dia,
sebagai malaikat Tuhan, adalah Yang berbicara kepada Musa. Selain itu, Tuhan
adalah Allah Abraham, Ishak, dan Yakub. Jika mereka tidak dibangkitkan,
bagaimana Allah dapat dipanggil Allah mereka? Dia tidak akan pernah dikenal
sebagai Allah orang mati—Dia adalah Allah
orang hidup. Karena itu, gelar ini menunjukkan kebangkitan.
Sumber: Pelajaran-Hayat
Markus, Buku 2,
Berita 37
No comments:
Post a Comment